— Des, 2008.
Mereka tampak menikmati hiburan kering dari Seok Jin, lelaki itu pandai melawak tanpa berfikir itu adalah lelucon yang masuk akal atau tidak. Sampai seseorang menepuk pundaknya dan bicara perlahan, "Leluconmu sangat menyedihkan, jadi hentikan sekarang juga!"
Jin menganga, sungguh di luar kendalinya saat salah satu penggemar berkata dengan begitu aktif. "Sungguh aku berterimakasih karena kau sudah meluangkan waktumu mendengarkannya Yoon."
"Hentikan bodoh hentikan, kau membuatku malu." Sso menarik lengan kemeja Jin untuk kembali duduk di sampingnya, mereka sedang di kantin.
Jeni tertawa dengan mengaduk orange jus kesukaannya. Sesekali ia melempar pandangan pada sosok pria yang duduk di depannya, saat mata mereka bertemu dan dia tersenyum ke arah Jeni, itu malah membuat pipi gadis itu merah. Dia malu.
"Yoon, apa kau ingin mendengarnya lagi?" Tanya Jin.
"Aku bunuh kau Seok Jin."
Sso tersenyum lucu, saat melihat interaksi teman-temannya yang sangat kompleks. Ya, Sso kembali merasakan indahnya sebuah keluarga setelah sekian lama ia berusaha untuk bangkit.
Tidak ada lagi menyakiti diri sendiri dan tidak ada lagi ingatan buruk itu, semua berkat Jeni, Jin dan mungkin Taehyung yang sedikit ikut andil di dalamnya. Ah jangan lupakan Yoongi, dia adalah teman sekelas Taehyung.
Laki-laki berkulit pucat itu memiliki senyum yang sangat manis, dan Sso sangat menyukainya. Bahkan kerap menutup matanya di saat ia tertawa.
Bagi Sso, Yoongi seperti dirinya versi pria.
Yoongi memiliki mental yang buruk di saat orang tuanya memaksa dengan keinginan yang berlawanan, suka mengurung Yoongi di sebuah tampat yang gelap, padahal lelaki itu sangat membencinya.
Itulah yang membuat Sso tertarik, melihat Yoongi seperti dirinya. Dimana ia akan terus mengingatkan Yoongi bahwa ada teman yang sangat menyayanginya, begitupun dengan Sso. Gadis itu selalu bicara bahwa Yoongi masih sangat beruntung memiliki seorang Nenek yang mau merawatnya di saat orang tua pria itu bercerai, dan Yoongi menolak untuk ikut keduanya.
"Apa kegiatanmu nanti?" Tanya Yoongi di sela keheningan yang tercipta.
"Aku?" Jin menunjuk dadanya.
Padahal jelas sekali bahwa mata Yoongi mengarah pada Sso yang tersenyum manis saat menatapnya.
"Aku masih tinggal dengan Namjoon Oppa, selama Ayahku masih di luar Negeri."
"Aku boleh bermain kesana?"
Taehyung sedikit sangsi, ia menggerakkan duduknya dengan gelisah, melihati Sso dan Yoongi secara bergantian.
"Maaf aku tidak memberi ijin." Jin menyela percakapan itu.
"Aku akan keluar dengan Jeni nanti, apa kau mau ikut?" Tawaran yang menggiurkan, tapi Yoongi tak mau di anggap pengganggu.
"Tidak-tidak, aku tidak mau mengganggu acara kalian."
"Bagus." Jin menjawab tegas.
Taehyung sedikit lega, ia menyungging senyum dan tak sengaja melihat ke arah Jeni yang masih suka gelagapan saat tertangkap basah memperhatikannya.
Taehyung bukan lelaki bodoh yang tidak menahu masalah seperti ini, bahkan bisa di bilang dia sangat ahli. Tapi biar bagaimanapun, ia tetap menjaga sikap. Ia tidak mau karena ini akan berdampak buruk terhadap hubungannya dan Sso. Taehyung sudah cukup senang bisa selalu berdekatan dengan gadis itu.
Karena Taehyung tau, Jeni sangat berharga bagi Sso.
"Jen ayo ke kelas, Jin kau mau ikut tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐞 | 𝐊𝐓𝐇
Teen Fiction[ 𝘾 𝙊 𝙈 𝙋 𝙇 𝙀 𝙏 𝙀 ] Sinopsis : Bercerita tentang perjuangan seorang gadis yang menutupi tempramen yang semakin menjadi. Ia memiliki sakit mental yang di sebabkan oleh masa lalu. Kematian ibunya yang di pukuli ayah kandung di depan matanya, d...