Taehyung berdiam diri di ruang pribadinya untuk mengingat masa apa saja yang sudah ia lalui dengan Sso, sebelum gadis itu berubah, sebelum gadis itu juga menerima Yoongi sebagai kekasihnya, atau mungkin juga sebelum Sso mendapat pengakuan Jeni, bahwa gadis itu menyukainya.
Taehyung tersenyum kecil bagaimana sikap lucu Sso dulu, bahkan gadis itu tidak pernah menolak saat Taehyung menggandeng tangannya saat berjalan.
"Taehyung, kau tahu kata Ibuku dulu setiap jam dua belas malam. Saat semuanya tertidur seperti kita, binatang dan tumbuhan, kita bisa membuat satu permohonan yang dapat di kabulkan."
"Aku tidak tahu tentang itu, tapi kalau itu benar mari kita melakukan permohonan bersama!"
Mereka sedang di atas teras, balkon kamar Taehyung, Sso sudah sering bicara bahwa ia sangat menyukai berada di rumah Taehyung yang letaknya tepat di depan rumah Namjoon. Perumahan kompleks yang berjajar sangat rapi dan indah.
Sso mengangguk, "Kita berdo'a bersama ya!" Kedua tangan sudah mereka tautkan bersama, membentuk sebuah permohonan, Sso sedikit tersenyum saat membuka sedikit matanya dan melihat ke samping ternyata Taehyung juga melakukannya.
"Aku berharap setelah ini aku bisa bahagia, Taehyung orang yang baik." Do'a Sso dalam hati.
Sedangkan Taehyung, ia menutup matanya berdo'a dengan sangat antusias dan tenang. "Aku hanya berharap yang terbaik untuk kita, apapun yang terjadi nanti, semoga gadis yang aku cintai akan tetap di ssampingku, mengerti bagaimana perasaanku dan terakhir semoga kelak semuanya akan menjadi mudah."
Sso tersenyum, membalik badannya untuk melihat Taehyung. "Jadi apa permohonanmu?"
Taehyung tertawa, mencubit hidung Sso gemas. "Kau!"
"Aku?" Menunjuk dirinya sendiri.
Taehyung mengangguk, "Bagaimana denganmu?"
Pipi Sso merona, "Aku hanya ingin bahagia,"
Taehyung menggenggam tangan Sso, "Aku akan membuatmu bahagia,"
"Kenapa kau melakukan ini Taehyung?"
"Kenapa harus Jeni?"
"Aku berusaha untuk tidak perduli, tapi mengapa kenyataan itu membuatku sakit."
Sso bicara di dalam alam bawah sadarnya, ia sedang tertidur dan menangis secara bersamaan. Taehyung yang tempatnya berjarak tidak jauh dari kamar Sso dan sengaja membuka pintu, ia sedikit berlari agar cepat sampai di kamar istrinya.
Taehyung menempelkan punggung tangannya di kening Sso, khawatir bila istrinya kembali demam seperti kemarin.
"Kau membuatku takut," Taehyung menghela nafas lega, lalu kembali duduk di samping ranjang istrinya.
Sso masih terlelap, tapi sedetik berikutnya ia berujar lirih. "Maaf Jeni, aku masih menyukai Taehyung." Air matanya menetes lagi.
Taehyung terkejut, mengusap perlahan air mata itu dan mencium lembut tangan istrinya. "Terimakasih, aku sudah mendapatkan jawaban yang sesungguhnya." Taehyung ikut menangis setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐞 | 𝐊𝐓𝐇
Teen Fiction[ 𝘾 𝙊 𝙈 𝙋 𝙇 𝙀 𝙏 𝙀 ] Sinopsis : Bercerita tentang perjuangan seorang gadis yang menutupi tempramen yang semakin menjadi. Ia memiliki sakit mental yang di sebabkan oleh masa lalu. Kematian ibunya yang di pukuli ayah kandung di depan matanya, d...