Siang itu, di sebuah ruangan dengan suasana canggung dan dramatis. Jungkook yang sibuk dengan sebuah map di tangannya, sedangkan wanita paruh baya tengah menunduk dan diam tanpa bicara.
Beliau terlihat kalut dengan ekspresi membingungkan, tangan bertautan seolah melampiaskan, dia sedang gelisah.
Mata Jungkook merah, ia kebingungan dan menggelengkan kepala berkali-kali. Sampai tetesan peluh bergantian menetes di pipinya secara bergantian.
Lelaki itu begitu terlihat menyakitkan, sedangkan Sena begitu merasa bersalah dan mencoba menyentuh pundak Jungkook perlahan. "M-maafkan aku Jungkook-a! Aku tahu ini berat untukmu, tapi—kau harrus tahu semua ini."
Jungkook mendongak, terkekeh dengan suara pengar, lelaki itu bahkan tak hentinya memukuli dadanya yanh begitu sakit. "Aku tidak tahu alasan seperti apa, intinya saat aku mengetahui semua ini, Aku jadi merasa bersalah dengan Ibuku! Kau tahu, aku sudah seperti anak yang durhaka."
Sena mengangguk ragu, ia tahu ini berat untuk Jungkook. Tapi biar bagaimana-pun, dirinya juga harus mengatakan yang sejujurnya.
Sunha tidak bersalah, Sunha sakit dan sudah tiada. Jadi biarkan Jungkook mengenang Ibunya sebagaimana mestinya.
"Jangan salahkan Ayahmu. Dia begitu kalut dan mengkhawatirkan keadaanmu. Dan itulah alasan, mengapa ia membuat cerita sepanjang ini. Jangan salah paham!"
Jungkook mengangguk, ia mengusap pipinya berkali-kali dan tersenyum tenang.
"Terimakasih Imo-ya."
"Kookie-a, jaga dirimu! Jangan sakit lagi, dan perdulilah dengan Ayahmu. Dia sangat menyayangimu, selepas Noona-mu datang. Tidak sedikitpun dia lupa atau membagi cintanya darimu. Meski begitu, Noona-mu juga sangat di sayangi Ayahmu."
"Ne, Imo-ya. Arasseo,"
Jungkook kembali membuka map plastik berwarna putih bening itu lagi, disana terdapat foto kecil Ibu dan kembarannya. Penjelasan yang begitu apik, sampai kecelakaan seperti apa yang telah terjadi.
Sena lega, ia tersenyum tenang sembsri mengusap pucuk kepala Jungkook. "Bila kau merindukan Ibumu, aku bisa mengantarkanmu ke makamnnya. Ayo!"
Jungkook mengangguk.
**
Seperti kebahagiaan yang baru, Taehyung dan So Eun sedang melangsungkan video call dengan Aira.
Ssoviane tertawa senang, sedangkan Taehyung baru saja menyelesaikan memotong buah pear untuk di makan istrinya.
"Ini, makanlah!" Taehyung menyuap perlahan, sedangkan Sso tersenyum malusembari menerima suapan dari dang suami.
"Oho—Onnie, kau membuatku iri, tahu. Seok Jin Oppa tidak pernah melakukan hal seromantis itu," Canda Aira dengan pipi menggelembung manja.
"Kau bisa saja. Jadi bagaimana, sudah sampai dimana persiapan kalian?"
"Hampir selesai, aku baru saja selesai mengganti pakaianku, setelah fitting gaun."
"Maafkan aku Ai, harusnya aku menemanimu."
"Gwenchana, Seok Jin Oppa yang selalu menemani. Sekarang kau hanya fokus sembuh dan kembali sehat. Lahirkan keponakanku dengan baik Onnie!"
"Terimakasih banyak Ai, semoga persiapan pernikahan kalian berjalan dengan lancar."
Taehyung duduk di samping Sso, ikut memberikan sebuah salam dan memberikan selamat untuk acara pernikahan mereka yang akan berlangsung dua bulan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐞 | 𝐊𝐓𝐇
Teen Fiction[ 𝘾 𝙊 𝙈 𝙋 𝙇 𝙀 𝙏 𝙀 ] Sinopsis : Bercerita tentang perjuangan seorang gadis yang menutupi tempramen yang semakin menjadi. Ia memiliki sakit mental yang di sebabkan oleh masa lalu. Kematian ibunya yang di pukuli ayah kandung di depan matanya, d...