Singto sengaja menunggu Krist saat jam makan siang. Singto bertanya pada sekretarisnya apakah pegawai yang pernah Singto minta datanya dulu, apakah orang itu mengundurkan diri dari pekerjaannya.
"Puim...tolong cari tahu Apakah orang yang bernama Krist mengundurkan diri atau tidak?"tanya Singto pada sekretarisnya.
"Krist?!"Puim mencoba mengingat.
"Maksud Anda Krist yang waktu itu?"tanya Puim mencoba memperjelas yang dimaksud. Karena Puim sudah lupa dengan orang yang bernama Krist.
"Ya."jawab Singto berkutat pada pekerjaannya.
"Baik. Pak."jawab Puim, saat Puim hendak meninggalkan ruangan Atasannya.
"Aku ingin kabar itu sekarang juga."ucap Singto tanpa melihat Puim. Puim yang berjalan terhenti berbalik menghadap Atasannya.
"Baik. Pak."jawab Puim langsung melesat menuju meja kerjanya. Menghubungi temannya O-som.Kriiing Kriiing Kriiing
"Hallo Puim...Ada apa?"jawab O-som riang seperti biasa.
"Aku mau bertanya padamu apakah temanmu bernama Krist mengundurkan diri?"tanya Puim.
"Hah...Krist?!"O-som menatap Krist. Krist yang merasa di panggil menatap O-som.
"Khap."jawab Krist menatap O-som.
"ahh...tidak...tidak apa-apa Krist..."jawab O-som cepat. O-som kini menyeringai menerawang kepada seseorang yang menghubunginya.
"Kenapa?Kau menyukainya..."O-som berjalan keluar ruangan kerjanya menuju pantry.
"Aku bisa mengenalkanmu padanya. Bagaimana kalau nanti kita makan bersama."tanya O-som.
"Mai!!!Aku..."Puim menimpali temannya yang kini menggodanya. Namun O-som sudah memotong pembicaraan temannya.
"Tenang saja..nanti aku chat dimana kita akan Lunch. Ok?"O-som langsung menutup pembicaraannya.
"Hey..."Puim menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mengetahui O-som sudah menutup hubungan telephonenya.
Kini Puim masuk ke dalam ruangan Atasannya. Melaporkan apa yang di dapatkannya.
"Pak. Saudara Krist tidak mengundurkan diri."Puim melaporkan tugasnya. Singto menatap sesaat pada Puim. Dan kembali pada pekerjaannya.
"Saat sebelum jam makan siang, minta Krist untuk kesini." perintah Singto.
"Baik. Pak."jawab Puim cepat. Lalu meninggalkan kembali ruangan Atasannya dan kembali ke meja kerjanya.
Kini Puim menghubungi O-som melalui telephone Office karena ini adalah perintah Atasannya.
"Dengan bagian Adminstrasi...ada yang bisa saya bantu?"ucap O-som formal seperti biasa.
"Miss O...Ada perintah dari Pak Singto nanti sebelum jam makan siang, Krist diminta untuk kesini."ucap Puim.
"Ya. Baik. Nanti aku sampaikan."jawab O-som mengerutkan keningnya.
"Terima kasih O..."jawab Puim menutup sambungan telephonenya. O-som menatap Krist.
"Krist...nanti sebelum makan siang diminta untuk keruangan Pak Singto."ucap O-som berdiri menatap Krist didepannya.Deg Deg Deg
Jantung Krist berdetak sangat kencang. Namun Krist mencoba bersikap sangat normal.
"Baik."jawab Krist.
"Ada apa ini?Gun semalam bercerita dan semua sudah selesai dengan rencana kita. Sekarang apalagi dengan phi Sing?!"batin Krist.
Di ruangan Singto...
"Apakah benar yang dikatakan Pria itu. Jadi selama ini dugaanku benar. Pria itu tidak mencintai Catty."gumam Singto.
"Dan Catty menerima semua pertunangan itu tanpa tahu Krist seperti apa. Untuk Maemu..."gumam Singto menekan pelipisnya. Teringat dalam ingatan Singto, kedekatan Krist dengan Earth waktu itu.
"Atau ada hal lainnya?Kenapa kau tidak bagi semua perasaanmu padaku sayang~..."kini Singto merasa sesak didadanya....................................
Saat sebelum jam makan siang...
Seperti yang di perintahkan Singto. Krist yang mendapat perintah untuk menemui Atasannya kini.
Krist berjalan menuju ruangan Singto. Jantungnya berdetak kencang.Deg Deg Deg
Krist berjalan memegang dadanya. Saat hampir sampai di area ruangan Singto. Krist menarik napasnya dalam. Mencoba menetralkan debaran jantungnya.
Krist memberi salam pada Puim. Puim melihat kedatangan Krist. Menekan telephone office.
"Pak Singto...Saudara Krist sudah datang."Puim melaporkan pada Atasannya.
"Baik. Silahkan masuk."jawab Singto.
"Baik. Pak."jawab Puim. Lalu mempersilahkan Krist masuk.
"Silahkan masuk."Puim hanya berdiri meminta Krist untuk masuk ke dalam.
Dengan hati yang masih berdebar. Krist berjalan masuk ke ruangan Singto. Singto menatapnya berdiri dari kursinya.
Krist hendak mendekat untuk berdiri di depan Singto. Namun Singto berjalan ke arahnya.
"Sebentar lagi jam makan siang. Bagaimana bila kita makan siang bersama?"tanya Krist.
"Baik. Pak."jawab Krist.
"Tidak mungkin bila aku menolak phi Sing...phi Sing adalah Atasanku. Pemilik perusahaan ini. Aku harap semua sudah selesai."batin Krist berkecamuk.
.............................
"Krist...aku berharap kita bisa berteman seperti halnya aku berteman dengan Catty."ucap Singto.
"Baik. Pak."jawab Krist.
"Kalau di luar panggil saja aku Singto. Biar tidak terdengar kaku dan formal."pinta Singto.
"Baik. Pak...eeem...Khun Singto."jawab Krist kaku.
"Bagaimana kabar Catty?"Singto mencoba mencari tahu soal Catherine. Krist merasa yakin kini.
"Aku ingin bertanya sesuatu pada Khun Singto. Bolehkah?"tanya Krist balik.
"Silahkan..."jawab Singto tersenyum.
"Sebagai laki-laki, aku bisa merasakannya...Apakah Khun Singto menyukai Catty?"tanya Krist menghentikan makannya. Singto tampak terkejut.
"Aku...aku akui...aku memang menyukai Catty...tetapi setelah aku tahu kalian bertunangan aku tidak bermaksud untuk menghancurkan hubungan kalian. Aku hanya ingin menjadi teman Catty."jawab Singto merasakan sudah sesak di dadanya.
"Aku kasih tahu padamu. Lebih baik kamu tidak mencari Catty lagi. Dia sudah pergi. Entah kemana. Entah apa yang ada di pikirannya...membiarkan semua begitu saja. Meninggalkan begitu saja. Pergi begitu saja. Dan hanya berpamitan pada Gun dan Mae."ucap Krist berpura-pura berkata kasar tentang Catty dengan melirik ke arah Singto menyadari raut wajah Singto yang menahan amarahnya karena Krist tetap makan sambil berkata-kata hal buruk tentang Catty."Buk!!!"
"Dasar Brengsek!!!"ucap Singto melayangkan satu pukulan ke pipi kiri Krist. Hingga Krist tersungkur dilantai. Semua mata pengunjung memandang ke arah mereka berdua.
"ahk!!!"pekik salah satu pengunjung cewek.
"Hey!!!"ucap Krist. Krist menjilat sudut bibirnya yang berdarah.
"Dasar Cowok Brengsek!!!Pengecut!!!Kau memang tidak pantas mendapatkan Catty!!!Lalu untuk apa kau menerima pertunangan kalian!!!Padahal dengan mudah bisa kau katakan Kau tidak mencintainya!!!"umpat Singto kesal. Lalu pergi meninggalkan Krist sendirian.
Singto menuju kasir memberikan kartu namanya.
"Semua kekacauan itu. Kau bisa minta ganti rugi ke tempat ini. Ini Kartu namaku."ucap Singto meninggalkan tempat itu.
"Baik. Pak...Singto Prachaya Ruangroj....?!"ucap kasir itu terkejut yang sangat mengetahui Perusahaan Ternama Keluarga Ruangroj.
Seorang pelayan menghampiri Krist. Dan membantunya berdiri.
"Khun baik-baik saja...?"tanya seorang pegawai tempat itu.
"Aku tidak apa-apa. Terima kasih."setelah berdiri, Krist yang menyadari dirinya menjadi tontonan banyak orang.
Dengan menahan sakit di sudut bibirnya. Krist membungkuk meminta maaf pada orang-orang sekitar. Lalu Krist meninggalkan tempat itu. Saat melewati meja kasir.
"Dasar tidak tahu diri. Beraninya membuat masalah dengan Keluarga Ruangroj. Rasakan akibatnya!!!"sindir petugas kasir itu yang dengan sengaja agar terdengar oleh Krist.
Krist hanya tersenyum dan meminta maaf. Tetapi petugas itu langsung memalingkan wajahnya. Akhirnya Krist keluar meninggalkan tempat itu.
................................
Singto dengan kesal memukul stir kemudinya.
"Brengsek!!!Bodohnya kau Sing!!!sudah tahu kau bisa merasakan gelagat cowok Brengsek itu!!!Daridulu kurebut Catty dari tangannya!!!Dan sekarang Catty pergi entah kemana!!!Aku harus mencarinya dimana!!!Dimana kau Catty sayang~...ahk!!!"teriak Singto kesal memukul-mukul kemudinya.
..................................
Krist berdiri di depan pintu setelah keluar dari tempat itu. Menghembuskan napasnya panjang. Dan kini Krist baru menyadari menahan rasa sakitnya.
"Maafkan aku phi Sing...maafkan aku...ini semua salahku...aku memang pengecut...aku memang pantas mendapatkan ini semua..."Krist kini terisak mengusap airmatanya yang tanpa henti mengalir.
Tidak memperdulikan orang-orang yang kini menatapnya dengan tatapan aneh. Hingga ucapan orang-orangpun tak terdengar di telinganya karena Krist telah tenggelam dalam rasa sedihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide Identity [COMPLETED]
RomanceCast : Krist Perawat Catherine Singto Prachaya Gun Attaphan Lee Thanat Off Jumpol 2 IDentitas yang dijalani Krist Perawat. Sebagai Catherine dan Krist Perawat. Hingga Krist menemukan cintanya, begitu juga cinta pertamanya.