[PLot Arthit]Krist mempersiapkan segalanya. Semua barang yang ada di Apartmentnya. Arthit sudah mempersiapkan jasa angkut membawa semua barang pribadi adiknya. Menuju rumah kecilnya.
Arthit dari remaja sudah mengetahui Maenya datang secara sembunyi-sembunyi untuk bertemu dengannya. Semenjak itu Arthit bertekad untuk menjaga Mae dan adiknya.
Setelah 3x Nantana secara sembunyi-sembunyi melihat Arthit secara diam-diam. Di kunjungan ke 3 Arthit dengan berani membulatkan hatinya untuk memperjelas apa yang ada di pikirannya.
Nantana ketika itu terkejut lalu melihat sekitar, seperti yang diperkirakan Arthit. Nantana hendak lari menghindarinya.
"Nyonya...tenang...aku hanya ingin meminta tolong, bolehkah?"pinta Arthit terlihat sangat memohon pada Nantana.
"Err...Baiklah nak."Nantana yang masih melihat sekitar. Tersenyum kepada Arthit mengiyakan.
"Silahkan Nyonya ikut saya..."Arthit berjalan ke depan meminta Nantana mengikutinya. Nantana begitu bahagia bisa sedekat ini dengan putranya.
Dengan sopan Arthit membawa Nantana ke ruangan Suster Kepala di Panti Asuhan Kasih, bernama Christina, yang terkejut menyadari mendapati Putra Asuhnya, menyadari semuanya yang selama ini Nantana dan Suster Kepala sembunyikan.Tok tok tok
Suster Kepala membukakan pintu, terkejut dengan apa yang ada di depannya kini. Begitu juga Nantana.
"Arthit..."gumam Christina terkejut.
"Nyonya, bisa kita berbicara di dalam."Arthit meminta dengan sopan dan lembut kepada Nantana. Nantana yang terkejut, melihat Suster Kepala, setelah menyadari Suster Kepala mengangguk dan tersenyum lembut mempersilahkan Nantana untuk masuk ke dalam ruangan.
"Ada apa Arthit?"tanya Christina setelah semuanya duduk bersama.
"Suster Kepala..maaf sebelumnya...hanya saja saya ingin menanyakan sesuatu yang selama ini ada di benak saya. Saya harap tidak ada kerahasiaan apapun. Apabila sesuatu hal saya harus berdiam diri untuk selama ini. Saya akan memahaminya."Arthit menatap Christina, untuk meyakinkan Suster Kepala.
Suster Kepala yang memahami Arthit, tanpa keraguan tersenyum lembut kepada Arthit, lalu menganggukan kepalanya.
"Apakah Nyonya ini Ibu kandung saya?"tanya Arthit menatap Christina. Christina menatap Nantana.
"Nyonya Nantana...saya rasa sudah saatnya anda memberitahu semuanya pada Arthit. Yakinlah Arthit bisa memahami semua itu."ucap Christina lembut kepada Nantana. Nantana yang memegang dadanya yang berdetak kencang, akhirnya menceritakan segalanya....
Setelah mengetahui kenyataan yang ada Arthit langsung memeluk Nantana dengan berurai airmata. Memeluk Nantana dengan erat. Begitu dengan Nantana yang meluapkan segala rasa rindunya. Hanya satu kata yang berulang keluar dari mulut Arthit.
"Mae....Mae...Mae..."isak Arthit menangis tanpa henti memeluk Nantana erat. Di ruangan itu menjadi saksi pertemuan Keluarga ini. Christina merasa bersyukur dan bangga pada Arthit. Dimana Christina juga memahami sifat Arthit ini. Pembawaan Arthit yang Dewasa, bertanggung jawab, dapat dengan mudah memahami perasaan orang lain. Dan peduli pada semua orang.
Arthit dari remaja setelah sepulang dari sekolah bekerja untuk mengumpulkan uang. Membagi 2hasil kerja kerasnya. Untuk Panti dan tabungannya.
Ibu Panti menasehati Putra asuhnya untuk tidak terlalu memaksakan dirinya. Namun yang ada di pikiran Arthit adalah sosok Ibunya.
Yang dengan badan yang tidak terurus namun masih tersenyum ke arah Arthit dari kejauhan. Dengan mengatakan pada Suster Kepala yang ada di Panti Asuhan Kasih tempat Nantana menyembunyikan Arthit dari suami ke 2 nya untuk bekerja keras lalu bertekad akan menjaga Nantana dari Ayah tirinya.
Kala itu Nantana belum bisa membawa Arthit berada dalam pelukkannya. Dan dengan itu pula identitas Arthit yang tersembunyi, mampu membuat Arthit leluasa bekerja keras untuk mengumpulkan uang.
Sikap dewasa yang Arthit miliki sejak kecil. Dikala Ibunya sembunyi-sembunyi hanya menatap Arthit dari kejauhan.
Arthit hanya berpikir kenapa wanita itu menatapnya. Bukan Amarah karena Arthit ditinggalkan. Arthit yang berkutat dalam pemikirannya, dan mulai berpikir bahwa wanita itu adalah Ibunya, Untuk sesaat Arthit ikut terdiam dan mulai memperhatikan wanita paruh baya itu juga dari kejauhan.
