Berhentilah mengalah
Berhentilah memaklumi orang lain
dengan cara mengorbankan diri sendiri
Dirimu berhak egois
terlebih jika itu untuk
kebahagiaanmu
sendiri.________
"Bagaimana keadaannya?""Kondisinya sudah mulai membaik tuan. setelah ia bangun, langsung beri ia makan dan obat yang sudah saya resepkan.." ujar Dokter pribadi milik keluarga Lian.
"Pergi!" usir Lian terang-terangan tanpa menoleh sedikitpun, matanya tak pernah lepas memandangi tubuh pucat Belle.
Sang Dokter yang bernama Ken itu, tersenyum tipis menanggapi usiran tersebut.
Dalam hati ia bertanya tanya, siapakah perempuan yang baru ia periksa ini. belum pernah ia melihat anak dari tuannya ini terlihat begitu gelisah.
"Saya undur diri, selamat siang.." pamit Ken yang dianggap angin lalu.
Setelah Dokter Ken pergi, Lian merangkak naik keatas tempat tidur yang di tempati Belle. ia ikut berbaring menyandarkan kepalanya di pundak mungil itu.
"Lo ada masalah apa sama gue hm..?!" Pertanyaan itu terlontar begitu saja, padahal dengan jelas ia tahu Belle tak akan menjawabnya.
"Kenapa lo bikin gue gini.. kita temen kan? tapi kenapa rasa ini gak cukup buat dikatakan sebagai temen?"
"Bell"
"BELLE!!"
"LO APAIN GUE SIALAN...?!!" Bentak Alle menatap tajam wajah pucat Belle yang belum kunjung sadar juga. Alle mendengus kasar, merasa bodoh untuk apa ia membentak orang yang jelas jelas sedang tak sadarkan diri.
Tangan Alle terulur mengusap pelan pipi tirus milik Belle, "Setelah ini, lo gak akan bisa lepas dari gue Belle.." seringai tercipta diwajah tampan itu.
Alle melihat jam dipergelangan tangan nya, lalu berdecak. "Ck, lo terlalu banyak buang buang waktu gue, lo harus bayar ini nanti oke.." ujarnya semakin tak jelas tanpa arah.
***
Belle mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, melihat di sekelilingnya. hingga dimana mata bulatnya menangkap sosok Alle yang tengah tertidur di sofa dengan posisi terduduk. ia meringis membayangkan betapa pegalnya posisi itu. "Alle..." panggil Belle pelan dengan suara seraknya.
Tak ada pergerakan disana, "Alle.." seru Belle lebih keras, tak ada hasil.
Karena kesal Belle mencoba bangun dan beranjak dari tempat tidurnya, mencari cari ide agar Alle mau bangun..
Hingga dimana gelas berisi air penuh menjadi salah satu idenya. Belle berjalan terseok seok karena ia belum cukup pulih.
Byurrr
"ANJING..!!" umpat Alle dengan keras akibat terkejut. Menyadari siapa yang berani menyiramnya, Alle menatap sinis Belle yang terdiam berdiri kaku. "Gak tau berterima kasih lo!" ujar Alle sengit.
"A-aku t-tadi.." Belle tergagap mencoba menjelaskan.
"Ini cara lo berterima kasih?" tanya Alle semakin membuat Belle merasa bersalah.
"Ma-"
"Maaf? Gue capek jagain lo seharian, balesan lo gini? katanya lo temen gue?" sela Alle tajam.
Belle menegang kaku, badannya bergetar mendengar ucapan ucapan itu. matanya pun turut berkaca kaca, "Maaf.." cicit Belle tak cukup berani menatap wajah Alle.
"Tatap orangnya kalau ngomong!"
Dengan ragu Belle menatap wajah sangar Alle.
Belle tak tahan lagi!

KAMU SEDANG MEMBACA
Pathetic18+ (REVISI)
Dla nastolatkówRank #1 Pathetic in 11 November 2019 Belle yang mempunyai penyakit mental, dan suka menyakiti dirinya sendiri untuk mendapatkan kepuasan. justru berurusan dengan lelaki berjiwa 'psyco' yang gemar menyakiti siapapun, Alle dan Gio. sepasang sahabat gi...