Mereka berjalan menuruni tangga, dengan penampilan yang sudah rapih.
"Bi bibi.. " panggil deva kepada bi atun asisten rumah tangganya yang kecil merawat deva. Pasalnya papa dan mama nya sibuk dengan urusan pekerjaan.
"Iya non dev." Ucap bi atun. "Ada apa ya non ? " Tanya bi atun
"Bi deva mau kluar mau ada yang deva beli soalnya." Ucap deva sambil melirik milka sahabatnya yang sedari tadi hanya memerhatikan.
"Non milka juga ikut ? " Tanya bi atun
"Iya bi aku nemenin deva." Ucap milka tersenyum.
"Bilangin mama ya bi." Ucap deva memberitahu.
"Hati hati ya non." Bi atun memperingati
"Siappp bos." Ucap deva sembari memberi hormat.
"Si non ada ada aja." Ucap bi atun yang melihat tingkah majikannya itu.
Mereka sudah ada di pekarangan rumah deva. Mobil sudah terpampang jelas untuk mengantar mereka ke tempat tujuan. Bi atun juga memgantar deva dan sahabatnya keluar.
"Bibi juga hati hati ya, kalo satpam itu godain bibi. Bilangin deva." Perintah deva memberitahu. Memang satpam kompleknya suka tebar pesona kepada para ART di sini.
"Eh iyaa non, Siappp." Ucap bi atun tersenyum. Ia sangat beruntung mempunyai majikan seperti deva, deva sangatlah perhatian kepadanya.
Mobil berwarna putih melaju melewati garasi rumah deva. Sedangkan bi atun masih terdiam memerhatikan tingkah deva yang slalu membuatnya merasakan arti kenyamanan.
"Sifat non deva ga berubah, tetap jadi non deva kecilnya bibi." Batin bi atun
"Lo sayang banget ya dev, sama bi atun." Tanya milka yang sudah duduk di samping bangku kemudi.
"Bi atun itu udah gue anggap kaya orang tua gue. Lo tau sendiri kan, gue dari kecil di asuh sama dia. Sementara orang tua gue sibuk sama kerjaannya. " Sahut deva sambil melirik milka, dan melihat ke arah jalan.
"Orang tua lo juga kaya gitu, demi lo dev."
"Iya gue tau, cuma gue pengen aja gitu bisa kumpul kalo gak santai santai di rumah sama mama papa, bahkan hari libur seperti sekarang aja mereka sibuk." Ucap deva tertunduk, dengan tatapan mata sendu.
"Jangan sedih dong dev, senyumnya mana senyumnya." Ucap milka menunjuk pipi deva.
"Gue gapapa mil." Sahut deva tersenyum.
"Senyum lo manis juga ya dev."
"Baru nyadar lo, kmaren maren kmana aja."
"Tapi sumpah dev, manis bener kaya sirop." Ucap milka berlebihan
"Ada maunya ya elo." Tanya deva menyelidik milka.
"Gue ga bawa duit dev, bisalah lo traktir gue."
"Kebiasaan lo, dasar pikun."
"Sama lo inih dev." Ucap milka tersenyum
Deva sedang memarkirkan mobilnya di area pusat perbelanjaan yakni mall.
"Beli ice cream dulu ayo." Ucap dev setelah memasuki mall. Deva menarik tangan milka menuju kedai ice cream.
"Gue gasuka ice cream dev."
"Gue tau, Temenin gue. Lo bisa beli juz buah mil."
"Oke deh."
"Mau duduk dimana nih. Penuh lagi mil. "
"Rame amat ya." Tanya milka sambil memperhatikan pengunjung yang berdatangan.
"Kayanya baru buka deh mil."
"Iya dev." Ucap milka menyentujui omongan deva. "Eh di sana dev. Pojok." Ucap deva menunjuk tempat duduk paling pojok. Karna hanya itu tempat yang kosong.
"Yaudah ayo." Ucap deva sembari melangkah kan kakinya menuju tempat tersebut.
"Dev dev foto yu." Ucap milka kepada milka, Milka sudah memegang ponselnya siao untuk berselfie.
Ketika mereka sedang asik berselfie, pesanan pun datang ice cream taro berwarna ungu kesukaan deva.
"Mil lo gamau coba, enak." Ucap deva memberitahu, sambil menyendokkan ice cream ke mulutnya.
"Lo kasih tau berkali kali juga gue tetep ga suka ice cream." Sahut deva sambil menyeruput juz buah naganya.
"Cobain dulu deh mil." Tangan deva sudah menyendokkan ice cream dan mengarahkannya ke mulut milka.
"Gak mau dev, gue gasuka. Lo tau kan." Ucap milka menahan tangan deva yang berada dekat dengan mulut milka.
"Iya iya mil, gue tau. Gak usah kaya gitu juga mukanya. Gak enak di liat." Sahut deva kembali memakan ice cremnya.
"Baunya gak suka gue." Deva yang melihatnya hanya tertawa.
"Kak kakak nih ada seseuatu buat kakak." Suara anak kecil tiba tiba terdengar, sontak keduanya memandangi anak itu. Ia mendatangi tempat yang mereka duduki sedari tadi.
"Buat aku de." Tanya deva bingung
"Iya ka buat kakak cantik." Ucap anak kecil itu. Sembari menyeringai memperlihatkan gigi putihnya.
"Terima ya ka." Ucap anak kecil itu sembari berlari. Meninggalkan deva yang menatapnya dengan bingung.
"Tuh anak siapa si." Tanya milka.
Deva hanya menaikkan bahunya. Dia juga tidak tahu siapa anak kecil yang mendatanginya barusan.
"Terima aja dev, rezeki." Ucap deva karna sedang memperhatikan sebuah kotak, Yang ukurannya lumayan besar.
"Siapa orangnya ya mil." Ucap deva sambil membuka kotak tersebut.
"Jangan di buka di sini. Nanti aja di rumah." Cegah milka. "Udah yu kita ke toko baju." Ucap milka yang sekarang sudah berdiri. Milka menarik lengan deva, untuk keluar dari kedai ice cream.
Di balik itu semua ada sepasang mata sedang memperhatikan mereka secara intens. Sepasamg mata itu juga yang sudah memberikan seseuatu kepada deva.
"Bahagia slalu dev."
****
"Dev yang ini bagus gak?." Tanya milka.
"Jelek, Gak cocok." Sahut deva. "Nih mil bagus." Ucap deva memberitahu dress berwana peach.
"Bagus juga. Gue ke ruang ganti dulu, Lo jangan kemana mana." Perintah milka, memberitahu sahabatnya
"Iya mil. " Sahut deva yang sekarang sedang terduduk menunggu milka.
"Apip." ucap milka saat pandagannya melihat seseorang yang sudah tidak asing lagi. "Sama siapa dia." Seru deva sambil memperhatikan seorang perempuan yang sekarang berjalan bersama apip.
Siapa yang jalan sama apip hayo? Wkwkk
PARTNYA AGAK PANJANGAN YA GAES 😂💜
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAD
Teen Fiction"Lo pernah mikir gak sih, kita bakal sampai kapan ya kaya gini." "Gue janji sama lo, kalo kita akan terus sama sama kaya sekarang." Dimana logika ini bilang melupakan, Justru hati berbanding terbalik. kenangan kian teringat. Seakan tak mau lepas dan...