Sedikit demi sedikit Arthit mengumpulkan uang, dan bagai Keajaiban yang diberikan Tuhan padanya, Arthit yang kala itu sepulang dari tempat kerjanya.
Melihat rumah kecil yang sangat rapuh dengan harga sewa yang sangat murah. Dengan riang Arthit kembali ke Panti.
Kesokan harinya Arthit langsung menemui pemilik rumah itu. Bermaksud untuk menyewa tempat itu.
Pemilik rumah merasa ragu memberikan rumah itu, karena rumah itu benar-benar rapuh. Di bagian teras depan atap rumah sudah tidak tertutupi lagi. Dengan halaman kecil namun tubuh lebat rumput ilalang yang menjalar, hampir mirip rumah hantu. Namun di bagian dalam setelah pintu masuk.
Walau kecil 2petak yang terpisah antara ruangan dalam dan ruangan belakang. Namun bangunan dalam terlihat sangat kokoh.
Di kala Arthit sedikit menawar lagi untuk menurunkan harga sewanya. Karena si pemilik merasa bangunan itu tidak layak dan melihat sikap Arthit yang sangat sopan dan baik. Si pemilik dengan baik hati memberikan harga sewa yang diminta Arthit dengan senang hati.
Keesokan harinya Arthit menemui sahabat-sahabatnya untuk meminta pertolongan mereka, Mike, Gunsmile, Ice dan Tuta.
Arthit menceritakan ingin membangun Coffee shop dirumah itu. Tuta merasa merinding seluruh bulu kuduknya setelah melihat bangunan itu.
"Arthit...yang benar saja...dirumah hantu ini...?"tanya Tuta yang menempel terus disisi Arthit karena takut.
Gunsmile bergaya seperti hantu menakut-nakuti Tuta yang feminim itu. Membuat Tuta menempel, memeluk Arthit.
Tetapi dengan sigap Arthit menghindar membuat Tuta jatuh tersungkur dilantai.
"Memang extra untuk membersihkan tempat ini. Tapi lihat yang didalam sangat kokoh, tidak rapuh seperti di luar."jelas Arthit pada yang lain.
"Ok...kita akan bantu."Ice mengangguk menepuk-nepuk bahu Arthit.
"Mike...ikut aku belanja peralatan lain. Ini aku bawa peralatan seadanya."Arthit membuka semua jendela.
"Ok..."Mike dengan senang hati bisa keluar sebentar dari rumah hantu itu.
"Gun apa kau mendengar kabar tentang orang itu?"tanya Arthit berubah sikap, terlihat serius dimatanya kini.
"Ya. Kemarin dia dikejar-kejar anak buah Rangpat. Menagih hutang judinya."Gun tersenyum cerah pada Arthit.
"Aku pura-pura ikut menangkapnya. Dan puas melayangkan 2pukulan ke arah wajahnya."Gun menyeringai senang.
"Hanya 2pukulan?"ejek Ice.
"Shia!!!kau Ice...dia lincah dalam urusan kabur, walau dia tua bangka."sanggah Gunsmile kesal.
Setelah itu yang terdengar hanyalah teriakan-teriakan Tuta yang terkejut karena banyak serangga yang mengikutinya. Lebih tepatnya berkeliaran di sekitarnya.
...................................
Arthit memulai Coffee shopnya, mencoba menghubungi teman-temannya untuk mengunjungi tempatnya. Lambat laun Coffee shop itu berjalan lancar.
Arthit selalu bersikap baik dengan pemilik rumah. Hingga uang yang terkumpul. Untuk kemudian bermaksud untuk membeli rumah itu dari sang pemilik.
Kebaikkan hati Arthitlah, yang sebenarnya sang pemilik rumah berat untuk melepaskan rumah itu. Karena Arthitlah rumah itu kini menjadi Coffee shop yang ramai pengunjung.
Karena kebaikkan Arthitlah pemilik rumah itu melepaskan rumah itu kepada Arthit. Dan juga pemilik rumah sudah menganggap Arthit seperti putranya sendiri, setelah mengetahui kisah hidup Arthit.
Pemilik rumah yang sering kali mengunjungi Coffee shop, suatu hari menanyakan pribadi Arthit dari para sahabatnya. Betapa terharunya sang pemilik ketika Arthit merasakan semua kepahitan itu waktu dirinya kecil. Semenjak itu pemilik rumah hantu itu lebih menyayangi Arthit.
Dan kini Arthit dengan yakin menjaga Ibu Kandungnya, Nantana dari kejaran Ayah tirinya. Termasuk dukungan dari sahabat dan orang-orang di sekitarnya.
....................................
"Krist...kita langsung saja setelah ini ke Panti. Ini sudah pukul 19.30. Nanti kita kemalaman....."pinta Arthit selesai meletakkan barang Krist yang terakhir, menengok ke arah Krist yang sedang menaruh kardus di lantai.
"Ya. Phi..."Krist menjawab dengan riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide Identity [COMPLETED]
RomanceCast : Krist Perawat Catherine Singto Prachaya Gun Attaphan Lee Thanat Off Jumpol 2 IDentitas yang dijalani Krist Perawat. Sebagai Catherine dan Krist Perawat. Hingga Krist menemukan cintanya, begitu juga cinta pertamanya.