Suasana riuhnya kendaraan terekspos jelas, jalanan hari ini tidak cukup ramai. Angin berhembus mengikuti laju kendaraan. Sengaja di percepat oleh sang pengendara. Ya , apip ada jadwal latihan basket. Ia sempatkan untuk mengantar gadis yang ia tumpangi ini terlebih dahulu.
Mereka kini sudah berada di pagar rumah deva.
"Nih, berat kepala gue." Tangan deva mengembalikan helm apip.
"Demi keselamatan, lo gak mau kan sampe kenapa napa." Sahut apip yang kini masih mengenakan helm di kepalanya ia hanya membuka kaca helm nya saja.
"Iya iya, apa kata lo aja." Ucap deva menghembuskan nafasnya pasrah.
"Lo gak ada yang mau di tanyain."
"Nanya, Soal ?." Raut wajah deva bingung.
"Lo bener gak inget."
"Coba deh gue pikir pikir dulu." Ia mencoba mengingat, jari telunjuknya pun berada di dahi mengetuknya berkali kali.
"Nungguin lo mikir bisa bisa gue telat latihannya." Mata apip saat melihat jam yang melingkar di tangannya.
"Yaudah sono, emang gak ada apa apa juga." Sahutnya yakin. "Gue masuk duluan." Deva memasuki pekarangan rumahnya ia ingat sesuatu, ia pun berhenti dan meneloh. "Oh iya makasih." Sambungnya tersenyum manis, tak lupa deva juga melambaikan tangannya.
Apip yang masih berada di depan rumah deva hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Ini dia gak inget sama novelnya Batin apip. Ia juga tersenyum lewat helm yang ia kenakan
Seketika ia melamun apa yang di maksud ucapan apip tadi "Tunggu tunggu, novel gue." Suara deva saat tersadar, ia pun kembali berlari keluar rumah. "Apippp woy novel gue mana." Teriaknya saat motor apip melaju tak jauh dari hadapannya. Ia hanya berdecak kesal. Lagi dan lagi dirinya di jahili manusia itu.
Apip yang melihat deva tersadar dengan lamunannya ia hanya menggeleng gelengkan kepalanya, terlebih yang kini menjadi pusat perhatiannya saat matanya melihat ke arah kaca spion. Tanpa sadar senyum nya terlintas dari balik helm yang ia kenakan.
****
Sore ini apip dan teamnya berlatih bermain basket, tentunya untuk persiapan lomba yang sebentar lagi akan di adakan. Teamnya juga sangat bersemangat berlatih, dari mulai cara mengoper, dribbling, shooting, dan teknik bermain basket lainnya.
Sang pelatih menginstruksikan para pemain agar beristirahat sejenak. Pa jian guru olahraga yang di tunjuk untuk melatih team basket yang apip ketuai.
"Kita break dulu." Ucap pa jian.
Mereka menghampiri pa jian mengikuti arahan demi arahan saat bermain basket.
"Jaga kondisi kalian." Pa jian memberitahu teamnya.
Semuanya mengangguk mengiyakan.
"Kamu apip, pantau team kamu untuk menjaga stamina dan kesehatannya."
"Iya pa."
"Yasudah sekarang kalian istirahat dulu, besok kita latihan lagi." Beritahu pa jian.
***
Hari ini sangatlah melelahkan, apip membaringkan tubuhnya di kasur. Tatapan matanya melihat ke arah langit langit kamar. Senyumnya tiba tiba terbit, saat wajah deva seketika melintas di benaknya. Terlebih wajah menggemaskan gadis itu.
"Sayang makan dulu." Suruh mama apip yang tiba tiba masuk tanpa mengetuk kamar apip, membuat si pemilik kamar terbelalak kaget.
"Kamu kenapa senyum senyum." Tanya mama apip saat tau barusan anak tunggalnya senyum senyum sendiri. "Kamu lagi suka sama cewe ya." Sambung mama apip menduga duga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAD
Teen Fiction"Lo pernah mikir gak sih, kita bakal sampai kapan ya kaya gini." "Gue janji sama lo, kalo kita akan terus sama sama kaya sekarang." Dimana logika ini bilang melupakan, Justru hati berbanding terbalik. kenangan kian teringat. Seakan tak mau lepas dan...