26 | Winter ballad

152 26 34
                                    

Until the Cherry Blossoms Bloom

Chapter 26 : Winter Ballad

Selamat Membaca

***

Satu, dua, tiga, sampai puluhan butir salju turun di sepanjang jalan kota Seoul. Dinginnya salju itu, sejatinya membuat orang yang tersentuh si putih itu merasa dingin dan pergi mencari kehangatan.

Namun, rasanya sekedar untuk memikirkan dinginnya si putih itu saja tidak sempat untuk seorang gadis bersurai merah hitam yang masih memakai seragam SMA dibalik jaketnya.

Siaran televisi yang meramalkan cuaca hari ini akan lebih dingin, tak diindahkan gadis itu. Dirinya tetap berdiri diluar, di dekat bangku jalan.

Helaan nafas dihembusnya, mengantarkan uap putih.

"Apa yang kamu lakukan disini ?"

Suara yang menyapa gendang telinganya, membuat gadis itu mendongak lalu tersenyum tipis.

"Junho.." lirihnya.

"Aku tanya kamu sedang apa disini ?" tanya suara itu lagi.

Eunsang, gadis bersurai hitam itu, bangkit berdiri lalu menghampiri pujaannya sejak lama.

Langkahnya perlahan melambat, seiring dengan tubuhnya yang masih berbalut seragam SMA beringsut jatuh.

Laki-laki yang dipanggilnya sebagai Junho, menangkap tubuh Eunsang kemudian menatapnya khawatir.

"Eunsang ! kamu enggak apa-apa ?" tanya Junho, seraya mengusap telapak tangannya pada pipi gadis itu.

Panas.

Tangannya kini beralih pada dahi Eunsang dan lagi-lagi panas dirasanya.

"Junho ... selamat natal.." lirih Eunsang, sembari mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya dengan tangan gemetar.

"Kamu kesini cuma mau kasih hadiah ? gila kamu Eunsang, sekarang ikut aku !" ucap Junho kesal karena lagi-lagi sahabatnya ini bertingkah bodoh.

Digendongnya Eunsang di punggungnya, lalu perlahan bangkit berdiri. Tangan Eunsang yang bergelayut di sekitar leher laki-laki itu, masih memegang kotak kado.

Tak perlu membutuhkan waktu lama sampai Junho tiba di rumahnya. Di bukanya pagar besi itu lalu berjalan masuk dengan masih menggendong tubuh Eunsang.

Setibanya Junho di dalam rumah, laki-laki yang masih duduk di bangku SMA itu meletakan tubuh Eunsang pada sofa yang menghadap langsung dengan perapian.

Dengan telaten, Junho meletakan handuk yang sebelumnya sudah ia basahi dengan air hangat, ke atas kening Eunsang.

"Ini, minum obatnya," ucapnya lagi.

Eunsang mengangguk pelan lalu membuka mulutnya ketika Junho menyodorkan obat penurun demam.

Setelah diminumnya obat tersebut, Eunsang terbatuk-batuk sebentar hingga kemudian kembali menyandarkan tubuhnya pada sofa dengan wajah lemas.

"Jawab dengan jujur, apa yang kamu lakukan di dekat rumahku ?" tanya Junho setelah dirinya duduk di salah satu kursi.

Eunsang tersenyum tipis, "Aku mau memberi ini hehehe. Selamat natal..."

Helaan nafas keluar dari mulut pemuda itu. Junho menatap datar pada kotak kado yang masih berada di tangan Eunsang.

"Eunsang-ah, aku sudah bilang berapa kali aku benci dengan hadiah-hadiah seperti itu. Untuk kamu memberiku hadiah natal ? aku saja tidak ada niatan sama sekali untuk memberi hadiah bahkan pada keluargaku sendiri," tegas Junho.

Until the Cherry Blossoms BloomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang