Monster yang lain

297 24 4
                                    

Mempemainan sesorang apa
terlihat begitu lucu dimata mu?

__________

Kini lapangan sekolah nampak cukup ramai, karena pertandingan basket yang melibatkan beberapa jajaran most wanted disekolah tersebut.

Lian, dan beberapa teman seperkumpulan nya tengan berbincang-bincang sekaligus mengistirahatkan diri setelah melakukan pertandingan basket yang beberapa lalu mereka mainkan.

Di ujung lapangan, Belle dengan wajah memerah menahan amarahnya melihat Lian yang tengah bersantai bersama teman-teman nya.

Tangannya terkepal kuat, mengingat kejadian yang menimpanya semalam, ia tahu dalang di balik datangnya sosok Gio adalah suruhan Lian.

Lian dan Gio bersahabat.

Jelas itu ulahnya, kali ini ia tak akan tinggal diam. kelakukan tak bermoralnya benar-benar tak bisa di toleransi lagi. lelaki itu sesekali harus diberi pelajaran pikirnya.

Sosok Belle yang pemberani kini lebih mendominasi, dengan langkah cepat ia menghampiri kerumunan tersebut, memasang wajah sangarnya.

"BIADAB LO!" Bentak Belle dengan keras, tak segan ia juga melayangkan tangan mungilnya kearah pipi Lian.

Plakk!!

Semua yang dilapangan ternganga sekaligus terkejut bukan main.

Hening.

"Tamparan yang bagus.." ujar Lian dengan santai, namun berbanding balik dengan ekspresinya yang mengeras menahan amarah pula.

"COWOK BIADAB MACEM LO EMANG PANTES DI TAMPAR KAYA GINI, LO ITU CUMA COWOK SAMPAH YANG MERESAHKAN. DASAR MONSTER!!" Bentak Belle menggebu gebu, matanya memerah menahan semua rasa amarahnya. darahnya benar-benar mendidih, sakit di dadanya harus terbayar.

Lian hanya terkekeh sinis mendengar itu.

"Jadi lo udah tahu kalo itu ulah gue, gimana mainnya, jangan-jangan lo emang uda jago?"

"BRENGSEK!"

Lian yang muak mendengar bentakan dari Belle, meraih pergelangan tangan Belle dan menekan kuat, Belle berusaha melepaskan cekalan tersebut namun tenaganya tak sebanding dengan tenaga Lian.

Dapat dipastikan tangannya akan membiru nanti.

"Perempuan sampah!" desis Lian tak memperdulikan mereka yang menjadi tontonan.

"Lo yang sampah!" Balas Belle dengan sengit, tanpa sadar air matanya mengalir pelan menyusuri pipi putihnya.

"LO–

Saat tangan Alle terangkat untuk menampar Belle, tangannya tercekal.

Gio.

"Gue gak tahu kalau lo bakal seberani ini.. " ucap Gio dengan senyum manisnya.

"hikss.." Isak tangis yang di tahan Belle meluncur begitu saja, ia lelah selalu menjadi bahan permainan.

"Stop ganggu gue! gue gak ada salah sama lo berdua hiks.. cowok-cowok sampah kaya kalian harusnya mati, MATI!"

"Belle!" tegur Gio tajam. "Jaga mulut lo!"

Lapangan semakin riuh.

Lian semakin memanas, rahangnya mengetat kuat ingin segera melampiaskan amarahnya.

"Gue gak ngijinin lo buat nangis oke!" ada nada perintah di sana.

Tangan Gio terulur mengelus rambut panjang milik Belle dengan lembut.

Ya, mereka semua tau. hanya Gio yang bisa seberani ini mengahadapi Lian.

Lian masih tak habis pikir. bukannya memberikan pelajaran kepada perempuan tersebut kini dia malah membelanya.

Ia menggiring Belle untuk pergi dari sana.

"Lo lebih pilih jalang itu eh?" desis Lian pelan namun dapat didengar dengan baik oleh Gio.

Gio berbalik sebentar menatap wajah sahabatnya dalam, namun menyiratkan sesuatu. dan tanpa berkata apa-apa lagi, ia memilih pergi membawa Belle dari kerumunan siswa siswi di lapangan.

"ANJING!" umpat Lian sambil menendang udara dengan kesal.

**

Kini Belle dan Gio tengah berada di atap sekolah, hanya hening yang ada disana. angin berhembus membuat rambut tergerai Belle terombang ambing kesana kemari.

Matanya sembab memerah, bibirnya pun memucat. tak ada gairah hidup di matanya.

"Kenapa?" suara Gio yang dingin memecahkan keheningan yang melanda.

Dahi Belle mengernyit bingung

Tangan yang semula ada di dalam saku kini beranjak menuju rambut Belle, di detik yang sama Gio menjambak rambut wavy itu dengan kuat. Belle memekik tertahan, perih rasanya.

Sakit di kepalanya membuatnya tak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Gio berubah secepat ini. kulit kepalanya seakan ingin lepas dari tempatnya.

Air matanya mengalir kembali, apa yang salah dengannya? apa ia membuat kesalahan? atau ia sedang kembali di permainkan oleh sosok monster yang lain?

"G-Gio.." tanya Belle sambil meringis nyeri.

"Jalang!" bisik Gio tepat di telinga Belle.

Jambakan Gio mengerat, kepalanya sudah berdenyut nyeri.

Dengan emosi Gio membenturkan kepala Belle ke tembok, tak hanya sekali, namun berkali-kali.darah merembes deras tepat di dahi Belle, Belle tak dapat berbuat banyak, bersuara pun rasanya ia tak mampu, mungkin memang ini takdirnya.

Di permainkan.

Dan sesaat semuanya menggelap.

_________________________________

Staytuned.
tinggalkan jejak!
sider minggat!

Pathetic18+ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang