"Kegedean." Ucap deva saat jaket yang di kenakannya kebesaran.
Apip terkekeh saat penampilan deva menurutnya sangatlah lucu. "Pake aja, daripada lo masuk angin make baju basah."
Deva hanya menghembuskan nafasnya, seolah pasrah dengan kejadian yang tak teduga barusan.
"Gue gamau lo sakit." Sambung apip saat deva masih memperhatikan penampilannya.
Apip pun melenggang pergi, meninggalkan deva.
"Apip. " Panggil deva begitu terdengar di telinga sang pemilik nama.
Apip berhenti saat namanya di panggil.
"Makasih." Sambungnya sambil tersenyum.
"Gak usah senyum, gak pantes. Biasanya juga marah marah." Sahutnya sambil melangkahkan kakinya, ia pun di berikan tatapan mengerikan dari deva.
Saat ini apip sedang kumpul dengan team basket yang ia ketuai. Dimana ia dan teamnya akan membahas perlombaan minggu depan. Mereka harus mengatur waktu, untuk terus berlatih semaksimal mungkin.
****
Suasana kelas lagi lagi ramai, ya, jam pelajaran terakhir sedang tidak ada guru. Wajar sekali para murid melakukan aktivitasnya masing masing, ada yang tidur di kelas, bernyanyi, ngegames, cerita sana sini dan masih banyak lagi kegiatan yang di lakukan seisi kelas.
Marcel selaku ketua kelas sudah memberitahu tugas, ketika guru tidak masuk. Tapi tidak ada satupun yang meladeninya. Terpaksa ia harus menghela nafas berat.
"Kerjakan tugasnya, nanti di kumpulin." Beritau si ketua kelas.
"Gurunya gak masuk, sans aja." Sahut salah satu murid.
"Jangan ngerjain, materinya aja belum di bahas."
"Guru gak masuk, tugas mah jalan teros." Cerocos cewe cewe.
"Pelajar gini amat."
"Mending kawin ajalah." Ucap meta seolah tak ada beban.
"Ngebet amat lo ta." Sahut marcel.
"Biar gak ada beban sel."
"Sama gue aja." Ucap marsel menanggapi "kita nikah muda." Sambungnya sembari menahan tawa.
"Aduh bang marswel, hayu atuh bang." Sahut meta tersenyum malu.
Gas terossssss. Suara seisi kelas, seraya tersenyum melihat tingkah keduanya.
Apip berjalan melenggang memasuki kelasnya, ia juga sudah tau kalau jam terakhir ini gurunya tidak ada. Pantas saja kelas berasa pasar.
"Abang apip mau dong di gombalin." Suara oto menyambut kedatangan sahabatnya.
Ia pun bergidik ngeri dengan tingkah sahabatnya itu.
"Dia masih suka cewe to." Sahut amar menepuk nepuk pundak oto.
Oto tertawa mendengarnya, ia juga tau siapa yang di sukai sahabatnya itu. Walaupun apip tidak menyadari perasaannya sendiri.
"Mending tidur, cape gue semalem abis ngeronda." Sahut oto yang kini menarik bangku untuk di rapatkan, anggap saja ranjang, bedanya tidak empuk sama sekali. Tetapi cukup untuk beristirahat sejenak, di tambah tas empuk milik arin, tasnya berbulu, sangat nyaman pastinya.
"Di komplek semalem ada yang kemalingan? "
"Gue denger denger sii iya."
"Hehh gendut, lo bilang smalem abis ngeronda." Tangan amar menoyor kepala oto.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAD
Teen Fiction"Lo pernah mikir gak sih, kita bakal sampai kapan ya kaya gini." "Gue janji sama lo, kalo kita akan terus sama sama kaya sekarang." Dimana logika ini bilang melupakan, Justru hati berbanding terbalik. kenangan kian teringat. Seakan tak mau lepas dan...