Sso pulang ke rumah dengan perasaan tidak enak pada Ayahnya, hampir lima hari tidak memberi sedikitpun kabar pada beliau. Ya, Sso tahu ini salah. Gadis itu terlalu kalut pada diri sendiri.
Sampai ke dalam ia melihat sosok pria yang sudah lama tidak pernah pulang, orang yang melihatnya tanpa minat dan mungkin salah satu alasan pria itu tidak ingin pulang juga karena dirinya.
Dia adalah adik tirinya, Jungkook Alexandra.
Pria yang memiliki wajah imut dan badan selayaknya boddyguard.
Dia berdiri dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana dan menatap Sso intens, dengan satu alis yang ia naikkan ke atas.
"Wahhh siapa ini? anak gadis Ayah sudah pulang? aku kira kau tidak akan kembali," Sungutnya.
"Kau pulang Jung?"
"Kenapa kau balik bertanya? aku bicara bukan berarti perduli padamu."
Sso mengepalkan tangannya, menatap mata Jungkook dan berlalu. Meninggalkan lelaki itu dengan sebuah kekesalan, cukup! Hari ini Sso tidak ingin berdebat dengan siapapun.
"Hei Noona aku turut bahagia kau akan menikah,"
Sso tak bergeming.
"Dengan begitu kau bisa meninggalkan rumah ini kan?"
Jungkook tersenyum sebentar, dan pergi. Sso memandangi punggung jangkung itu dengan rasa marah luar biasa, entah sampai kapan adik tirinya itu akan membencinya dan berfikir bahwa Sso adalah pengganggu di keluarganya.
Jungkook adalah anak tunggal dari Alex dan istrinya yang sudah lama berpisah, tentu saja karena masalah yang tidak bisa mereka selesaikan selain dengan cara bercerai.
Jungkook sangat menyayangi Ayahnya, tapi di satu sisi ia tidak mau tinggal dengan adanya orang lain, apalagi dengan orang yang tidak pernah ia kenal. Yang Jungkook fikirkan, Sso itu hanyalah beban, gadis itu selalu merepotkan seluruh saudaranya.
Dia sendiri bukan tipe orang yang gampang bergaul dengan orang baru, apalagi menganggap sebagai saudara. Hah, itu memuakkan.
Hak asuh memang jatuh pada tangan Alex, karena Ibu Jungkook menikah lagi dan percayalah semua masalah yang terjadi karena sebuah perselingkuhan. Jungkook tetaplah Jungkook, seorang lelaki labil dan tidak mau tahu meski urusan orang tuanya.
Tapi dari dasar hatinya yang paling dalam ia sangat berhati-hati dengan wanita, sosok itu yang membuat segala hal menjadi hancur. Seperti Ayah, dan dirinya.
Sso menutup pintu kamarnya dengan kencang, ia tidak perduli meski jungkook akan menghampirinya dan melanjutkan caci maki yang ingin ia katakan segalanya. Toh memang benar, setelah menikah nanti dirinya tidak akan lagi tinggal di tempat ini, rumah Ayahnya.
Ia mengambil seputung rokok di dalam tasnya dan menghirup sedalam-dalamnya. Ya, setidaknya sedikit membuatnya kembali tenang, dan tidak bergantung pada obat yang sudah terjejer rapi di meja rias kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐞 | 𝐊𝐓𝐇
Teen Fiction[ 𝘾 𝙊 𝙈 𝙋 𝙇 𝙀 𝙏 𝙀 ] Sinopsis : Bercerita tentang perjuangan seorang gadis yang menutupi tempramen yang semakin menjadi. Ia memiliki sakit mental yang di sebabkan oleh masa lalu. Kematian ibunya yang di pukuli ayah kandung di depan matanya, d...