Mereka berada di parkiran tepatnya di sebelah pojok karna motor apip yang terparkir di sana
"Masih marah nih ceritanya." Tanya apip
"Diem lo. Nyebelin tau gak. "
"Nyebelin juga ganteng ya gak." Apip mengangkat sebelah alisnya.
"Pedean lo pip." Serkas deva
"Lucu banget sii."
"Sono lu sono gue tendang biarin."
"Emang bisa."
"Bisalah."
"Gue maunya di peluk gimana dong."
"Gila lo yaa."
Apip terkekeh melihat raut wajah deva yang ingin meledak.
"Yaudah naik."
"Tapi lo bawa helm satu pip. Tar kita ga di tilang."
"Naik aja dulu. Bawa jaket ga ?
"Bawa ko, Bentar. " Deva membuka tasnya lalu mengambil jaket untuk menutupi rok nya
"Udah ? Tanya apip
Deva mengagguk
Mereka akan pergi ke mall, karna apip ingin membelikan kado untuk sepupunya yang kebetulan lusa ber ulang tahun
"Eh ko berenti. " Tanya deva soalnya ia juga heran apip berhenti tepat di penjual helm
"Lo harus pake helm. Bahaya " ujar apip
"Gaus___ " jari telunjuk apip berada di mulut deva. Menahannya agar tidak mengucapkan hal itu
"Tunggu sinih. Jangan kemana mana."
Deva hanya terdiam dia sudah tau betul karakter apip yang tidak suka di bantah
"Pake. " Apip datang dengan membawa helm baru yang barusan ia beli untuk deva. Helm berwarna ungu
"Warna unguuu. " Ucap deva antusias karna helm yang di berikan apip adalah warna kesukaannya
"Ungu janda dev. Lo mau emang jadi janda."
"Enak aja lo. Perlu gue ingetin beribu ribu kali ungu itu dewasa. " Deva membantah ucapan apip. Karna ia sudah bosan mendengar apip terus terusan mengatakan hal yang deva sendiripun kesal
"Iya iya, gue males debat sama lo. Tar lo ngambek lagi. " apip menyeringai kemudian memperlihatkan gigi putihnya yang terpampang rapih
"Ayo naik. " Apip memberitahu deva untuk segera naik
Sedangkan deva ia terlihat kesulitan mengaitkan helm yang sekarang berada di kepalanya
"Lucu banget si ekspresi lo. Kalo lagi kesusahan gini."
"Bukannya bantuin malah ngeledek."
"Sinii." Apip mengambil alih pengait helm lalu memasangkannya
Muka lo lucu. Batin apip
Suasana ramai menandakan keduanya sudah berada di tempat tujuan mereka yakni mall.
"Mau beli kado apa buat sepupu lo. " Tanya deva
"Lo nanya gue? "
"Tembok."
Apip terkekeh
"Sana yu." Tunjuk apip
Mereka berada di toko sepatu
"Yang ini cocok gak ya." Tanya apip
"Lo nanya gue ? "
"Tembok. "
Mereka pun tertawa bersama
"Ini aja pip kayanya bagus." Ucap deva sambil mengangkat sepatu kets berwarna toska
"Ini lebih bagus." Apip menunjuk wajah deva menggunakan dagunya.
"Apa an sih lo pip. Udah ah"
Mereka sudah membelikkan kado untuk sepupunya apip. Ya sepatu yang di pilih deva sangatlah cocok untuk sepupu apip
"Kita ke toko buku yu. Gue mau beli buku novel."
"Siappp. " Apip mengangkat sebelah tangannya lalu hormat. Deva hanya tersenyum melihat tingkah temannya ini
Deva menyusuri rak rak buku untuk mencari buku yang ia ingin beli.
"Dua doang? " Tanya apip
"Iya cukup ko."
"Sini bukunya."
"Eh lo mau ngapain pip. Gue ada uang ko."
"Gue tau. mending uang itu, lo simpen aja buat jajan. Biar pipi lo makin chubby."
"Serah lo pip." Ucap deva pasrah. Malas bertengkar dengan apip
Apip terkekeh dia pun mengacak ngacak rambut deva
"Udah nih. " Apip menyodorkan kantong yang berisikan novel yang tadi deva pilih
"Makasih ya pip."
"Peluk dong."
"Apipppp ish."
Apip berlari karna deva ingin menampar mulutnya yang asal ngomong itu.
"Cape gak . "
"Gak. "
Pasalnya tadi mereka kejar kejaran membuat nafas deva sesak. Karna terus terusan mengejar apip. Dan yang lebih parahnya deva sampai menabrak patung baju yang terpampang jelas di salah satu toko baju ternama. Membuat deva kesal. Karna apip hanya menertawakannya dari kejauhan.
"Lo masih marah sama gue."
"Gak."
"Tar cantiknya ilang loh."
"Bodo amat. Sono lo" Usir deva
"Gue minta maaf. Abisnya muka lo lucu pas jatoh."
"Gak lucu ."
Ponsel deva tiba tiba berdering memuat panggilan langsung.
"Assalamu'alaikum mil. Lo udah di rumah gue. "
"__"
"Iya mil gue balik."
"Milka ya ? "
"Iya. Yaudah yu balik."
"Udah ga marah lagi nih."
"Dikit."
Apip terkekeh melihat tingkah menggemaskan deva, baginya melihat raut wajah deva ketika kesal termasuk salah satu hobinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAD
Novela Juvenil"Lo pernah mikir gak sih, kita bakal sampai kapan ya kaya gini." "Gue janji sama lo, kalo kita akan terus sama sama kaya sekarang." Dimana logika ini bilang melupakan, Justru hati berbanding terbalik. kenangan kian teringat. Seakan tak mau lepas dan...