eps32

267 34 10
                                    

Pagi hari yang cerah, Singto yang telah terbangun. Hatinya merasa berbunga semalaman Krist bersamanya. Singto pagi itu sudah mempersiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Membayangkan Krist menyukai masakannya. Membayangkan ciuman di pagi hari. Dan pelukan-pelukan hangat di pagi hari.
Ketika Singto beranjak ke kamar untuk membangunkan kekasihnya...

Kriiing Kriiing Kriiing

Phi Arthit Calling

"Swaddekhap Phi Arthit"jawab Singto dari handphone Krist yang menganggu tidurnya.
"Siapa ini?dimana adikku, Krist"tanya Arthit.
"Saya...Singto. Singto Prachaya Ruangroj. Kekasih adik anda Krist."Singto tak mendengar balasan apapun dari Arthit. Arthit hanya terdiam.
"Nanti sore sepulang kerja secara resmi aku akan memperkenalkan diri di Mai Khao Beach."ucap Singto terdengar serius.
"Baiklah."jawab Arthit menutup sambungan telephonenya.
Singto mendekati Krist. Mengecup bibir manis miliknya.
"Catty...."Singto mengecup bibir itu lagi.
"U'uumm...5menit lagi Mae...kepalaku rasanya pusing..."Krist menggeliatkan tubuhnya.
"Catty..kau jangan terus menggodaku dipagi hari...atau aku akan memakanmu..."bisik Singto menggigit telinga Krist.
Krist melonjak kaget. Kini Krist merasakan pusing yang amat sangat.
Kerongkongannya terasa kering. Singto dengan sigap mengambilkan air mineral yang sudah di siapkannya di meja nakas.
"Ini...minum dulu..."pinta Singto membantu membawakan gelasnya.
"Kepalaku pusing sekali..."Krist memegang kepalanya.
"Aku sudah masakin sup. Bergegaslah mandi. Setelah itu kita berangkat kerja bersama."Singto meletakkan handuk di paha Krist, mengecup pipi Krist lalu meninggalkan Krist untuk turun ke lantai bawah.
Saat Krist mandi sedikit demi sedikit ingatan-ingatan kejadian tadi malam terulang kembali di ingatan Krist.
"Bodooohhhnya diriku!!apa yang sudah kulakukan semalam!!!"gumam Krist merutuki dirinya sendiri.
Saat bercerminpun Krist masih merutuki dirinya sendiri.
"Ok. Kau tidak boleh menyentuh minuman lagi."gumam Krist menunjuk dirinya sendiri di cermin masih merutuki dirinya sendiri.
Singto menunggu di sofa sambil mendengarkan berita pagi. Senyumnya melebar ketika hanya melihat Krist terlihat mempesona dengan kemeja biru muda miliknya dan hanya mengenakan celana pendeknya.
"Ayo...kita sarapan...menghilangkan mabukmu semalam."Singto menggenggam tangan Krist.
Krist menarik tangan Singto untuk berhenti.
"Maaf phi Sing...semalam...aku...aku mabuk berat..."Krist menunduk, tidak ingin menampakkan wajahnya yang sedang merona.
Singto menatap Krist dengan gemas. Ingin rasanya menerkam bibir manis di hadapannya ini. Yang terlihat imuut karena Krist mempoutkan bibirnya.
Singto mengecup kepala Krist. Lalu menarik tangan Krist
"Ayo...kita sarapan Catty...sebelum kau terus menggodaku...untuk ingin memakanmu sekarang."Singto tersenyum. Krist tersenyum lebar. Menggelayutkan tangannya di lengan Singto.
"Tadi phi Arthit menghubungimu. Aku sudah memperkenalkan diri pada phi Arthit kalau aku kekasihmu. Aku bilang nanti sore, aku secara resmi memperkenalkan diriku pada Mae dan phi Arthit setelah kita pulang kerja langsung ke Mai Khao Beach."jelas Singto. Membuat Krist tersedak.
"Pelan-pelan makannya."ucap Singto memberikan air mineral. Lalu mengambil lagi air mineral di kulkas.
"Phi Sing...bilang apa tadi?!"Singto mengisi lagi gelas Krist.
"Aku harus memperjelas pada semua orang. Yang pertama pada phi Arthit dan Mae. Agar kejadian semalam tidak terulang lagi."ucap Singto menatap lekat Krist yang kini telah merona.
"Kau adalah milikku."Singto mencium bibir manis itu. Lalu melepasnya sesaat.
"Sudah ku bilang...jangan selalu menggodaku..."Singto tersenyum.
"Siapa yang menggoda phi Sing..."balas Krist kesal.
"Ini...buktinya..."Singto langsung melumat penuh tuntutan di bibir manis nan merah muda sembari duduk di pangkuan Krist.
..............................
Seperti yang di minta Arthit sebelumnya, Arthit siang itu juga mengirimi Krist pesan bahwa Jay yang akan menjemput Krist sepulang kerja.
Krist merasa malu saat bertatap muka dengan Jay. Karena apa yang telah di perbuatnya semalam.
"Kiit...."panggil Jay santai seolah melupakan kejadian semalam. Sebelum Krist berangkat Krist mengirim pesan pada Singto...

Drrrt Drrrt Drrrt

Sending message to My hearth

"Phi Sing yakin...?!akan datang ke sini...?!"pesan Krist.
"Sangat yakin."balas Singto.
"Aku tidak suka kau berangkat dengannya."balas Singto.
Krist hanya menghela napasnya. Tanpa berniat membalasnya.
"Balas!!!"Singto.
"😤"Krist
"Kau tidak boleh dekat-dekat dengannya!!!"Singto.
"Kau tidak boleh bicara dengannya!!!"Singto.
"Jangan biarkan dia sok-sok roumantis padamu."Singto.
Krist membaca pesan itu lagi-lagi menghela napasnya, tetapi tersenyum kecil karena bahagia dengan sifat posesif Singto.
Jay memperhatikan Krist yang tersenyum pada layar handphonenya. Diam-diam...dengan kesal Jay mengeratkan pegangan kemudinya.
...................................
"Kiiit..."ucap Jay membuyarkan rasa gugup Krist dalam perjalanan mereka.
"Khap..."Krist terlihat canggung.
"Hahahaha...tolong ambilkan minuman yang dikursi belakang."Krist langsung mengambil kantong yang ada di kursi belakang.
"Air mineral..."Krist mengangguk.
Saat Krist hendak membantu Jay untuk minum. Jay menggelengkan kepalanya. Krist merasa heran.
"Kau yang minum...aku Coffee...aku belum melihatmu minum sedari tadi.."ucap Jay tersenyum.
"Ya. Terima kasih."dengan canggung Krist minum air mineral itu.
"Coffee..."Krist lalu membantu Jay minum Coffee nya.
Wajah keduanya begitu dekat. Membuat Krist gugup. Wajahnya merona. Jay tersenyum.
"Kini kau memperhatikan, dan memikirkan perasaanku."ucap Jay. Membuat Krist semakin merona karena gugup.
"Perjalanan akan sangat panjang..lebih baik kau tidur saja Kit..."ucap Jay tersenyum manis ke arah Krist. Krist sedari tadi merasa mengantuk.
"U'ummm..."tak berselang lama Krist tertidur lelap. Sangat lelap.
"Krist...Krist..."panggil Jay tersenyum melirik ke arah air mineral yang di minum Krist tadi.
"Aku masukkan obat itu..."gumam Jay lirih dan tersenyum. Krist tertidur lelap sampai tujuan.
.................................
"Kiit...Kiiit...."Krist terkejut mendapati dirinya sudah sampai tujuan. Namun Krist merasa nyenyak dalam tidurnya.
"Phi Jay...kenapa tidak membangunkan aku tadi?!"Krist merasa tidak enak hati. Jay yang sepenuhnya memegang kemudi dalam perjalanan mereka.
"Jay...Kiit..."Arthit yang sudah mendapat pesan dari Jay.
Bahwa perjalanan mereka akan sampai tujuan. Arthit menunggu keduanya di lobby hotel&resort Dana.
Krist menghampiri kembarannya dengan muka habis bangun tidur.
"Ini Jay...kunci kamarmu...kau satu kamar bersama Gunsmile. Dia main handphone tadi di kamar."Arthit menyerahkan kunci kamar untuk Jay.
"Gun dan Off sudah datang Phi?!"tanya Krist riang. Tubuhnya terlihat segar setelah tidur nyenyak tadi.
"Sudah."jawab Arthit senang. Mengambil koper adiknya.
"Aku ingin ke kamar Mae dulu..."Krist menggelayut manja di lengan Arthit. Arthit mengacak-acak rambut Krist karena gemas.
"Ayo...kau langsung bersiap-siap Krist. Kita makan habis itu jalan-jalan di area pasar traditional di sini. Mae pasti senang."pinta Arthit.
"Siap phi..."Krist bertingkah seolah memberi hormat. Lalu beranjak pergi ke kamar Nantana.
"Terima kasih Jay..."ucap Arthit menepuk bahu Jay. Krist berjalan didepan mereka dengan riang.
"Aku yang merasa senang melihatnya Kiiit bahagia seperti itu...dan bisa berduaan dengannya...terima kasih Arthit...kau mengizinkan aku mendekati adikmu..."Jay menatap lekat tersenyum melihat Krist yang bertingkah seperti anak-anak.
"Adikmu itu sangat indah saat tersenyum..."Jay memandang lekat Krist. Arthit tersenyum menatap Jay yang begitu lembut memperhatikan adik kesayangannya.

[Obat apa yang diberikan Jay dalam minuman Krist?!kenapa Jay tidak berbuat apapun?!Kembarannya Krist sepertinya lebih suka dan memberikan restunya pada Jay]

Hide Identity [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang