eps37

252 26 13
                                    

Krist berjalan dengan cepat tidak tahu arah. Hingga Krist menabrak seseorang di Lobby hotel.

"Bruk!!!"

"maaf..."Krist menunduk meminta maaf dengan tangan yang mengusap matanya.
Orang yang ditubruk itu menarik tangan Krist yang hendak meninggalkannya.
"Krist?!Ada apa?!Kenapa kau menangis?!"tanya Jay menahan tangan Krist.
Gun yang mengejar Krist kini merasa lega, Jay berada di sisi sahabatnya.
"Jay...lepaskan aku...aku ingin sendiri...aku mohon..."ucap Krist kini terisak. Mengusap air matanya.
"Tidak. Aku tidak akan membiarkan orang yang kusukai sendirian di saat seperti ini."ucap Jay mencengkeram lengan Krist. Krist menatap Jay.
"andai phi Sing yang mengatakan seperti ini padaku saat ini. Tapi...Betapa beruntungnya aku. Kau ada disisiku saat ini Jay."Krist menatap lekat ke arah Jay.
"Krist!!!"teriak Singto memanggil berlari mengejar Krist, kini merasa kesal setelah melihat Jay didepan Krist dan memegang tangannya.
Lagi-lagi Jay selalu berada diantara dirinya dan Krist. Jay yang melihat kedatangan Singto.
"Apa kau bertengkar dengannya?!"tanya Jay menatap Krist.
Untuk sesaat Krist dan Jay saling memandang. Krist hanya terdiam, saat melirik Singto dengan kesal.
"Bukan urusanmu!!!"jawab Singto kesal.
Seolah Jay kini bertingkah bak super hero bagi Krist. Krist menatap Singto kesal, saat Singto berkata tidak sopan pada Jay.
"Tidak!!!aku juga tidak ada urusan dengannya."ucap Krist kesal.
Krist memalingkan wajahnya ke arah berlawanan. Jay menghela napasnya. Dan tersenyum ke arah Krist.
"Krist...dengarkan aku ya..."Krist mengangguk mengiyakan.
"Tarik napas...hembuskan..."Krist melakukan yang diperintahkan Jay.
"Lakukan lagi..."Krist melakukan apa yang diperintahkan Jay.
"Sudah merasa enakan?"tanya Jay.
Krist menggelengkan kepalanya. Menekan dadanya yang masih terasa sesak.
"Lakukan lagi..."ucap Jay lembut.
Krist melakukan apa yang diminta Jay. Kini hati Krist sedikit merasa tenang.
"Sudah?!"tanya Jay sekali lagi.
Krist tersenyum mengangguk mengiyakan.
"Selesaikan masalahmu. Jangan lari. Kau harus hadapi itu. Mengerti?!"ucap Jay lembut dan tersenyum pada Krist.
"Cihh!!!"ucap Singto kesal.
Semua menatapnya seolah dirinya paling terburuk diantara mereka berempat.
"Baik. Phi Sing...ayo kita bicara!!!"ucap Krist tiba-tiba setelah itu.
Krist menatap Gun mengangguk mengiyakan. Krist memantapkan wajahnya lalu mengangguk ke arah Gun.
Jay yang seolah tahu apa yang akan dilakukan Krist.
"Aku dan Gun akan menunggumu di Restoran."ucap Jay lembut.
"Terima kasih Jay..."Krist mengangguk mengiyakan.
Kini Singto merasa takut dan was-was akan sikap Krist di depan matanya.
"Ayo...phi Sing..."Krist berjalan mendahului Singto.
Singto berlari mengejar Krist. Krist menampik tangan Singto yang ingin berjalan bersama. Krist mengajak Singto berjalan ditepi pantai.
Angin di pagi hari masih membuat Krist merasa kedinginan. Krist yang tidak tahan melipatkan tangannya di dada.
Krist nengambil tempat duduk di kursi pinggiran pantai. Singto duduk disampingnya.
"Krist...maaf...aku...soal tadi...tapi aku mencintaimu Krist..."ucap Singto kebingungan untuk mencoba memperbaiki kesalahannya.
"Jadi walau kau tidak mencintainya...kau bisa tidur dengan siapapun?!kau mengucapkan cinta padaku...tetapi juga mengucapkan cinta padanya...aku merasa bersalah pada kekasihmu karena memiliki perasaan ini...aku tidak akan mau menjadi orang yang merusak hubungan orang lain. Aku ingin kita putus."mata Krist kini berubah menatap Singto.
Dada terasa semakin mencekat bila menatap Singto. Singto menggapai tangan Krist, namun Krist menampiknya.
"Krist...aku minta maaf...aku bersalah...tapi aku mencintaimu saat ini....tidak mencintainya...jangan lakukan itu...dia bukan kekasihku...dia..."mata Krist semakin menahan amarah dengan kata yang terucap oleh Singto.
Bagi Krist kini begitu mudah pria di depannya ini mengatakan cinta. Berhubungan sex tanpa ikatan. Lalu menjalin dengan yang lain di saat bersamaan.
Krist berdiri beranjak pergi. Singto memeluk dari belakang.
"Jangan Catty...jangan tinggalkan aku...aku mencintaimu..."ucap Singto memeluk Krist erat.
Singto sudah tahu harapannya tidak ada. Kesalahan dirinya sangatlah fatal. Singto tidak peduli ada beberapa pasang mata melihatnya. Krist melepaskan pelukan Singto.
"Seharusnya phi sudah memikirkan terlebih dahulu sebelum melakukannya."ucap Krist meninggalkan Singto yang hanya terdiam.
.................................
Krist berjalan ke Restoran di Hotel&Resort tampatnya tinggal. Disana telah menunggu Jay dan Gun yang sedang berbincang. Jay tersenyum melihat kedatangan Krist.
"Kalian belum makan?!"tanya Krist tersenyum.
"Menunggumu..."jawab Jay tersenyum.
Kini Gun, Jay dan Krist duduk bertiga.
"Aku pesan Nasi Goreng, dan Rainbow Ice Cream, Kau Gun?"tanya Jay.
"Aku scrambel egg dan susu."jawab Gun.
"Aku tidak makan. Aku masih kenyang."ucap Krist setelah Gun memesan.
"Aku tidak tanya. Aku tahu kau akan bersikap seperti ini."jawab Jay.
Saat pesanan mereka datang...
Jay menyuapkan Rainbow Ice Cream ke arah Krist. Krist terkejut dari lamunannya.
"aaakk..."ucap Jay.
Membuat Gun menahan tawanya. Krist tersipu malu.
"Jay...apa yang kau lakukan..."tanya Krist tersipu malu.
"Kau tidak mau makan. Jadi di saat seperti ini lebih enak kalau makan ice cream. Ini kupesankan khusus untukmu. Cepat tanganku pegal nich..."jawab Jay.
"Aku tidak mau...aku masih kenyang..."balas Krist masih tersipu malu.
"Kiiit...~"rayu Jay.
"Kasihan tangan Jay capek tuh Kiiit..."timpal Gun sembari makan.
"Ya...tapi...aku makan sendiri."Krist masih tersipu malu.
"Tidak mau~aku ingin menyuapimu 1kali...na...~"Jay bersikukuh, menggelengkan kepalanya.
"Sudah...turuti saja permintaannya Kiit...sebelum orang lain melihatnya..."ucap Gun minun susunya.
Krist dengan malu menyuap ice cream itu dari tangan Jay. Dari pintu masuk Restouran itu Singto merasa sakit melihatnya.
Singto kembali ke Hotel. Singto teringat bahwa rivalnya mengatakan akan menunggu Krist di Restoran.
Yang ada hanyalah menambah dadanya semakin sesak melihat kedekatan Krist dengan Jay. Singto merasa yakin Krist saat ini hanya membencinya.
Tidak ada yang bisa diperbaikinya lagi. Singto sadar dirinya telah melakukan hal yang fatal walau dirinya sendiri tidak merasa yakin akan hal itu. Tetapi bukti nyata telah ada.
Terlebih lagi disaat situasi yang tidak tepat. Singto ketahuan membohongi Krist. Seolah dirinya adalah seorang playboy yang tertangkap basah dengan orang yang akan di dekatinya.
Singto dengan putus asa kembali ke kamar. Singto menatap kamar gigijee. Singto melangkah untuk bertemu dengannya untuk memperjelas dirinya kini dan meminta maaf atas kejadian semalam, walau sebenarnya dirinya sendiri yang tidak yakin melakukan hal itu.

Tok Tok Tok

Tidak ada sahutan dari dalam...

Tok Tok Tok

Kembali tidak ada sahutan dari dalam...

Singto mencoba menghubungi gigijee...

Kriiing Kriiing Kriiing

"Hi~baby...."jawab gigijee.
"Kau sedang keluar?"tanya Singto.
"Yes. Why?!"tanya Singto.
"Aku ingin bertemu denganmu..."jawab Singto.
"au...how about this afternoon?!"tanya gigijee.
"Ok. Aku tunggu di Bar&Lounge Hotel nanti sore."jawab Singto.
"Ok~baby....I miss you...muuach~"jawab gigijee menutup sambungan telephonenya.
................................
Berselang 15menit setelah gigijee menutup telephonenya. Gigijee yang sedang menikmati pemandangan bersama teman-temannya di hampiri seseorang yang memakai setelah jas hitam.
"Ada tugas untukmu."ucap pria itu saat temannya sedang asyik berphoto ditempat yang lain.
"Baik."jawab gigijee langsung merinding.
"Nanti malam ketika kau bertemu dengan pria itu. Bersikaplah seperti saat kamu di NewYork."perintah itu terucap dari orang yang tidak mengatakan siapa dirinya.
Berdiri di samping gigijee. Lalu meninggalkan gigijee yang mematung. Jantungnya tidak berhenti berdetak kencang. Keringat dingin mengucur di dahinya. Wajah gigijee memucat.
"Bagaimana mereka tahu yang kukatakan baru saja bersama Singto. Baby Sing...maafkan aku...aku tidak tahu siapa musuhmu ini....tapi dia Monster?!"gumam gigijee.
"Monster?!Monster apa?!"tanya Happy menepuk bahu gigijee, membuat gigijee dan happy terkejut karena teriakan gigijee.
"Aaaa!!!"pekik gigijee terkejut.
"Why?!What?!"tanya Happy mengelus-elus dadanya.
"Monster apa?!"tanya Happy panik.
"Ada apa denganmu?!"tanya Happy lagi.
"Siapa pria itu?!kau kenal?!"tanya gigijee.
"Hey...tanyanya banyak amat...dia bukan siapa-siapa...cuma orang tanya jalan...Dan Monster?!Monster apa?!"jawab gigijee gugup.
"Hey...~gi....kau sendiri yang bilang tadi...kenapa kau malah tanya padaku?!"balas Happy mencubit pipi gigijee karena kesal.
"Ya...sudah...Ayo...kita lanjutt...~"jawab gigijee berpura-pura tersenyum menunjuk ke arah depan.

Hide Identity [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang