Kalap

296 31 8
                                    

Sendiri
Kadang sepi
kadang lebih baik begini

_____________

Setelah di bondong ke UKS, kini Belle sudah mendapatkan pertolongan. lengannya pun sudah di obati dan di perban. Nina yang ikut menemani sedari tadi menatap cemas Belle.

"Inggrit–" "Belle!"

"Ah, Belle gimana keadaan kamu? masih sakit?"

"Atau kita kerumah sakit aja?"

Belle menatap kesal Nina yang terus mengoceh. "Lo bisa diem gak sih, berisik tau gak!" tanpa sadar dirinya membentak.

Nina kicep mendengar bentakan Belle.

"Mau apa lagi? keluar lo!" intonasi suaranya semakin meninggi. dia benar-benar kesal sekarang.

Nina menunduk merasa bersalah, dia berjalan pelan kearah pintu dengan kepala tertunduk dalam.

Belle memilih berbaring menatap langit-langit UKS. untuk beberapa saat, tanpa sadar matanya terpejam lalu terlelap.

**

Belle terkejut  dan terbangun ketika mendengar suara Bell, ia melihat jam di dinding. ah jam istirahat pertama. Belle yang mulai bosan, memilih keluar dan mencari keberadaan kantin.

"Permisi, kantin dimana ya?" tanyanya pada seorang cowok yang sedang membaca di taman.

Cowok itu mendongak, menatap Belle sejenak. "Disana, lurus terus belok kiri" ucapnya tanpa ekspresi.

Belle diam tanpa sadar ia mengamati wajah rupawan siswa tersebut. dingin.

"Bisa tolong pergi?"

Tanpa berkata atau berterimakasih, Belle melenggang pergi.

Brakk!!

"KALO JALAN PAKE MATA!" umpat kasar seorang Siswa dengan begitu kerasnya. Belle cukup terkejut mendengar bentakan dari mulut lelaki di depannya.

Arogan.

Satu kata yang menggambarkan cowok tersebut.

"SELAIN GAK PUNYA MATA LO JUGA BISU HAH?!"

"Gue jalan pake kaki, bukan mata. gimana dong?" jawab Belle santai, membuat semua yang ada di kantin melongo.

Diujung sana, ada Nina yang sedang mencak-mencak melihat keberanian Belle.

Jawaban yang di berikan Belle justru memancing amarah cowok tersebut. ia benci ada yang berani menantangnya.

Tangan Alle terkepal kuat menahan marah, belum ada yang seberani ini padanya.

"Ngomong apa lo?!"

"Dasar arogan, monster!"

Plakk!

Tamparan telak tersebut membuat kepala Belle terlempar kesamping. pipinya kebas dan nyeri, dia bisa merasakan hidungnya yang berdarah.

Belle tak habis pikir ada orang psyco disekolah ini, lalu kenapa semua orang hanya diam dan hanya menatapnya iba.

Gila.

Ia sedikit meringis menahan perih yang menjalar di pipinya dan juga nikmat.

Belle Menatap tepat di kedua mata lelaki tersebut.

Liandra Luxavier Axenda

Nama itu terlintas begitu saja dikepalanya.

Belle diam menatap bingung kearah cowok di depannya.

Pathetic18+ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang