eps24

248 25 5
                                    

Pagi itu, ada sebuah instruksi di pagi hari itu kepada para penjaga di depan....
Krist datang langsung menghampiri meja front office.
"Saki...apakah pagi ini ada kurir atau surat atau paket untukku?"Krist langsung bertanya pada gadis cantik yang bernama saki.
"Maaf Krist...aku tidak tahu ada surat atau paket untukmu atau tidak. Ketika surat itu datang, yang bertugas memberikan surat itu Oak. Coba kau tanya padanya."Saki tersenyum pada Krist yang pagi hari yang cerah itu, dirinya sudah diterangi pemandangan yang indah yang begitu menyilaukan.
Penampilan Krist terlihat berbeda hari ini. Dari kemeja yang terlihat mahal, karena kemeja berwarna putih, terdapat inisial namanya di saku depan.
Adalah kemeja baru hadiah pemberian dari kakaknya, Arthit. Celana panjang dan sepatu barunya. Semua adalah pemberian hadiah pertama kali dari kakaknya.
Krist berjalan mencari Oak. Pria mungil berkacamata, dengan sekali lihat. Akan dengan sangat mudah mengenali siapa dirinya. Ketika Krist melihat Oak keluar dari lift. Hati Krist sedikit tenang...
"Khun Oak...apakah ada paket untukku hari ini...sebuah handphone atau bungkusan kecil?"tanya Krist bersemangat.
"Tidak ada."jawab Oak dengan muka datarnya.
"Katanya sudah dikirim pagi ini, coba kau ingat lagi."Krist sangat memohon pada Oak untuk mengingatnya. Oak terlihat berpikir keras.
"Benar. Tidak ada untukmu Khun Krist. Di depatment mu hanya untuk Pak Sha. Bungkusan...kecil...tertuju untuk 2orang...Saki...dan Pak Singto."jawab Oak menunjuk pipinya mencoba mengingat apa saja yang harus di kirimkannya di setiap department.
"Apa?!!!"teriak Krist membuat Oak yang masih berpikir langsung melonjak kaget mengelus-elus dadanya.
"Alaiwa...Krist!!!!bikin jantungan saja...."Oak mengelus-elus dadanya.
Kini Krist sibuk dengan pikirannya sendiri. Tidak menghiraukan Oak yang memanggilnya beberapa kali lalu meninggalkannya karena Oak merasa Krist kini bertingkah aneh di pagi hari.
"Bagaimana ini!!!"gumam Krist.
"Tentu saja tertuju pada Phi Sing...Bagaimana ini bila phi Sing melihat handphoneku..."Krist terlihat panik.
"Tenang Krist....ini masih pagi...mungkin dia belum datang...ada Miss Puim. Mungkin masih di ruang sekretarisnya."Krist yang panik 100% mencoba menenangkan dirinya sendiri.
..................................
Sesampainya Krist di meja kerja Puim. Krist tidak mendapati Puim di meja kerjanya.
"Miss Puim kemana ya...?"gumam Krist.
Krist melirik meja kerja Puim tidak ada paketan kecil atau sesuatu yang terlihat sebuah kiriman surat. Krist menunggu...

Sudah 25menit berlalu...

"Apa lebih baik aku masuk saja... Mungkin Miss Puim di ruangan phi Sing...?waktuku tidak banyak. Sebentar lagi jam masuk kerja..."gumam Krist lirih

