PART 2

100 6 1
                                    

               

Pelajaran sejarah membuat semua murid hening sambil mendengarkan sang guru bercerita masa masa lampau. Yaa masa masa di mana deva terus mengingat kejadian yang di alami dulu. Guru tersebut tak henti hentinya bercerita dan menjelaskan apa yang ingin ia sampaikan kepada muridnya.

"Jadi bgini tanam paksa adalah perebutan tanah pada masa penjajahan belanda. Dan mewajibkan setiap daerah menyisihkan sebagian tanaman sebanyak 20 persen untuk di tanami kopi, tebu, teh atau bahkan tanaman yang menguntungkan VOC." Terang bu novi dalam menyampaikan materi.

"Pip berapa menit lagi." Senggol amar teman sebangku apip

"15 menit lagi, Tar juga bel."

"Alamak perutku sudah keroncongan ini." Sahut oto salah satu teman apip. Dia mempunyai tubuh yang mempunyai lemak berlebih dan melibihi kapasitas.

"Lo emang gasabaran gentong" ucap amar

"Sialan lo. Triplek! Gua laper inih."

"Ini jamnya kalian cepatin ya kok udah selesai aja. Perasaan di tangan ibu masih 5 menit lagi." Ujar bu novi

"Di cepetin oto bu si gentong aer." Sahut meta

"Hustt kamu ngomongnya meta. Gak boleh gitu. "

"Ibu ibuuu saya gak kaya gentong kan bu. Badan saya hanya belebih aja bu tapi gak nyerupain gentong kok bu. Muka saya juga ganteng cuma karna berisi sedikit aja bu. Ibu percaya kan bu sama saya." Ucap oto mengadu

"Bisa bae lo gentong." Sahut amar

Bu novi hanya menggeleng gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan sikap murid murid di depannya ini.

Tringgg ! Suara bel istirahat berbunyi

"Sudah sudah silahkan kalian beristirahat. Minggu depan kita bahas bab selanjutnya." Bu novi memberitahu

Sambil melangkah kan kakinya apip dkk sudah keluar kelas mereka sudah tak sabar ingin menyantap makanan. Terlebih oto.

"Eh lo pada mau makan apa." Ucap apip

"Widii kayanya di traktir lagi nih mar." Sahut oto manatap amar

"Eh to emang lo gak sadar tiap hari kita emang di traktir nih orang." Ucap amar

"Sans ae broo." Suara apip

"Jadi enak pip." Ujar oto

"Udah sono lu pesenin bakso buat gua ama apip. Sono sonoo." Ucap amar

"Iye iyee kasihan abang ku yang satu ini udah laper." Ujar oto menoel badan apip dengan telunjuknya

"Jijiii wey ." Sahut apip sambil bergidik ngeri

Suasana kantin sangatlah ramai terlebih lagi ada menu baru di sana. Yakni tahu asolale ya makanan terbaru yang di beri nama oleh mbak wiya.

"Dev lo mau pesen apa." Ujar milka

"Samain aja mil."

"Oke. Lo tunggu di sini gue pesenin".

"Taraaaaa sudah ada silahkan di nikmati." Ucap milka sambil membawa bakso yang di pegangnya

"Makasih mil." Sahut deva

"Eh dev kita duduk di sana aja yuk. Ya yaaa"

"Woy milka deva sini." Suara amar dan melambaikan tangannya untuk ke meja apip dkk

"Ayo dev."

Mereka berdua membawa mangkuk yang berisikan bakso lalu membawanya ke meja apip dkk.

"Ga pesen minum dev." Ucap apip saat tahu deva tidak memesan minuman

"Eh iya ya gue lupa."

Apip berdiri menuju penjual minuman dan membelikkannya untuk deva.

"Nihh. Buat lo."

"Makasih pip." Deva tersenyum ke arah apip.

"Nah gitu dong senyum kan makin cantik." Sahut apip

"Ekhemm. Ini ngapa jadi kita yang jadi kacang ya mil."  Suara amar

"Biasalah mar berasa dunia milik mereka berdua."

"Nih makanannya sudah sampai.monggo di makan" ucap oto

"Mar geseran dong. "

"Udah sempit ogeb."

"Ikut gue dev. Ada yang mau gue tunjukin." Apip berdiri mengajak deva untuk pergi bersamanya.

"Eh ehh." Sontak deva ikut berdiri

"Woy pip ini sapah yang bayar." Teriak oto

Tanpa basa basi apip melemparkan dompetnya ke arah oto

"Eh mil hustt. Lo kenapa bengong. Tenang ada abang amar di sinii. Siap mengisi ruang hati mu yang kosong. "

"Modus lo mar." Ucap oto sambil melahap baksonya

"Mil woy milkaaaa."

"Eh iya iya apa apaaa."

"Di makan dong baksonya." Ujar amar

"Mereka cocok ya."

"Hahaa. Banget mil couple dah." Ucap oto sambil mengacungkan jempolnya.

ARSHADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang