O-som masih melihat lingkar hitam di mata Krist menjadi khawatir.
"Kau masih pucat Krist?kata dokter apa?"tanya O-som. Earth melihat mata Krist, Janhe yang berada di meja desk sebelah, berdiri untuk melihat mata Krist, wajah Krist juga masih terlihat pucat.
"Ya Krist...Kau masih pucat."ucap Earth.
"Kata dokter tekanan darahku menurun."jelas Krist.
"Ohh begitu...kalau begitu lunch nanti kita makan bareng. Bila kita membiarkanmu tetap bekerja hanya makan roti. Kau bisa pingsan nanti.Ok?"O-som menatap yang lain dengan jemarinya membentuk tanda 'OK'. Earth dan Janhe mengangguk mengiyakan.
............................
Saat Krist dan teman-teman keluar gedung saat jam makan siang. Berencana untuk makan di Cafe seberang gedung. Earth, O-som, Janhe dan Krist, Krist tanpa sengaja mengarahkan pandangannya ke arah pintu keluar gedung.
Terlihat Singto sedang keluar lalu memasuki mobil yang sudah terparkir di luar gedung. Krist yang secara spontan bersembunyi dibelakang Earth.
Earth merasa aneh dengan sikap Krist yang secara tiba-tiba berdiri dibelakang punggungnya. Earth melirik Krist. Dari balik punggung Earth, Krist melihat Singto, memastikan agar Singto tidak melihatnya.
Earth, O-som dan Janhe memandang Krist dengan tatapan aneh. Saat O-som menyadari Earth memberi isyarat dengan apa yang dilakukan Krist dibelakang punggungnya.
O-som melihat wajah Krist semakin memucat.
"Earth wajah Krist semakin memucat. Apa karena dia terlambat makan dan minum obat?"tanya O-som terkadang daya berpikirnya agak meleset itu. Membuat Earth dan Janhe semakin panik.
Earth dan Janhe langsung menyeret Krist agar cepat menuju cafe sebelah. Kehebohan itu sedikit mengundang perhatian Singto, namun hanya sekilas melihat para karyawan wanitanya sedikit heboh.
Yang dalam pemikiran Singto gerombolan gadis itu sedang bercanda. Singto tidak menyadari keberadaan Krist diantara salah satu gerombolan itu, Singto tidak melihat Krist karena tertutupi oleh badan Earth.
Saat di cafe....
"Krist...apakah ada obat yang harus kau minum sebelum makan atau sesudah makan?"tanya Earth setelah mereka duduk. Janhe terlebih dahulu meminta air mineral kepada pegawai cafe itu.
"Ya. Aku tidak apa-apa..."jawab Krist tersipu malu.
"Kau pucat seperti itu masih bilang tidak apa-apa. Benar kau sudah periksa ke rumah sakit, Krist?"tanya O-som dengan ekspresi beda tipis dengan bodoh dan polos.
"O...kalau aku belum periksa brarti aku belum punya obat dan pastinya dari kemarin belum sembuh...Ooooo..."Krist dengan ekspresi sedikit lelah dan malas menjawab pertanyaan O-som, O-som yang hanya mengangguk-angguk.
"Earth...tadi siapa?"tanya Krist disela makan.
"Siapa yang siapa?"tanya Earth menatap Krist lalu kembali dengan makanannya.
"Yang tadi naik mobil."ucap Krist dengan ekspresi biasa.
"HaH!!!!"Earth, O-som, dan Janhe serentak. Dengan cepat O-som langsung menjawab.
"Krist kau habis bangun tidur. Penyakitmu itu memang keterlaluan. Jadi selama ini kau tidak tahu Boss kamu sendiri?"O-som dengan menggebu-gedu memegang dahi Krist mungkin ada yang salah.
"Uhuk...uhuk...uhuk..."Krist tersedak makanannya karena terkejut.
"Ooo...kau membuat Krist sakit lagi...."Earth memarahi O-som, mengelus-elus punggung Krist.
"Kau yakin untuk masuk hari ini?"tanya Janhe lembut.
"Aku tidak apa-apa."jawab Krist.
"Namanya Singto Prachaya Ruangroj. Anak ketiga Pewaris Perusahaan ini. Kembali pulang dari NewYork bulan kemarin. Dan menetap di Bangkok kini. Untuk mulai bekerja di Perusahaan. Sebagai CEO financial Officer. Tanggal lahir 28Juli. Zodiak Leo. Cocok denganku..."jelas O-som tersenyum dengan mata berbinar membayangkan Singto yang terlihat sangat tampan di bayangan O-som.
"Aduuuuhh....Gun...gimana nich..."batin Krist memikirkan situasi yang kacau ini. Krist hanya diam terhanyut dalam lamunannya.
Krist selalu di kantor membuat laporan. Jarang untuk mengirimkan surat ke department lain. O-som lebih suka melalukan itu karena sekalian bisa menggoda lelaki di department lain.
Krist dengan kemungkinan bertemu dengan Singto sangat nol. Krist berharap itu tidak akan terjadi.
...........................
Krist langsung menghampiri Gun sepulang kerja menuju kamar Gun.
"Gunnn...bagaimana ini. Ternyata Singto adalah Atasanku...hah hah hah..."Krist yang terengah secepat kilat langsung menuju kamar Gun. Membaringkan tubuhnya di ranjang Gun.
"Hah?!!"Gun terkejut memalingkan wajahnya ke arah Krist.
"Trus??!"Gun menghentikan kegiatannya.
"Tapi aku merasa aman karena aku selalu ada di dalam kantor. Hanya waktu pulang atau lunch aku keluar kantor. Dan itu aku jarang bertemu dengan phi Singto."jelas Krist.
"Bagus."Gun mengangguk-angguk.
"Tadi Siang dia kesini. Mencari Catty."ucap Gun yang kini duduk di samping Krist. Krist yang kini tidur tertelungkup menatap layar handphonenya.
"Hah?!Trus?!"Krist meletakkan handphonenya di ranjang dan kembali duduk.
"Hanya mencari Catty...aku bilang kau tidak ada. Dan aku tidak akan kasih tahu dia kalau akupun tahu."jawab Gun tersenyum manis.
"Huft...."Krist menghela napasnya panjang. Kembali tertelungkup dan menatap layar handphonenya.
"Aku semakin pusing."gumam Krist.
"Ya. Tekanan darahmu jadi turun karena hal ini."Gun memeriksa dahi Krist yang tidak panas lagi. Tetapi wajah Krist masih terlihat pucat.
"Sana...kembali ke kamarmu...buruan mandi, makan dan minum obatmu. Kita tidak akan kemana-mana. Hanya di rumah. Kau istirahat. Tidur sana."Gun memukul bantal ke tubuh Krist.
Dengan rasa malas yang sudah meresap di tubuh Krist. Krist bangkit dari ranjang dan kembali ke dalam kamarnya.
..........................
Drrrt Drrrt Drrrt
Sending message from 'my heart'
"Catty..."
"Kau sudah makan siang?"
"Kau masih sakit?"
"Sahabatmu tidak mengizinkanku untuk bertemu denganmu."
"Kau sudah baikkan?"
"Kau dimana?"
"Aku jemput. Kita makan di luar?"
Chat Singto tak terbalas. Hanya dibaca oleh Krist tanpa berniat untuk membalasnya. Krist selalu menatap layar handphonenya.
........................
Begitu juga dengan Lee yang setiap waktu sekarang atas saran Gun rajin mengirim pesan agar Krist merasakan perhatiannya. Dulu Lee masih cuek dengan Krist.
Sebatas Lee merasa yakin dengan perhatian Catherine padanya itu sudah lebih dari cukup. Saat Lee menembaknya dan ditolak oleh Catty, dengan kacau perasaan Lee saat itu, atas saran Gun untuk lebih perhatian pada Krist. Lee rajin setiap waktu mengirimi Catty pesan.
Drrrt Drrrt Drrrt
Sending message from Lee
"Sayang..."Lee
"Khap..."Krist
"Catty...~"Lee
"U'um...ada apa?"Krist
"Didepanku penuh dengan setumpuk laporan pasien. Catty sedang apa?"Lee
"Aku merindukanmu..."Lee
"Aku Fullday hari ini. Sangat melelahkan. Menggantikan temanku hari yang lalu aku minta izin."Lee
"Su su na. Jangan lupa makan."Krist.
"Terima kasih...sayang~"Lee
"Aku ingin tidur. Capek..."Krist
"Istirahatlah sayang~Selamat malam..."Lee.
Lee merasa gembira. Merasa bersemangat lagi bila selalu chat dengan Catty tanpa terabaikan seperti dulu.
.............................
Lee menjelang pagi mengirim pesan pada Catty. Setelah fullday di hari sebdlumnya. Keesokan harinya kini masuk siang
Drrrt Drrrt Drrrt
Sending message from Lee
"Sayang~aku ke rumah."pesan singkat Lee. Yang secara kebetulan terbangun dipagi hari ingin beranjak ke kamar mandi, Krist membelalakkan matanya setelah melihat pesan singkat Lee. Krist langsung mengemasi baju dan sepatunya, lalu melesat ke kamar Gun.
Tok tok tok tok
"Siapa juga yang datang sepagi ini."gumam Gun. Gun membelalakkan matanya, melihat Krist berdiri di depan pintu membawa baju dan sepatunya.
"Ada apa?"tanya Gun heran.
"Phi Lee...akan datang pagi ini."jawab Krist. Gun menghela napasnya.
Gun kembali ke dalam ranjangnya. Untuk tidur kembali. Krist bersiap-siap untuk dandan.
.....................
Pukul 06.00pagi
Tok tok tok tok
"Catty..."Lee terkejut Catty keluar kamar dan sudah kelihatan rapi dengan penampilannya.
"Phi Lee...ayo ke rumahmu saja...sebelum aku berangkat kerja. Gun masih tidur. Kasihan Gun terganggu nanti."Krist menggandeng lengan Lee. Lee seolah tersihir, mengangguk tersenyum bahagia.
Catty kini ingin ke rumahnya. Dalam bayangan Lee, Lee pagi ini sebelum Catty berangkat kerja bisa berduaan dengan Catherine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide Identity [COMPLETED]
RomanceCast : Krist Perawat Catherine Singto Prachaya Gun Attaphan Lee Thanat Off Jumpol 2 IDentitas yang dijalani Krist Perawat. Sebagai Catherine dan Krist Perawat. Hingga Krist menemukan cintanya, begitu juga cinta pertamanya.