Setelah menyelesaikan urusan tentang perlombaan nanti, apip tidak langsung kembali ke kelas. Dia mampir sebentar ke koperasi. Untuk membeli pulpen. Sebenarnya dia sudah cape harus mengikhlaskan pulpennya itu untuk kedua temannya. Terutama oto. Dia sekolah aja hanya membawa buku. Pulpen? Hasil nyopet dan membujuk apip untuk memberikan pulpen kepada dirinya. Ketika ia sedang memilik pulpen. Mata apip melihat pulpen berwarna ungu. Berbentuk terong. Seketika ia teringat akan seseorang.
"Bang bang mau yang ini."
"Buat pacarnya ya tong." Tanya penjaga koperasi
"Buat bini saya bang." Jawab apip nyengir
"Anak zaman sekarang sebutannya aneh." Abang koperasi geleng geleng tak percaya.
"Abang kaya ga pernah muda aja. Nih bang kembaliannya ambil aja." Apip melenggang pergi
"Ni bocah kecil kecil duitnya banyak amat." Ucap abang koperasi tak percaya. Pasalnya apip membayar dengan uang seratus ribu.
***
Kelas kembali ramai mungkin sekarang sedang ada jamkos. Momen paling di tunggu dan yang pastinya tidak boleh di lewatkan
"Eh pip dari mana aja lo? Gue cari in juga."
"Kenapa lo? "
"Gue pinjam uang lo dong pip. Biasalah ada yang mau gue beli."
"Udah tau gue. Nihhh " apip memberi uang tiga ratus ribuan kepada oto. Yaa apip juga tau alasan oto meminjam uang itu, bahkan apip tidak mempermasalahkan walaupun oto tidak membayarnya. Karna baginya sahabat adalah orang yang slalu membuatnya mempunyai kesenangan tersendiri.
"Kurang gak? " Tanya apip kepada oto
"Cukup pip Thanks brooo, Gue slalu ngerepotin lo dan gue gatau harus ngebalas kebaikan lo kaya gimana lagi. "
"Lo butuh. Dan gue akan slalu ngebantu lo, tenang aja." jelas apip
"Skali lagi thanks pip. Tar gue ganti ko."
"Sans broo." Ucap apip santai
Apip pun mulai berjalan ke bangku yang sangat ia kenali.
"Deva dimana?" Tanya apip kepada milka
Sorot mata milka tertuju pada kantong plastik trasparant yang menunjukkan isi benda yang sudah tidak asing lagi untuk milka lihat
"Helloooooo." Apip melambaikan tangannya tepat di muka milka. Sambil menyipitkan matanya untuk mengalihkan pandangan milka. Apip sendiri sudah tahu arah mata milka sedari tadi
"Eh iyaa. Apahan si lo kampretttt." Milka tersadar
"Dimana?
Hatimu. Batin milka
"Jangan di hati gue. Hati gue udah ada yang ngisi." Ucap apip sambil tersenyum manis dan mengangkat alisnya
"Kepedean lo jadi cowo." Milka mengelak. Dan entah tau dari mana apip bisa tau isi hatinya barusan.
"Oh iya gue mau bilang gue tuh ya orangnya gasuka cowo kepedean kaya lo. Lo itu udah so kega___"
Tatapan mata milka tertuju pada apip yang melenggang pergi, untuk menemui seseorang yang sudah tidak asing lagi bagi milka.
"Devaaaaaaa bantet." Teriak apip saat tau deva sudah ada di kelasnya
"Bisa ga sih lo jangan panggil gue kaya gitu. Inget pip gue gak bantet." Titah deva yang sekarang sudah berada di kelas
"Bantet bantet juga bang apip sayangggg." Teriak oto nyaring
"Peduli lagi. " Sambung amar
Apip tidak memedulikan omongan kedua temannya itu
"Jangan melembung gitu pipinya. Jadi gemes." Apip seraya mengelus puncak kepala deva
"Ngeselin banget sih."
