25 | Sorry...

165 26 32
                                    

Until the Cherry Blossoms Bloom

Chapter 25 : Sorry...

Selamat Membaca

***

Suara detak jarum jam di ruang tamu kediaman Han ini, menambah suasana mencekam yang tengah berlangsung.

Di salah satu sofa, Dongpyo duduk dengan kepala yang terus menunduk. Pemuda itu takut untuk mendongakan kepalanya, dirinya takut untuk bertatapan dengan wajah sang kakak yang tengah marah saat ini.

"Apa benar yang dikatakan Dohyon, Han Dongpyo ?"

Dongpyo kembali meneguk ludahnya untuk yang kesekian. Dirinya masih belum berani bicara, karena takut jika dirinya mengeluarkan satu kata saja, Seungwoo akan semakin marah besar.

"Sekali lagi ... apa yang dikatakan Dohyon itu benar ?" tanya Seungwoo lagi. Matanya memandang ke arah dinding kaca yang mengarah pada halaman belakang.

Alat pemanggang yang mereka pakai masih tergeletak di tanah. Seungwoo tidak memiliki niat sedikitpun untuk merapihkan alat itu.

Karena detik ini, ada seseorang yang harus dia 'rapihkan'. Baik secara sikap maupun pikiran.

"Dongpyo-ya..." geram Seungwoo karena adiknya masih tidak mau bicara.

"Woo, kamu jangan keras begitu. Dongpyo jadi takut," ucap Wooseok, menengahi kakak beradik itu.

Ya, Wooseok masih tinggal disana dan kini duduk di dekat tangga. Kenapa Wooseok ada disana ? jawabannya karena Seungwoo yang meminta Wooseok untuk sedikit menjauh.

Alasannya takut jika Seungwoo kelepasan, Wooseok akan menjadi korban.

"Aku ... aku enggak bermaksud melukai kak Yohan..." lirih Dongpyo. "Aku enggak sengaja menendang kaki mesin pemanggangnya ... aku enggak sengaja kak."

Seungwoo mengusap wajahnya, lalu menghela nafas kasar.

"Kamu enggak mungkin sebodoh itu Dongpyo ! enggak ada orang tolol yang memasukan kakinya ke bawah mesin pemanggang !"

"Seungwoo !" tegur Wooseok. Menurutnya Seungwoo sudah keterlaluan, tidak baik bicara sekasar itu pada Dongpyo yang notabanenya adalah adik kandung Seungwoo.

"Kakak tanya, kamu sebenarnya kenapa ? kenapa kamu sampai berbuat itu pada Yohan ?! dia salah apa sama kamu ?!"

"Itu semua karena kakak lebih pentingin kak Yohan dibanding aku !" Donpyo berteriak, menyuarakan apa yang telah lama dia pendam.

Air mata yang sedari tadi ditahannya pun sudah berhasil lolos.

"Bukan cuma aku, tapi kak Wooseok juga. Aku mau tumpahin minyak itu biar kakak marah sama kak Yohan ! biar kakak bisa jauh dari kak Yohan yang hanya bisa tersenyum memuakkan !"

Plak

Satu tamparan lolos, mengenai pipi Dongpyo sampai meninggalkan jejak merah disana. Wooseok terkejut melihat apa yang dilakukan Dongpyo, hingga akhirnya gadis itu berlari mendekati kakak beradik itu.

"Seungwoo sadar ! kamu nyakitin adik kamu sendiri," ucap Wooseok sesampainya di dekat Dongpyo. Di rangkulnya bahu pemuda itu, lalu mengusap punggungnya agar dapat tenang.

"Ini ... ini kenapa aku enggak suka sama kak Yohan. Kak Seungwoo itu selalu mengutamakan Yohan dibanding saudara dan sahabat yang selalu menemani kakak !" ucap Dongpyo lagi.

Seungwoo terdiam, begitu juga dengan Wooseok. Gadis itu menatap tak percaya dengan apa yang diucapkan Dongpyo.

"Apa-apa Yohan, apa-apa Yohan, aku muak kak ! 10 tahun dia tinggalin kita seenaknya tapi kakak masih lebih milih dia dibanding aku dan kak Wooseok ?! kakak enggak tahu gimana perasaan kami ! terutama perasaan kak Wooseok yang selalu ada buat kakak !"

Until the Cherry Blossoms BloomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang