Gigijee mengikuti Pria itu, bernama Tonirak di sebuah kamar yang terbilang hanya untuk kalangan tertentu bisa menyewa tempat ini. Gigijee bersiul di depan pintu.
Namun pria itu menatap gigijee dengan tajam. Seolah mengatakan tidak menyukai sikapnya barusan.
Tonirak duduk di sofa. Memandang gigijee yang masih terkagum dengan kamar suit itu.
"Silahkan duduk."ucap Tonirak.
Gigijee melepaskan jaket kulitnya. Dan meletakkan jaket dan tasnya di sofa. Lalu menghampiri pria itu, melepaskan 1kancing teratas Tshirtnya.
Dengan gaya sensual gigijee mulai menggoda Tonirak. Tonirak hanya mengangkat jari telunjuknya untuk mengatakan gigijee berhenti dari setiap tingkah lakunya.
Tanpa kata namun mampu membuat gigijee merinding ketakutan.
"Saya tidak akan mengulangi lagi dengan kata yang sama!!!Silahkan anda duduk!!!"Tonirak menatap gigijee dengan tatapan ingin membunuh gigijee.
Gigijee langsung duduk di mana gigijee meletakkan jaket dan tasnya.
"Lalu apa maumu?"tanya gigijee.
"Dengarkan ini baik-baik!!!Anda disini bukan untuk memerintah saya!!!Anda disini hanya untuk menerima perintah saya!!!atau Silahkan anda pergi dari sini bila anda tidak berguna!!!tapi sekali lagi saya tekankan sekali anda masuk, anda tidak bisa keluar dengan hidup tenang!!!"gigijee menelan ludahnya. Seluruh tubuhnya merinding.Kriiing Kriiing Kriiing
"Baik."ucap pria itu.
Hanya sebuah 1kata jawaban. Pria itu kini mengambil berkas dan sebuah kaleng kecil, lalu menatap gigijee.
"Cap jempol."ucap pria itu seperti perintah.
"Apa ini?!"gigijee kini merasa takut.
"Dengarkan ini baik-baik!!!itu surat tawaran!!!isinya kamu tidak akan membocorkan semua hal ini!!!maka segala hidupmu adalah jaminan kami!!!apabila kau diperlukan sebagai kambing hitam!!!segala hidupmu adalah jaminan kami!!!tapi..."Tonirak lebih menatap tajam ketika kata terakhir terucap.
"Jika kau sampai membocorkan ini baik di sengaja atau tidak disengaja. Dirimu dan seluruh keluargamu adalah jaminannya. Sekarang Cap itu!!!"Tonirak menyodorkan kertas itu.
"A..aku tidak mau!!!"gigijee langsung berdiri dan pergi menuju pintu keluar. Tonirak tersenyum.
Gigijee kembali menuju ke Bar&Laounge setelah duduk untuk mengatur napas dan jantungnya yang ketakutan, barulah gigijee menyadari ada beberapa pasang mata seolah mengawasinya. Dengan tampilan jas hitam.
Gigijee memilih kembali ke kamar, betapa terkejutnya gigijee. Ketika ranjangnya di penuhi taburan bunga.
Dengan rasa takut gigijee, gigijee membuka pintu keluar terdapat satu orang menggunakan setelah jas hitam berjalan tenang.
Gigijee mulai masuk lagi ke dalam kamarnya, menggigit kuku jari telunjuknya.
"Aku bermain-main dengan monster. Ini jelas dia menerorku. Kalau tidak kulakukan mereka akan membunuh seluruh keluargaku."gumam gigijee.
Gigijee keluar dari kamarnya. Berjalan menuju kamar suit tadi. Tanpa harus mengetuk pintu. Pria ber jas hitam yang ada di dalam kamar itu, sudah mengetahui kedatangan gigijee.
Membukakan pintu untuk gigijee. Lalu keluar dari kamar suit itu. Tonirak masih duduk tersenyum menyeringai.
"Apa yang harus ku lakukan?!"tanya gigijee setelah duduk di sofa.
Tonirak menyodorkan kembali surat tawaran itu. Gigijee yang tidak ada lagi harapan mencap 3jarinya ke surat itu.
Tidak akan ada sidik jari dari pria itu. Tonirak menggunakan sarung tangan kulit berwarna hitam. Tonirak menyimpan kembali surat itu ke dalam tas yang tergeletak di sampingnya. Dan mengeluarkan sebuah amplop coklat.
Tonirak merogoh saku dalam setelan jas hitamnya. Mengeluarkan sebuah kunci kamar 315. Gigijee terkejut.
"Ingat perintah ini baik-baik!!!Kau di perintahkan masuk ke kamar ini. Pria itu tidak akan bangun sampai pagi. Buat panggilan telephonenya tertuju di layar handphonemu. Lucuti semua pakaiannya dan pakaianmu. Saat pagi dia bangun, kau katakan dia yang memanggilmu. Setelah itu keluarlah dari kamar itu pagi harinya. Dan lakukan itu saat ini juga. Mengerti!!!"Tonirak duduk di sofa tenang.
"Tunggu apa lagi!!!Cepat lakukan tugasmu!!!"ucap pria itu kesal sedikit berteriak ketika gigijee masih termangu di sofa.
Gigijee langsung beranjak pergi. Dalam perjalanannya menuju kamar Singto.
"Kau bermusuhan dengan siapa sayang~?!maafkan aku sayang...mereka akan membunuhku dan keluargaku..."gumam gigijee.
.................................
Krist berlari menuju kamar Gun...Tok Tok Tok
Gun membuka pintu kamarnya, mendapati Krist memeluknya. Gun terkejut. Lalu membawa masuk Krist masuk ke kamar.
Off yang menyadari situasi dari tatapan kekasihnya, Gun. Hanya terdiam kembali dalam permainan gamenya.
"Gun...aku tadi melihat phi Sing dan gadis cantik berpelukan di depan kamar phi Sing..."ucap Krist melepaskan pelukannya.
"Lalu...?!"tanya Gun.
"Gadis itu mencium pipi phi Sing..."ucap Krist kesal.
"Lalu kau langsung pergi...ke sini...?!"Gun mendelikkan matanya mempertanyakan kebodohan sahabatnya ini. Sesuai dugaan Gun Krist mengangguk mempout bibirnya karena sedang mode kesal.
"Kenapa tidak kau hampiri sekalian, kau tarik rambutnya. Berdiri di depan Singto. Dia 'suamiku'!!!"Gun yang tiba-tiba berdiri memperagakan semua gerakannya.
Off langsung tertawa terpingkal-pingkal. Krist menatap kesal pada Gun dan Off yang kini tertawa bersama.
"Yach!!!"Krist cemberut mengerucutkan bibirnya kesal.
"Benar kata Gun!!"bela Off. Gun mengangguk-angguk.
"Kalian sudah jadian?"tanya Off.
"Kata phi Sing...phi mau resmi memperkenalkan dirinya sebagai kekasihku pada Mae dan phi Arthit. Tapi...."jelas Krist.
"Tapi situasi tidak mendukung..."jawab Krist mengingat tadi di tempat makan, Krist melihat wajah Singto yang kesal.
"Ada pesan dari phi Arthit, bentar"Krist menatap layar handphonenya kini.Drrrt Drrrr Drrrt
Sending message from phi...
"Kiit...kau dimana?"Arthit.
"Di kamar Gun phi...ada apa?"Krist.
"Ahhh...tidak apa-apa...ya sudah...phi hanya khawatir saja..."Arthit.
"Ya phi..."Krist kembali menatap Gun. Gun berdiri.
"Ayo..."ucap Gun.
"Kemana?!"tanya Krist.
"Kita tangkap pelakor itu."jawab Gun menarik tangan Krist untuk berdiri. Off hanya menggelengkan kepalanya.
Krist dan Gun berjalan menuju kamar Krist. Di saat bersamaan gigijee memasuki kamar Singto.
"Tunggu!!!"ucap Gun mendapati Gigijee akan memasuki kamar Singto.Deg deg deg deg
Tangan gigijee gemetaran. Jantungnya berdetak kencang. Gigijee mencoba mengatur napasnya.
"Siapa kau?!"tanya gigijee dengan lantang.
"au...kau sendiri siapa?!kenapa masuk ke kamar temanku?!"tanya Gun.
"Aku kekasihnya. Terserah aku masuk ke kamar kekasihku sendiri. Kalian siapa?!"tanya gigijee.
Krist dan Gun terkejut.
"Bersikap tidak sopan. Namaku gigijee, aku baru kembali dari NewYork. Kalian Siapa?!kalau kalian teman Singto. Kalian pasti tahu siapa aku. Siapa kalian?!"Krist merasa teriris mengetahui kenyataan itu.
"Benarkah?!"Gun merasa tidak percaya.
Gigijee membuka galery photonya. Memperlihatkan beberapa photo ke arah Gun dan Krist. Tentu saja photo kedekatan gigijee dan Singto yang terlihat sangat intens, yang di perlihat kan gigijee pada Krist dan Gun. Krist menarik lengan Gun.
"Dasar tidak tahu sopan santun. Cepat kalian pergi atau ku panggil petugas kesini!!!"Gigijee lalu menutup pintu.
Dengan cepat gigijee melihat apakah Singto terbangun. Namun Singto masih terlelap tidur.
"Gun..."ucap Krist mulai berkaca-kaca.
"Sialan!!!kita lebih baik cari tahu terlebih dahulu..."ucap Gun semakin penasaran. Lalu menarik beranjak pergi dari depan kamar Singto.
..................................
"Sing...."gigijee mencoba membangunkan Singto yang tertidur lelap.
Sekuat Gigijee menggoyangkan Singto. Singto tidak beranjak bangun dari tidurnya.
"Maafkan aku Sing..."ucap Gigijee menatap Singto dari samping ranjang Singto.
Sesuai perintah, Gigijee mengambil handphone Singto dan melakukan panggilan untuknya. Setelah itu gigijee mulai melucuti pakaian Singto dan melucuti pakaiannya sendiri.
Lalu tidur memeluk Singto. Meraba dada bidangnya.
"Aku merindukan aroma tubuh ini...aku merindukan kejantananmu..."bisik gigijee mengecup pipi Singto, menandai di bawah telinga Singto dengan lipstiknya lalu melumat bibir manis Singto.[MISION SUKSES]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide Identity [COMPLETED]
RomanceCast : Krist Perawat Catherine Singto Prachaya Gun Attaphan Lee Thanat Off Jumpol 2 IDentitas yang dijalani Krist Perawat. Sebagai Catherine dan Krist Perawat. Hingga Krist menemukan cintanya, begitu juga cinta pertamanya.