LIBUR
Jam dinding menempel di tembok ber cat ungu. Menunjukkan pukul 4:24 pagi. Seorang pemilik kamar mengerjapkan matanya, sontak ia melihat ke arah jarum jam. Ia pun terbangun untuk mengambil wudhu dan melaksanakan ibadah salat subuh. Siapa lagi kalau bukan pemilik nuansa beruangan serba ungu ini. Kalau bukan deva.
"Mil..milka bangun. Shalat ayo." Seru deva berusaha membangunkan sahabatnya.
"Eumm iya. Lo duluan aja." Sahut milka yang masih terpejam.
"Gak. Gue gamau kmarin marin aja lo nyuruh gue duluan eh lo nya malah kebablasan tidurnya." Ucap deva mengingat kejadian itu.
"Ngantuk gue tuh dev, 10 menit lagi deh. Tanggung." Milka malah mengeratkan selimut yang berada di tubuhnya.
"MILKAAA BANGUNNNN!" Teriak deva tepat di telinga milka.
Yang di bangunkan justru hanya menutup telinganya dengan bantal. Seakan akan tak mendengar teriakan deva.
"Lo jangan niruin gue dong dev. Teriak teriak sgala, ga pantes." Sahut milka santai
Terlintas di pikiran deva. Ia harus ekstra sabar membujuk sahabatnya yang satu ini telebih seorang milka. Yang aneh bin ajaib
"Lo inget omongan pa jian kan." Tanya deva mengingatkan.
"Ya gue inget." Jawab milka masih menenggelamkan kepalanya di kasur, ia rasa memang kasur inilah yang membuat dirinya nyaman. Telinga milka tentunya masih dapat mendengar ocehan deva. Yaa walaupun matanya tertutup.
"Inget dia bilang apa." Ucap deva meyakinkan keingatan sahabatnya ini
"Gatau dev." Sahut milka enteng "Udah sono lo duluan aja, tar keburu abis waktunya." Lanjut milka
"Wajah cerah bersih ga cukup pake skincere skincerean. Ada usaha batin juga. Salah satunya ambil wudhu laksanain ibadah tepat waktu. Otomatis wajah cerah dan bersih akan terlihat." Sahut deva mengingatkan omongan guru bahasa inggris. Pa jian adalah guru yang santai dalam menyampaikan materi. Kadang ia lebih banyak bercerita tentang masalah keagamaan, kerohanian,kesosialisasian, kisah cinta jaman skarang, kisah cinta ia dulu yang sangat sangat old atau bahkan masalah rumah tangganya.
"Biar glowing kan dev?" Tanya milka yang sekarang sudah duduk di tepi ranjang.
"Iya glowing se glowing glowingnya."
"Gue duluan dev. Lo blakangan aja." Sahut milka yang kini sudah berjalan menuju kamar mandi.
Deva hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah aneh yang di tunjukan sahabatnya itu. Pasalnya wajah milka memang putih bahkan milka juga mempunyai kulit putih. Tapi milka masih sangat menginginkan wajahnya glowing dan nampak cerah bersih. Dia bilang kalau perempuan itu harus cantik. Terlebih jika mengenai urusan wajah.
***
"Masih lama dev?" Tanya milka yang sudah mulai jenuh menunggu deva menonton film kesukaannya. Film berdramakan korea.
"Bentar 5 menit lagi." Sahut deva yang pandangannya sangat fokus ke arah laptopnya
"Gak enak tau dev nunggu , Cape pula."
"Bentaran doang elah. Lo juga kan udah biasa nunggu." Jawab deva
"Nunggu ayam branak sapi." Ucap milka sambil memutar bola mata malas
"Lah Ini kenapa mati, lowbet lagi." Seru milka sambil menatap layar laptopnya yang mati. Akibat ia lupa mengecas batrai laptopnya.
Sejetika mata milka bebinar. Akhirnya ia tidak perlu berlama lama lagi menunggu deva. Bayangkan saja hampir 2 jam deva menonton film drakor. Dan tentunya tidak di sukai oleh milka.
"Gue harus sujud syukur deh kayanya." Ucap milka mengejek sahabatnya.
"Diem lo." Kesal deva.
"Jangan marah dong devasyayang." Ucap milka menirukan gaya apip sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Jiji gue." Ucap deva bergidik ngeri. "Kluar sono, gue mau ganti baju."
"Elah dev gue cewe kali. Kita kan sesama jenis."
"Gak. Gak mau keluar sana, Lo kan cewe jadi jadian. ngeri gue" usir deva
"Enak aja lo." Jawab milka sambil mengerucutkan bibirnya. Dan lagi lagi ia harus di pertemukan dengan kata menunggu. Ya skarang ia mendapati dirinya sedang menunggu deva lagi dan lagi.
"Apa gue di takdirkan untuk nunggu mulu ya? Yatapi gapapa deh kan cewe tuh emang harusnya nunggu. Salah satunya nunggu kepastian dia." Batin milka.
Tau ga nih siapa yang di tunggu tunggu milkaaa😂
BTW DEVA SUKA DRAKOR LOH. KALIAN SUKA DRAKOR ATAU AKU WKWKK
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAD
Fiksi Remaja"Lo pernah mikir gak sih, kita bakal sampai kapan ya kaya gini." "Gue janji sama lo, kalo kita akan terus sama sama kaya sekarang." Dimana logika ini bilang melupakan, Justru hati berbanding terbalik. kenangan kian teringat. Seakan tak mau lepas dan...