Tok Tok Tok

Tidak ada sahutan dari dalam. Rasa dikejar waktu dan rasa panik Krist yang membuat tangan Krist menarik pegangan pintu ruangan kerja Singto. Membuat pintu itu terbuka.
"Halooo....~"Krist mencoba membuat suara tapi lirih. Mengendap-endap tanpa suara. Dan setelah itu mendapati ruangan Singto yang juga sepi tidak ada orang. Mata Krist langsung tertuju pada meja kerja Singto. Krist langsung mengenali bungkusan kecil terlihat bungkusan handphonenya.
Terdapat Laptop tergeletak di meja depan sofa.
"Apakah phi Sing sudah datang?"gumam Krist.
"Tidak ada orang disini."gumam Krist. Krist mencoba sedekat mungkin di meja kerja Singto. Melihat bungkusan itu masih terbungkus rapi. Krist mengelus-elus dadanya.
"Huuuft....kurasa phi Sing...belum membuka bungkusan itu."gumam Krist.
"Lama sekali...kalau ku ambil...aku seperti pencuri tapi kalau ku ambil nanti...phi Sing melihat handphone ku..."Krist masih dalam kepanikannya, menggigit bibir bawahnya.
Krist semakin mendekati di depan meja kerja Singto. Kini menyingkirkan kursi di depannya, mendekat lebih dekat lagi, berdiri di antara kursi tamu dan meja kerja Singto.
Hanya berdiri. Mematung. Tidak berani mengambil handphonenya dan tidak bisa pergi meninggalkan handphonenya.
Keringat mengucur deras. Krist semakin mematung menggigit bibir bawahnya. Matanya hanya tertuju pada bungkusan kecil itu.
..............................
Dari Pantry Singto dan Chimonac memperhatikan tabletnya...
Chimonac tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah Krist.
"Hahahaha...dia bodoh atau punya kepribadian ganda!!!beda jauh dengan sikapnya yang semalam sangat menakutkan!!!hahaha....."ucap Chimonac tidak berhenti tertawa sampai menangis.
"Dia terlihat...imuut seperti Catty...kalau dia lagi panik seperti itu..."gumam Singto lirih menatap lekat layar tabletnya. Chimonac tidak mendengar apa yang dikatakan Singto karena menahan perutnya yang tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Krist sedari tadi dari layar tablet Singto. Singto dan Chimonac memang sengaja karena menebak bahwa pada pagi hari ini pasti Krist mencari handphonenya.
Setelah Singto menghubungi sang kasir Cafe itu. Sang kasir membenarkan bahwa Krist mencari handphonenya pagi ini.
..............................
Karena terbuai dalam pikirannya Krist tidak mendengar derap langkah masuk. Ketika Singto dan Chimonac mulai berpura-pura terkejut akan adanya Krist di dalam ruangannya.
"Sedang apa kau disitu?!"tanya Singto menatap tajam pada Krist, berdiri bersandarkan di pintu masuk melipatkan tangannya di dada.
Chimonac terkagum-kagum dengan akting Singto. Tangannya gatal ingin bertepuk tangan untuk itu. Hanya bisa menggelengkankan kepalanya sesaat ke arah Singto.
Krist terkejut, jantungnya berdetak sangat cepat, matanya membelalak menatap Singto. Tangannya kini berada di dadanya, mengelus-elus dadanya untuk menenangkan hatinya yang berdetak tidak karuan.
Tanpa Krist sadari kini Singto sudah mendekatinya...
"Aku...bilang...sedang apa kau disini?!"tanya Singto sekali lagi, mendekatkan wajahnya sedekat mungkin di depan Krist.
Membuat Krist berdetak kencang, bukan rasa takut yang dirasakannya, tetapi karena Singto terlihat tampan dengan jarak sedekat ini.
Krist mampu mencium aroma wangi Singto. Membuat wajah Krist memerah karena rasa sukanya pada Singto yang tidak bisa Krist tutupi lagi.
Dan kini Chimonac di buat heran dengan tingkah sahabatnya. Chimonac mencoba menyadarkan keduanya...
"Ehemt!!!"Chimonac berhasil membaut keduanya terkejut. Singto yang ingin melihat tingkah imut Krist yang mirip Catty. Krist yang tersipu malu karena wajah Singto yang terlalu dekat dengan wajahnya.
Singto teringat kembali pada kejadian semalam. Singto kembali duduk pada meja kerjanya.
"Errr...err..aku...saya...kemarin kehilangan handphone saya di Cafe itu. Pagi tadi pegawai cafe itu berkata mengirimkan handphone saya ke sini. Saya...saya bermaksud untuk mengambil handphone saya."jawab Krist gugup sembari menatap bungkusan kecil yang ada di hadapan Singto.
"Ini?!Kau yakin ini handphonemu?!"Singto mengangkat bungkusan kecil itu.
"Khap."jawab Krist mengangguk-anggukkan kepalanya.
Singto membuka bungkusan itu yang memang berisi handphone Krist. Krist terlihat senang. Singto hanya melihat handphone itu.
Singto jadi teringat handphone Catty yang terlihat sama dengan handphone Krist.
"Ini...ini mirip handphone Catty...tidak...tidak...typenya sama...jadi mereka memiliki handphone pasangan...tidak...tidak...aku ingin memastikan sesuatu..."batin Singto menatap lekat handphone Krist. Membuat Krist semakin panik.
"Gawaat...gawat...kenapa dengan phi Sing?!apakah phi Sing mulai curiga?!tenang Krist...tenang Krist..."gumam Krist panik dalam hati.

Hide Identity [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang