eps15

296 30 0
                                    

Pagi itu Krist berjalan ke taman kecil di rumah sakit itu bersama dengan Nantana. Nantana sesekali menatap putranya yang terlihat manis itu. Memegang tangan Krist yang melingkar di lengannya.
Nantana tersenyum kecil ketika melihat Krist sangat bersikap manja pada dirinya kini. Duduk di bangku taman. Setelah berjalan-jalan di sekitar taman itu.
"Mae ingin Kiit belikan bubur atau sesuatu?"Krist menyandarkan kepalanya di bahu Maenya.
"Kiit...Mae belum lapar.. bukankah kau akan bekerja. Ayo kembali ke kamar."Nantana berdiri dari kursi taman itu, diikuti Krist berdiri lalu berjalan bersama Maenya.
Saat kembali ke kamar dengan arah yang berbeda Krist melihat Lee didepannya. Berbincang dengan teman kerjanya.

Deg deg deg deg.

Krist mengeratkan pegangan tangannya yang melingkar di lengan Mae nya. Nantana merasakan itu. Melihat wajah putranya yang berubah sedikit tegang.
"Kiit...apa kau sakit nak?"tanya Nantana.
"Ayo cepat kita kembali ke kamar."Nantana terlihat cemas.
"Tidak Mae...Kiit tidak apa-apa."ucap Krist berbohong.
"Maaf Mae...Kiit berbohong...Kiit berjanji. Kiit hanya akan menjadi putra Mae..."batin Krist dalam hati.
...............................
Pada akhirnya Singto tidak bisa tidur dengan tenang semalam. Pagi hari Singto sudah pergi meninggalkan rumah dan pergi ke rumah Gun kembali.
Singto merasa Gila!!!

Tok Tok Tok

"Siapa pagi-pagi gini!!!mengganggu tidurku saja!!!"gerutu Gun membuka pintu Apartmentnya. Gun terkejut mendapati Singto yang menghampiri rumahnya.
"Singto...mau apa kau pagi buta begini sudah ke rumahku?"tanya Gun kesal. Gun harus berpura-pura tidak suka dengan Singto. Karena sahabatnya sudah memutuskan untuk tidak menjadi Catherine lagi demi keluarganya.
"Maaf...aku tidak bisa menghubungi Catherine. Apakah kau tahu ada apa dengannya?"tanya Singto merasa bersalah telah menganggu Gun.
"Ada apa Gun?"tanya Off dari dalam. Singto mendengarnya.
"Tidak ada apa-apa Papi...ini ada Khun Singto tanya tentang Catty."jelas Gun.
"Ohh..."balas Off dari dalam.
"Aku tidak tahu. Dan kalau aku pun aku tahu, aku tidak akan memberitahukan kamu. Karena aku tidak suka kamu."jawab Gun sedapat yang ada dipikirannya.
"Tolong Gun...aku khawatir pada Catty."ucap Singto menautkan kedua tangannya untuk memohon pada Gun.
"Baik. Akan ku sampaikan. Tunggu Catty menghubungimu atau tidak. Kalau dia tidak menghubungimu. Jangan datang mencarinya disini."ucap Gun. Singto terlihat sedih.
"Baik."jawab Singto yang hanya menatap Gun menutup pintu Apartmentnya.
Singto berjalan sedikit, lalu berhenti di depan Apartment Krist. Singto ingin mengetuk tetapi ragu.
"Dengan alasan apa apabila benar Catty bersama Krist. Aku hanya ingin melihat Catty sebentar saja."gumam Singto.
Singto mencoba mendengar lebih dekat. Mungkin terdengar suara Catty di balik pintu itu. Namun tidak ada suarapun yang terdengar. Singto pergi dengan mengangkat alisnya.
.........................................
Seperti yang dijanjikan, Gun mengantarkan tas kerja Krist. Nantana sedikit terharu melihat putra kecilnya untuk pertama kali berangkat bekerja.
"Kiit...jangan lupa besuk Mae sudah pulang. Setelah sepulang kau bekerja. Kita berkunjung ke Panti."Arthit mengingatkan adiknya.
"Ya. Phi..."jawab Krist. Setelah Krist dan Gun meninggalkan Nantana dan Arthit. Gun menceritakan yang terjadi padi tadi di Apartmentnya.
"Tadi Singto datang ke rumahku. Krist. Aku rasa kau harus bertemu untuk terakhir kalinya."ucap Gun.
"Aku harus bilang apa?"tanya Krist pada Gun.
"Bilang saja kau pindah ke luar negeri. Kalau tidak...."Gun mengantungkan kata-katanya, membuat Krist kebingungan.
"Kalau tidak?Ayolah Gun...kau punya 1000 ide gila..."tanya Krist mengulang kata Gun.
"Tunggu...tunggu...tunggu...sepertinya aku pernah mendengar kata-kata ini ya..."Gun mencoba mengingat itu, tapi hasilnya nihil.
"Lupakan!!!Ya...ya...ya..Dengan cara kasar."Gun menyeringai.
"Cara kasar?"Krist semakin bingung.
"Kalian janjian di cafe..trus...kau pilih dekat jendela luar...dengan muka kesal kau datang menghampiri Singto."kini dua sahabat ini tenggelam dalam fantasi reka adegan Catty dan Singto. Krist menyimak dengan antusias.
"Dengan wajah yang cemberut kau duduk. Phi Sing...aku akan pergi keluar negeri."cerita Gun berlanjut, tetapi Krist langsung memotong pembicaraannya.
"Aku ikut....itu...itu...jawaban dari phi Sing gimana..."ujar Krist. Gun memicingkan matanya.
"Jangan potong pembicaraanku, Krist!!!"Gun kesal.
"ya...ya...ya..."Krist mengangguk-angguk.
"Mana mungkin Singto berani seperti ini. Kalau pun iya kau marah donk...tunggu...tunggu...tunggu...apa yang kukatakan barusan, Kriist...kita keluar dari pembicaraan."Gun jadi kesal karena lupa dengan apa yang akan dikatakannya. Imajinasinya telah hilang karena ulah Krist.
"Aku datang dengan muka kesal, Guuun...."ujar Krist mengingatkan.
"Nah....kamu bilang...kamu tegaskan kamu sudah punya tunangan yaitu Krist."Krist menunjuk dirinya sendiri.
"Kamu tidak ingin nenemui Singto lagi. Setelah itu beberapa hari aku akan bercerita bila bertemu di Bar, kalau kamu ke luar negeri tanpa pamit."Gun tertawa sangat menakutkan seperti ibu tiri.
"Tawamu seperti ibu tiri..."Krist menggeser tempat duduknya agak menjauh dari sahabatnya, Gun. Di taman rumah sakit saat pagi tadi Krist bersama Maenya.
"Ok. Aku menyayangimu Gun... Ayo berangkat."Krist memeluk erat Gun.
Gun tersenyum kecil. Namun kesal karena pelukan Krist sangat erat yang membikin Gun kesakitan. Hingga...keduanya terkejut mengenali suara yang menginterupsi perbincangan mereka berdua.
"Gun...sedang apa kau disini?"Gun dan Krist melonjak. Ketika Lee menghampiri keduanya.
"Lee...hehehe...Menjenguk Ibu temanku yang sedang sakit. Kau bebas tugas?"tanya Gun kembali.
"ahhh...tidak. Aku sangat tercekat bulan ini."jelas Lee menggeruk kepalanya tersenyum dengan rasa lelah di wajahnya.
"Aku tahu kau baik Lee...kau pantas mendapatkan Catherine...tetapi aku harus menghentikan ini juga sebelum semua ini lebih larut membuat kalian berdua terluka."batin Gun.
"Maafkan aku Lee...andai Catty bebas mencintai siapapun...Sudah dari pertama kita bertemu...kau mungkin sudah menjadi kekasih Catherine seutuhnya...tetapi aku harus menghentikan semua ini, sebelum semua ini lebih larut dan membuat kalian berdua terluka...aku mencintaimu phi Lee..."Krist menatap Lee dengan intens, membuat Lee yang menyadarinya sedikit canggung ditatap seorang pria walau manis seperti orang di depannya kini.
Gun yang menyadari tatapan Krist langsung menarik Krist keluar dari area itu, sebelum Lee banyak mengajukan pertanyaan untuknya. Gun menyikut pinggang kanan Krist, membuat Krist tersadar dari lamunannya.
"Lee...aku terburu-buru takut terlambat berangkat kerja...aku permisi dulu, bye..."Gun langsung menarik tangan Krist meninggalkan Lee yang mengatakan sesuatu sedikit berteriak.
"Sampaikan maafku pada Catty...karena aku sibuk sebulan ini..."teriak Lee, lalu meminta maaf di sekitar.
"Ya. Ya. Ya. Ok!!!"teriak Gun berjalan menjauhi Lee lalu menghilang masuk ke dalam taksi.

Hide Identity [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang