19 | My dark past, my fault and my regret

127 27 8
                                    

Until the Cherry Blossoms Bloom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Until the Cherry Blossoms Bloom

~ Chapter 19 : My dark past, my fault, my regret. ~


Selamat Membaca


***

Minggu awal di bulan september, Korea telah memasuki musim gugur. Cuaca serta euphoria musim panas, kini telah berganti dengan angin musim gugur yang terasa dingin, juga kering.

Banyak yang memaknai musim ini dengan berbagai pendapat. Ada yang berkata musim gugur itu musim untuk saling berbagi kasih dan sayang, juga menikmati cinta yang telah di terima setiap insan di dunia ini.

Namun ada juga yang menggambarkan musim gugur sebagai musim kesakitan. Makna daun yang mengering, lalu berjatuhan, menggambarkan sebuah kasih yang tidak lagi dapat bertahan.

Baik kasih untuk keluarga, teman, bahkan pasangan.

Salah satu 'penganut' paham tersebut ialah Song Hyeongjun. Baginya musim gugur tidaklah lebih dari hari-hari menyakitkan yang harus diingatnya.

Tepat 4 tahun yang lalu, di musim ini, semuanya terjadi. Kasih sayang, cinta, teman, sahabat, semuanya bagai bom waktu yang meledak bersamaan di musim ini.

Di musim ini juga dia kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Mungkin orang akan mengatakan sesuatu itu adalah 'gila' atau 'kecerobohan'.

Namun sesuatu itu yang membuat Hyeongjun terus bertahan. Tapi sayang, lagi-lagi takdir membuatnya kehilangan sesuatu yang berharga. Setelah sebelumnya dia telah kehilangan seorang sahabat yang tidak ada kabarnya lagi.

Gadis Song itu memanjatkan doanya sejenak, lalu mengusap batunisa kecil yang sudah cantik dengan bunga-bunga yang dibawa Hyeongjun.

Pemilik surai yang telah di pangkasnya menjadi sebahu, segera bangkit berdiri, kemudian berjalan pergi meninggalkan pemakaman.

Ya, Hyeongjun sedang berada di dalam pemakaman dan kali ini dirinya hendak pulang.

Ketika dirinya telah berada di luar tugu pemakaman, Hyeongjun menimang sejenak untuk menghubungi supirnya atau tidak.

Sebelum masuk ke dalam pemakaman ini, Hyeongjun telah meminta kepada supirnya untuk pulang karena waktunya sedikit lama disini. Alhasil pria itu menurut dan meminta Hyeongjun menghubunginya lagi jika ingin pulang.

Namun, sekarang gadis itu jadi ragu apakah harus menghubungi atau tidak. Setelah berkutat cukup lama dengan pikirannya, Hyeongjun memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Hitung-hitung refreshing di musim gugur ini.

Saat dirinya tengah berjalan di tepi jalan, daun maple yang mengering, jatuh dan tepat mengenai wajahnya.

Until the Cherry Blossoms BloomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang