MENYAMPAIKAN
"Kita mau kemana pip. Udah mau bel masuk nih." Tanya deva
"10 menit lagi."
Kini mereka berada di taman belakang sekolah. Tempat yang begitu sepi dan jarang di kunjungi oleh para murid.
"Eh ehh lo mau ngapain." Tanya deva saat tangan apip menutup matanya dari belakang
"Ada yang mau gue tunjukin dev."
"Apaan si pip. Ko gue penasaran gini sih."
Apip tersenyum ketika melihat ucapan deva. Jujur iya sudah merencanakan ini dari jauh jauh hari.
"Supresssssssss." Ucap apip antusias
Mata deva terbelalak sekaligus kagum. Bisa di lihat di sini balon berwarna ungu, lampion berwarna ungu, boneka ungu, bunga bunga ungu, dan hiasan hiasan lain berwarna ungu. Deva sangatlah suka benda apa saja jika benda tersebut mempunyai warna ungu. Menurut deva ungu adalah warna yang bisa di bilang indah, dan mempunyai khas ke indahan tersendiri ketika dirinya melihat warna tersebut.
"Gimana dev. Woi devaa suka gak? "
Deva terharu dan meneteskan air matanya. Kemudian ia menutup wajahnya dengan telapak tangan. Karna ia hari ini sangatlah bahagia.
"Lo nangis dev, lo gak suka ya."
Perlahan deva membuka telapak tangannya. Dan mengusap air matanya.
"Maa..makasih pip. Makasih banyak. Gue suka pip gue suka banget malah."
Apip tersenyum hangat kepada deva
"Udah dong jangan nangis." Ucap apip sambil mengusap air mata deva
"Lo kalo nangis jelekkk."
"Ihh apipppp." Deva mengerucutkan bibirnya
"Hahaa. Jadi gemes gue." Ujar apip sambil mengacak ngacak rambut deva.
"Udah ah gue mau ke kel..."
Ketika deva hendak melangkahkan kakinya untuk ke kelas. Tiba tiba saja apip menahannya. Lalu memeluk tubuh mungil deva.
Gue ngerasa nyaman, terlebih ngeliat lo seceria ini. Batin apip
Setelah kejadian tadi mereka kembali ke kelas. Entah kenapa perasaan deva tak karuan. Dia merasa ada yang aneh dalam dirinya.
"Woii abis ngapain lo berdua." Ucap amar
"Biasalah si apip lagi pengen di manja dengan dedek deva." Sahut oto
"Sialan lo. Gue kempesin tau rasa lo to" ujar apip
"Abang apip mah ngancemnya gitu. Aku tuh betsyukur banget loh bang mempunyai kelebihan badan berlemak dan berisi gini. Enak juga kalo di peluk."
"Idihh. Sono lu jangan deket deket gue." Sahut apip
"Amit amit dah." Ucap amar
Deva duduk di bangkunya dia melakukan rutinitasnya yakni membaca buku novel. Yang kemarin di belinya.
"Lo abis ngapain dev sama si kampret."
Deva tersenyum ketika mengingat kejadian barusan. Sungguhlah manis bukan.
"Woi dev. Gue nanya ini."
"Eh iya iyaa."
"Lo jadian sama apip ya dev." Tanya milka
"Uhuk uhukk." Tiba tiba saja ia tersedak. Pada saat milka menanyakan itu. Deva sedang meminum air
"Pelan pelan dev."
"Lo sih segala apabae. Gue sama apip itu temenan mil. Lo tau itu kan. "
"Kirain gue lo jadian." Ungkap milka nyengir
"Apaansi loh mil."
"Terus lo tadi ngapain sama tuh cowok."
"Kepo loh kecil, Kaya dora. Mau tau urusan orang aja lo" entah sejak kapan apip berada di belakang bangku mereka.
"Heh kampret semua yang jadi urusan deva itu harus tau lah gue. Gue kan sahabatnya. Dan sekarang dia lagi di modusin sama cowok sok kegantengan kaya lo." Ujar milka
"Gue emang ganteng."
"Uwekkkk mo muntah gue."
"Lo bunting? " Tanya apip
"Apip woy sialan. Kampret. Gila lo" kesal milka kepada apip
"Kalian tuh berantem mulu. Pusing gue dengernya." Ujar deva
"Ko lo betah si sahabatan ama nih orang." Ungkap apip dan menunjuk milka dengan dagunya.
"Kita kan kembarrr." Sahut milka. Seakan akan membenarkan omongannya barusan
"Cakepan deva ke mana mana."
Kemudian apip pergi meninggalkan kelas.
"Woy pip mo kemana lo." Tanya oto
"Urusan. Penting ."
Yaa apip sekarang sedang ada di kantor tepatnya di meja pak fajar. Pembina tim basket sekaligus pelatihnya. Sebentar lagi perlombaan basket. Apip dan timnya harus berlatih dengan maksimal, butuh persiapan yang sangat matang untuk melawan musuh saat perlombaan nanti.
Di part ini ceritanya kurang panjang. Abisnya ak lelah sedang butuh istirahat sejenak.
*Eh ko jadi curhat gini yaaaa* 😂
Simak sajaaaaaaaaa :v
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAD
Teen Fiction"Lo pernah mikir gak sih, kita bakal sampai kapan ya kaya gini." "Gue janji sama lo, kalo kita akan terus sama sama kaya sekarang." Dimana logika ini bilang melupakan, Justru hati berbanding terbalik. kenangan kian teringat. Seakan tak mau lepas dan...