"Tapi ngangenin kan? Tanya apip seraya mengangkat alisnya berulang ulang
"Apa an sih." Jawab deva sambil memukul lengan apip
"Coba liat coba liat mukanya merah ga." Jongkok apip melihat eksperesi wajah deva yang iya yakini memerah
"Apip bisa gak gausah kaya gini. Gue jijik tau."
"Hahahaaaa, lucu banget sii bwantet ini." Tawa apip lalu ia mencubit pipi deva yang berisi
"Apipppppppp ish. Gue gak bantet ya" Kesal deva lalu iya memukul lengan apip. Dan sayangnya ia hanya memukul angin dan parahnya pukulannya tidak kena, membuat deva kesal sendiri
"Eitsss ga kena. Kebantetan jadi gak kena kan." Apip meledek deva
"Awas lo yaa."
Deva mengejar apip yang lari. Tujuannya hanya satu ngasih pelajaran kepada bocah yang slalu membuatnya kesal. Mereka pun berlari larian hal itu yang membuat gelak tawa para murid sekelas. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata sendu yang melihat keduanya
Di informasikan bahwa sekarang guru guru sedang rapat. Yaa seluruh siswa di pesilakan belajar di rumah."Dev wey !" Teriak milka
"Iya apa"
"Lo jadikan balik bareng gue."
"Iy__ "
Belum sempet milka menjawab sudah di cegah dengan seseorang yang tak asing lagi"Gak. Gaboleh deva balik bareng gue." Seru apip entah sejak kapan dia ada di dekat mereka.
"Apa an sih lo pip. Deva balik bareng gue." Cegah milka
"Diem lo. Deva udah ada janji mau anter gue. "
Ketika itu pun deva yang mendengarnya memutar bola matanya jengah
"Dev lo balik bareng gue kan."
"Iya milkaa."
"Ayo dev" tangan apip memegang lengan deva yang mau beranjak keluar
"Yaudah dev gapapa gue bisa balik sendiri kok."
"Tapi mil. Lo beneran gapapaa."
"Biasa aja kali dev. Gue beneran gapapa."
"Sono lu." Usir apip kepada milka
"Yeuuuu. Oh iya jagain temen gue. Awas aja lo kalo berani ngapa ngapain dia."
"Bakal gue jaga santai ajaa."
"Gue pegang omongan lo." Ancam milka
"GUE DULUAN YA DEVAAA." Teriak milka
"Iya mil ati ati ya." Ucap deva sambil tersenyum
Sedangkan apip menutup kupingnya dengan kedua tangannya. Akibat suara si cempreng siapa lagi kalo bukan milka.
"Ayo bwantettt " ucap apip seraya menatap deva lekat lekat, kemudian tersenyum.
"Apip udah deh jangan bikin gue kesel." Sentak deva seraya memanyunkan bibirnya
"Jangan marah dong. Devasyayang."
Apip seraya mengedipkan sebelah matanya"Udah deh pip." Pergi deva meninggalkan apip
"Apasi devasyayanggg. Sini dong. Oh gue tau lo pasti sukanya sama yang hard kan. Gamau yang slow." Ucap apip lumayan terdengar di telinga deva
"BODO AMAT PIP GAK DENGERRR." Teriak deva yang lantas di dengar apip
Apip terkekeh dia menyusul deva yang berjalan berlalu
Tingkah lo ngebuat gue seneng dev. Ga perduli lo sebel atau marah sama gue. Batin apip
IYATAU KURANG PANJANG KAN PARTNYA 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAD
Fiksi Remaja"Lo pernah mikir gak sih, kita bakal sampai kapan ya kaya gini." "Gue janji sama lo, kalo kita akan terus sama sama kaya sekarang." Dimana logika ini bilang melupakan, Justru hati berbanding terbalik. kenangan kian teringat. Seakan tak mau lepas dan...