WARNING!!!!
Bagian part ini mengandung adegan kurang pantas, jika kurang nyaman dengan part ini, bisa di skip.
****
Hidup harus terus berjalan,
denganmu, atau tanpamu.__________
"Lo kenapa lagi?" ujar seorang lelaki yang memakai anting di telinga kirinya.
"Lo sahabat gue kan?" tanya yang tak lain adalah Lian.
Lelaki beranting tersebut hanya berdehem membenarkan ucapan sahabat kecilnya ini.
"Gue mau lo kasih dia pelajaran!" ujar Lian dengan begitu entengnya, sambil menunjuk kearah Belle yang sedang berjalan kearah parkiran. namun ada kebencian mendalam di dalam bola matanya.
Lelaki beranting tersebut mengikuti arah telunjuk Lian yang tertuju kepada perempuan cantik tersebut, dan setahunya ia murid baru di sekolahnya.
Lelaki beranting tersebut terkekeh geli.
"Kenapa harus gue? lo gak punya senjata sendiri eh?" ada nada meledek disana
Lian berdecak kesal.
"Kali ini gue turutin kemauan bangsat lo itu, tapi gak lain kali. kadang gue mikir lo terlalu brengsek buat di jadiin sahabat.." ucap lelaki tersebut sambil menonjok pelan bahu Lian.
"Gue gak nyesel pernah mungut lo.."
"Bajingan lo!"
Mereka berdua sama sama tertawa sambil menghisap nikotin mereka masing masing. ya begitulah mereka, bersahabat sejak kecil dan selalu menuruti apa kata sahabat nya. namun dibalik itu semua, harus ada yang mereka korban kan.
Tidak ada yang gratis di dunia ini bukan?
**
Kini Belle telah sampai di apartemen miliknya, ia tak sabar untuk segera makan dan tidur, hari ini benar-benar melelahkan.
Setelah Belle berberes dan membersih kan diri, ia memilih makan seadanya, dan kini ia tengah mencoba memejamkan mata cantiknya.
1
2
3
Dengkuran halus Belle terdengar pertanda ia sudah tertidur, secepat itu memang.
Detik berganti menit, menit bergati jam, hari sudah mulai petang. namun Belle masih belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan bangun dari tidurnya, seterlelap itu rupanya.
Hari semakin larut, kini jam sudah menunjukan pukul, 08:30 PM.
Jendela Belle yang terbuka membuat angin malam berhembus masuk mengusik tidur Belle.
"Ahh.."
Belle mencoba mengumpul kan nyawanya yang belum terkumpul, ia mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali dan melihat di sekitarnya, Gelap. itu yang ia lihat.
Saat melihat jam di ponsel barunya, mata Belle terbelalak, apa iya ia tertidur selama itu? Belle type orang yang sangat sulit untuk tidur. tapi kali ini benar-benar kemajuan pikir Belle.
Setelahnya Belle, menghidupkan semua lampu yang ada di apartemen nya, kecuali kamarnya. setelah itu ia memilih mandi agar badan nya lebih terasa segar.
Belle mandi seperti biasa, dia sedang malas berendam jadi memilih mandi menggunakan shower dengan cepat. kini tubuh rampingnya hanya terbalut handuk putih, yang memperlihatkan dada dan kaki jenjangnya.
Saat keluar dari kamar mandi, ia mendapati kamarnya masih gelap dan berbau harum maskulin, ia suka semua yang berbau maskulin tapi tunggu-
Bukankah dirinya tidak mempunyai parfum berbau maskulin? lalu wangi ini?
Dengan segera Belle menyalakan lampu, lalu berbalik, ia mendapati seorang lelaki tengah bersedekap dada sambil menyeringai setan kearah Belle.
"Hai"
"AGGHHH!..." teriak Belle histeris.
Dengan gesit lelaki tersebut membekap mulut Belle dengan sapu tangan yang sudah di beri obat bius, rontaan Belle melemas dan setelahnya pingsan.
**
Kesadaran Belle mulai terkumpul, kepalanya pening. apa yang sudah terjadi?
Belle melihat sekitar dan mendapati tangan dan kakinya di ikat oleh tali, dengan kondisi ia yang masih menggunakan handuk, gawat.
Ceklek..
Pintu kamarnya terbuka.
"LEPASIN SIALAN!" Bentak Belle emosi.
Lelaki tersebut hanya terkekeh ringan tak menanggapi bentakan Belle.
"SIAPA LO?! GUE GAK KENAL SAMA LO, LEPASIN GUE KEPARAT!"
"Jangan teriak-teriak sayang, percuma, gak akan ada yang bakal denger suara kamu.." ucap lelaki tersebut dengan lembut sambil mengelus rambut Belle.
Belle benci lemah seperti ini, dengan keberanian yang ada, Belle meludah tepat di wajah pria tersebut.
Rupanya yang dilakukan Belle membuat lelaki tersebut tersulut emosi, membuat tangan yang awalnya mengelus kini berganti menjambak kuat rambut panjangnya.
"Perempuan sampah, pantes diperlakuin kayak sampah!.." desis lelaki tersebut tanpa mengurangi jambakan tangannya.
"L-lepashh.."
Belle meringis perih merasakan jambakan kuat di rambutnya.
"Lo siapa?" tanya Belle dengar bibir bergetar menahan perih, Ah Belle bodoh! ia kan bisa membaca nama orang dengan melihat matanya saja.
Belle melihat tepat di kornea biru laut tersebut, ia menghirau kan senyum miring yang terpantri disana. sejujurnya ia takut bercampur ngeri.
Marvello Gio Xabiru.
"M-marvello Gio Xabiru.." ucap Belle terbata bata.
Lelaki tersebut langsung melepaskan jambakan di rambut Belle, karena cukup terkejut.
Gimana dia bisa tau? Batin lelaki tersebut.
"Lo tau darimana nama gue?" tanyanya mengimitidasi.
Belle bungkam.
Ah ia sampai lupa akan tujuannya.
"Oke lupain itu, gue males terlalu lama ngundur waktu, gimana kalau kita mulai permainannya?"
"Jangan gila lo" Belle semakin diselimuti rasa takut.
"Gio, nama gue Gio.."
Sedetik kemudian tangan besar milik Gio membuka handuk yang melilit tubuh indah milik Belle dengan sekali hentakan.
"LEPASSS!!!" Teriak Belle histeris, memberontak dengan sekuat tenaga namun tak ada hasil, tali-tali tersebut justru melukainya.
Apalagi ini?
"Hikss.. gue bakal kasih semuanya tapi tolong lepasin gue.." tangis Belle pecah, karena tak dapat melindungi aset pribadinya yang terpampang jelas didepan mata orang lain, ia malu.
"Sstttss.. Nikmati ini sayang"
_________________________________
Staytuned.
tinggalkan jejak!
sider minggat!

KAMU SEDANG MEMBACA
Pathetic18+ (REVISI)
Teen FictionRank #1 Pathetic in 11 November 2019 Belle yang mempunyai penyakit mental, dan suka menyakiti dirinya sendiri untuk mendapatkan kepuasan. justru berurusan dengan lelaki berjiwa 'psyco' yang gemar menyakiti siapapun, Alle dan Gio. sepasang sahabat gi...