KEPIKIRANApip dan perempuan itu mengobrol, berbincang, tertawa dan mereka seperti pasangan kekasih. Mereka menyusuri baju baju yang terpampang rapih. Melihat lihat itulah yang di lakukan perempuan itu yang kini berada bersama seseorang yang deva kenal. Seorang deva memperhatikannya begitu lekat ia pun berjalan menuju tempat di mana mereka sedang memilih milih baju. Ya, tempatnya tidak terlalu jauh dari pandangan deva. Saat deva mulai melangkahkan kaki untuk menemui mereka tiba tiba tangannya di tahan oleh seseorang.
"Dev lo mau kemana, bagus gak nih." Ucap milka yang sekarang sudah mengenakan dress yang tadi di pilih.
Deva menatap sahabatnya." Iya mil bagus, cocok juga." Sahut deva yang sekali kali melirik apip dan perempuan asing itu, dan nihil mereka sudah tidak ada.
"Lo kenapa? " Tanya milka yang aneh melihat tingkah deva. "Liatin security." Sambung milka, tepatnya pandangan deva mengarah kepada security yang sedang berjaga. Maka dari itu milka mengira bahwa deva melihat security itu. Walaupun security itu memang ganteng.
"Apa sih lo mil." Omongan sahabatnya ini sangat ngawur. "ga ko gapapa." Sahut deva yang melihat raut wajah deva sedang menyelidik.
"Udah ayo, udah sore juga." Sambung deva sembari melihat jam tangan yang melingkar di tangan mungilnya.
"Lo gak ada yang di sembunyi in kan dev." Tanya milka lagi.
"Engga mil udah yuu."
****
Mereka sudah sampai di rumah. Lebih tepatnya sekarang mereka sedang memakan snack yang kesukaan mereka. Milka yang asik menonton konten konten youtuber. Dan deva yang sedari tadi membaca novel yang kemarin ia beli bersama apip. Mengingat kejadian tadi pikiran deva terus terusan teringat siapa sosok perempuan yang berjalan bersama temannya apip.
Suara pesan masuk yang arahnya dari ponsel deva.
APIP SI NYEBELIN 😜
Udah di baca novelnya?
Waalaikum salam.Eh iya lupa. Assalamualaikum devasyayang 😉
Waalaikumsalam.
Kenapa ?Seru ga ceritanya? Gue ganggu gak
Males crita.
Gue mau baca.Yah ganggu dong. yaudah lanjutin bacanya
Jangan lupa tidur devasyayanggg 😚
Read
"Deva kenapa ya, kaya ada masalah. Oh pms kali." Ucap apip sendirian. "Oh pms kali." Apip mengangguk angguk mengiyakan omongannya barusan.
***Apip melanjutkan aktivitasnya yakni membereskan kamarnya yang berantakan, lagipula teman temannya mau menginap di rumahnya malam ini. Yaa, siapa lagi kalau bukan oto dan amar.
Ceklekk
Suara pintu kamar terdengar. Ada seseorang di balik pintu kamar, seseorang yang sudah tak asing lagi.
"Woy broo. " Ucap seseorang sembari mengangkat tangannya, seperti melambai.
"Hmm." Sahut apip yang kini sedang bersandar di tepi ranjang kingsize.
"Cuek amat si masnya, kenapa lo ? " tanya oto yang kini berada di kamar apip.
"Gak, gue gapapa." Sahut apip
"Lo gak lagi mikirin bi atun kan." Ucap amar menyelidik.
"Sialan lo." Sahut apip tak terima
"Lagi mikirin majikannya bi atun pasti." Sambung amar
Bi isah datang membawakan cemilan dan minuman buatannya ke kamar apip. Oto yang melihatnya langsung menyerbu cemilan tersebut. Ia memang suka sekali mengemil, terlebih gratisan.
"Majikannya bi atun siapa?" Tanya oto yang kini sedang memakan cemilan.
"Devasyayanggg." Ucap amar memberitahu.
Apip yang mendengarnya tak terima pasalnya itu sebutan dirinya kepada deva, tidak boleh ada seseorang yang menyebutnya dengan panggilan itu.
"Jangan panggil dia sebutan itu. " Ucap apip datar sembari melihat lurus kedepan.
"Mampus lo mar, marah noh si apip. Muka dinginnya kluar." Seru oto
"Eitss gue lupa to." Sahut amar. "Gue bercanda kali pip." Sambung amar sembari menepuk pundak sahabatnya.
"Santai aja, udah biasa."
"Yaa sorry pip." Amar menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Udah udah nih stick pegang satu satu." Ucap oto melerai keheningan di antar keduanya. "Buat lo mar nih." Oto memberikan stick kepada amar. "Dan ini buat tuan rumah yang paling ganteng." Sambung oto memberikan stick kepada tuan rumah.
"Yaudah mulai." Ucap apip menatap televisi di kamarnya. Yang sekarang sudah menampilkan games.
Mereka sedang asik bermain games, ekspresi serius nampak jelas di wajah mereka terlebih amar. Oto yang berbekal cemilan di pangkuannya pun, memainkan games sambil memakan cemilan itu. Beda dengan apip yang duduk bersandar di tepi kasur menampilkan wajah santai tetapi tetap fokus.
Tuk tukkk
Bunyi pintu kamar menjadi pusat perhatian di antara mereka.
"Mama masuk, bukain pintunya." Suruh mama apip. Pintu memang sengaja di kunci apip.
"Iya ma bentar." Sahut apip yang kini berjalan menuju pintu kamarnya.
"Haii tante cantik." Ucap amar sembari mengedipkan matanya sebelah.
"Genit lo." Sahut apip yang melihat tingkah amar.
"Tante apa kabar? lama gak jumpa tante." Ucap oto tersenyum."Tante sekarang makin cantik."
"Ahh kamu bisa aja. Tante emang dari dulu kali cantik. Kamu baru sadar."
"Justru kecantikan tante yang bikin aku terpikat." Ucap oto enteng.
"Alay lo to, jiji gue." Sahut amar.
"Gue gak alay kan pip." Tanya oto memberi persetujuan apip, bahwa dirinya memang tak seperti amar bilang.
"Ga peduli." Ucap apip masih tetap datar.
"Hushh kamu, gaboleh ngomong gitu." Seru mama apip.
"Semuanya jahat tante, aku gasuka." Adu oto kepada tante ridi. ya, aridifa yang tak lain mama apip.
"Tinggalin mereka, mending kamu ikut tante turun. Udah ada makanan di bawah." Ucap mama apip sembari melirik anaknya apip dan amar bergantian." Pasti kamu laper." Seruu mama apip.
"Kasiannn." Ucap oto memandangi wajah temannya yang menatapnya tak suka. Seolah olah dirinyalah yang menang.
"Sebenernya gue anak mama bukan sii." Batin apip. Yang melihat mamanya merangkul pundak sahabatnya. Siapa lagi jika bukan si oto gendut. Mereka pun menyusul ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAD
Teen Fiction"Lo pernah mikir gak sih, kita bakal sampai kapan ya kaya gini." "Gue janji sama lo, kalo kita akan terus sama sama kaya sekarang." Dimana logika ini bilang melupakan, Justru hati berbanding terbalik. kenangan kian teringat. Seakan tak mau lepas dan...