14 | ch_j ?

163 25 10
                                    

Until the Cherry Blossoms Bloom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Until the Cherry Blossoms Bloom

~ Chapter 14 : ch_j ? ~

Selamat Membaca

***

Diam. Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut pemuda bernama Cha Junho pasca Yohan mengatakan kalimat yang terdengar sedikit menyakitkan.

Gadis Kim itupun tidak lagi bicara, matanya fokus memandang lurus kedepan. Berusaha kuat melawan hatinya agar tidak menoleh pada seorang Cha Junho.

Orang yang membuatnya berfikir keras, apakah arti dari kata 'benci' ?

Yohan takut. Takut jika apa yang dilakukan Junho hanya bagian dari dusta pemuda itu untuk menyakitinya.

Entah darimana pikiran itu datang, yang pasti Yohan merasa lebih baik dirinya benar-benar dibenci, daripada di perlakukan layaknya teman, namun di belakang di ceritakan layaknya penjahat.

"Lho ? kok diam-diam saja ? tadi kayaknya bibi dengar kalian sedang berbincang."

Yohan dan Junho sontak menoleh pada ibu Yohan. Pemuda Cha itu tersenyum kecil, sedangkan Yohan menundukan kepala.

"Ini kamu makan dulu ya, Junho. Bibi kembali ke dapur dulu, selamat menikmati."

"Terimakasih, bi," jawab Junho. Wanita dewasa itupun undur diri dan kembali ke dapur.

Setelah ibu Yohan pergi, senyum diwajah Junho menghilang seketika. Pemuda itu melirik ke arah gadis yang terus menunduk, lalu menghela nafas.

Suara khas layaknya seseorang tengah makan, menjadi lagu yang melantun lembut di sekitar kedai tersebut. Mungkin karena suasana saat itu terlalu hening, sehingga suara kecil pun dapat terdengar keras.

Suara denting sumpit beradu dengan mangkuk terdengar, menandakan Junho telah menghabiskan makanan yang tersaji.

Melihat itu, Yohan segera bangkit berdiri lalu berjalan ke meja Junho. Matanya fokus ke arah mangkuk, tanpa berani melihat ke arah pemuda itu.

Ketika telapak tangan Yohan menyentuh mangkuk itu, tangan Junho mencengkramnya tiba-tiba. Hal itu sontak membuat Yohan menatap Junho dan begitupun sebaliknya.

Keduanya saling bertatapan, dimana si gadis menatap dengan sorot mata sendu, sedangkan si pemuda menatap dengan datar, seperti ada kemarahan dibalik tatapan datar itu.

"J-junho, bisa kamu lepas ?" pinta Yohan.

"Apa menurutmu aku harus benar-benar menjauhimu ?"

Pertanyaan itu tepat menusuk hati Yohan. Dia tidak tahu harus menjawab iya atau tidak.

"Junho, aku mohon ... eomma-ku ada disini. Lain kali saja kita bicarakan ini.."

"Jawab, Kim Yohan. Aku tidak butuh kata 'nanti'," tegas Junho, namun tidak begitu keras sampai membuat ibu Yohan tahu.

Until the Cherry Blossoms BloomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang