PART 15

49 4 0
                                    

"Ma aku berangkat sekolah dulu." Ucap apip saat menuruni tangga. Ridi yang tak lain mama apip mengernyitkan dahinya.

"Tumben udah bangun."sahutnya saat ia menjelajah anaknya yang sudah memakai seragam rapih.

"Abis shalat gak tidur kan ma." Ucap apip di sertai cengirannya.

Ridi mengangguk mengiyakan omongan putra tunggalnya itu, Ia juga sedang menyiapkan sarapan untuk apip.

Apip mengunyah roti berlapiskan coklat buatan mamanya itu.

"Kalo makan duduk afridian." Suara ridi saat melihat posisi makan anaknya yang tidak pantas di tiru. Ia juga memanggil nama depan anaknya.

"Simple aja ma, apip gitu." Sahut apip enteng.

"Mama bilang duduk! Gak denger apa emang di sengaja." Ucap ridi kesal saat melihat putranya yang enggan duduk.

"Buru buru soalnya ma." Jawab apip lantas manyalami punggung tangan mamanya." Assalamualaikum. Aku berangkat dulu, nanti telat sekolahnya."

"Kamu sampai sana masih sepi, mau di temenin mba mba penunggu sekolah." Ridi mendelik ia cukup heran dengan anaknya yang tiba tiba berangkat sekolah sepagi ini. "Apa kamu mau jemput cewe?." Tanyanya dengan tatapan yang mengintrogasi.

"Jemput calon mantu mama." Jawab apip enteng.

Mendengar ucapan apip barusan membuat ridi sumringah, akhirnya anak semata wayangnya itu tidak di katai penyuka sesama jenis.

"Apip masih suka cewe ma." Ucap apip yang seolah tau dengan lamunan sang mama, ia pun mengendarai motor besarnya, keluar di area rumah bercat toska muda.

Bentar lagi aku mau punya menantu. Batin ridi ia pun tak henti hentinya tersenyum. Di tambah cucu cucuku nantinya. Kembali batin ridi mengatakan hal yang ia tak bisa utarakan.

***

Saat sudah sampai di depan rumah seseorang yang akan ia jemput, apip melihat mobil hitam keluar dari garasi. Kini ia memarkirkan motornya di jalan rumah deva, menjemput sang gadis yang membuatnya berangkat sekolah lebih awal.

"Assalamualaikum." Ucap apip sambil menekan bel rumah deva.

"Waalaikum salam." Suara yang memang sudah tidak asing lagi di telinga apip, siapa lagi jika perempuan yang mau ia jemput. "Cie jadi jemput." Sambung deva tersenyum.

Masih pagi udah liat yang fresh fresh Batin apip saat melihat deva tersenyum.

"Kenapa lo ?" Tanya deva saat pemandangan di depannya ini tak henti hentinya menatap wajahnya. "Ada yang salah." Sambung deva sambil mengecek penampilan dan wajahnya.

"Pipi lo gede ." Sahut apip enteng

Deva memukul lengan apip. "Gue gak gede." Lanjut deva berdecak kesal.

Apip terkekeh. "Mama lo kemana?" Tanyanya

"Udah berangkat kerja barusan." Tak lupa wajah deva masih menatap apip kesal.

"Jangan marah, masih pagi."

"Lo ngeselin abisnya." Suara deva sambil mengerucutkan bibirnya.

"Non deva udah mau berangkat, ehh__" Suara bi atun saat keluar rumah. Tatapannya tak lepas dari keberadaan apip berdiri.

"Hai bi, gak usah liatin saya kaya gitu. Nanti bibi suka." Suara apip saat tau bi atun memperhatikannya, ia pun tersenyum.

"Den apip ya?." Sahut bi atun. "Bisa aja den apip ini." Sambungnya saat sudah ingat dengan nama apip.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARSHADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang