Suara ketukan pintu terdengar jelas dari dalam, Taehyung bingung. Sejak kapan ada orang yang datang ke apartemennya selain Jimin? Bukankah lelaki bantet itu baru saja bertelfon dengannya.
Taehyung bangkit, tanpa melihat siapa yang datang dan langsung membukanya.
"Hai,"
Sangat terkejut, dan menautkan alis bingung. "Apa yang kau lakukan disini Sso?"
Sso melangkah masuk tanpa perduli tatapan tajam Taehyung yang seakan mengulitinya sekarang juga, gadis itu tidak punya sopan santun.
"Apa yang kau lakukan?"
Sso malah duduk dengan santai, melihati Taehyung dengan wajah menerawang. "Apa kau sendiri?"
Pertanyaan macam apa itu, Taehyung marah. "Kau fikir aku seorang rendahan seperti di otakmu?"
Sso sedikit tersenyum, "Tentu saja tidak, karena kau lebih rendah dari itu."
"Apa maksudmu, kau gila! Cepat pergi dari rumahku."
Sso berdiri, menghampiri lelaki itu dengan perlahan. "Maaf aku hanya bercanda, aku kemari karena ingin bilang, bahwa aku setuju menikah denganmu."
"Kau merencanakan sesuatu?"
"Wah, aku bangga sekali, kau begitu cerdas Tae. Pantas saja Ayahku sangat ingin kau menjadi menantunya."
"Katakan apa maumu!"
Sso memberikan kertas folio putih untuk di berikan pada pria di depannya.
"Pernikahan kontrak," Desis Taehyung.
"Kita akan menikah tidak lebih dari dua tahun, setelah itu, mari kita bercerai."
Taehyung tertawa, lalu membuang kertas itu dengan perasaan campur aduk. Antara marah, kecewa, dan sedih. "Aku tidak perduli,"
"Terserah! aku tidak butuh persetujuanmu."
"Kau bisa pergi Ssoviane Alexandra!"
Sso kembali menatap tajam Taehyung dengan nanar. "Bagaimana mungkin aku bisa hidup satu atap dengan pria menjijikkan sepertimu."
Itulah kata-kata yang terngiang di telinga Taehyung sebelum gadis itu benar-benar pergi dari rumahnya.
"Brengsek!" Taehyung mengepalkan tangannya, ia marah, sangat marah.
Haruskah ia menelfon Jimin sekarang juga? Dan menyuruh lelaki itu untuk menabrak gadis dengan otak dangkal di depan rumahnya.
Seketika Taehyung menggelengkan kepalanya dengan cepat, tidak-tidak, dirinya bukan seorang pembunuh apalagi membunuh calon istirinya sendiri."Kau benar-benar brengsek Sso! dosa apa dulu aku sempat mengagumimu, sialan." itulah omelan Taehyung pada dirinya sendiri, sangat dan sangat membuat frustasi.
Di dalam mobil keduanya masih sama-sama terdiam dengan fikiran masing-masing. Kepala Sso mendadak pening, sedangkan Seok Jin hanya fokus pada jalanan di depan. Entah mengapa fikirannya jadi kacau balau, ia tidak ingin bertanya pada gadis di sampingnya. Sampai gadis itu sendiri yang bicara langsung padanya.
"Jin, antarkan aku ke apartemen saja!"
"Kenapa? Ayahmu pasti akan cemas!"
"Aku ingin liburan dengan tenang untuk tiga hari ke depan, pengajuan cutiku sudah di setujui Namjoon Oppa."
"Wah, kejutan apa lagi ini. Kau sudah tidak ingin membaginya denganku?" Jin menyindir dengan tangan yang mencengkeram erat stir kemudi.
Sso mendesah, mengalihkan pandangan di sampinya yang lebih menarik ketimbang Jin yang selalu berceloteh ria sepanjang jalan. Itu sangat menggelikan, mengingat dia adalah seorang pria yang sangat hangat di depan banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐞 | 𝐊𝐓𝐇
Teen Fiction[ 𝘾 𝙊 𝙈 𝙋 𝙇 𝙀 𝙏 𝙀 ] Sinopsis : Bercerita tentang perjuangan seorang gadis yang menutupi tempramen yang semakin menjadi. Ia memiliki sakit mental yang di sebabkan oleh masa lalu. Kematian ibunya yang di pukuli ayah kandung di depan matanya, d...