Kenapa Selalu Gita!

222 18 4
                                    

Sering kali luka
tercipta dari orang
yang kita anggap
istimewa.

_________

"Itu semua bener"

Deg!

Belle tertawa hambar mencoba menghibur diri, menggeleng gelengkan kepalanya tak percaya. ini pasti bohong.

"Ini gak lucu Gio hahaha.." ucap Belle mencoba terus menyangkal.

"Belle dengerin ak–"

"ENGGAK!!"

"Ini–"

"ENGGAK ENGGAK!! JANGAN PAKSA AKU BUAT PERCAYA INI, AKU TAU KAMU BOHONG!"

"DAN LO SAMPAH! JAUHIN GIO" Bentak Belle menunjuk tepat didepan wajah Gita.

"Kamu ngekhianatin aku Gio hikss.." bisik Gita pelan sambil menangis sesenggukan.

Gio yang melihat itu menepis tangan Belle, membuat Belle terhuyung kesamping.

Dengan sigap Gio memeluk tubuh Gita mencoba menenang kan. "Maafin aku, maaf sayang" bisik Gio yang tentu dapat di dengar juga oleh Belle.

Belle berdiri kaku, otak nya sulit mencerna semua ini, "Gio.." panggil Belle lirih.

Gita menatap dalam Belle, "Maafin Kakak Inggrit. maaf kalau dulu Kakak jahat sama kamu, tapi tolong jangan ambil Gio dari Kakak hikss.." pinta Gita memohon.

"JANGAN MIMPI GITA HAHAHA..." Jawab Belle lengkap dengan tawanya yang keras.

Gita semakin mengeratkan pelukan nya, Belle yang dibuat geram. menarik paksa Gita dari pelukan Gio.

"BELLE STOP!"

"Jangan bentak adik aku Gio.." ujar Gita memohon, semakin membuatku muak oleh drama nya.

"Gue rasa lo salah paham, gue gak ada rasa sama lo, cuma Gita. Gita perempuan yang gue sayang, gue rasa lo udah tau itu" terang Gio dengan wajah dingin nya.

Hujaman demi hujaman tepat mengenai dada Belle, begitu perihnya membuat Belle semakin sulit bernafas dengan normal.

Air mata Belle berlinang tak dapat dicegah, satu satunya orang yang paling ia percaya. satu satunya orang yang ia pikir juga menyayanginya, kini justru mengkhianati dirinya?

Kenapa harus Gita? betapa beruntung nya dia?

"Sedikitpun kamu gak ada perasaan ini?" tanya Belle mencoba memastikan, yang hanya dijawab kebisuan.

Bibir pucat Belle bergetar menahan isakan, "K-kenapa harus dia?" dengan suara lirih Belle bertanya.

"KENAPA SELALU GITA, GITA GITA! JALANG SIALAN!!!" teriak Belle tiba tiba, dan mencoba menyerang Gita.

Gio bersusah payah menghadang Belle, namun Belle tak berhenti disitu, dia mengambil Vas bunga yang ada di meja, dan melempar kan nya tepat di kepala Gita.

Brakk!

Suara hantaman beling berserakan memenuhi rumah itu, rupanya lemparan tersebut luput dan mengenai kepala Gio. Gio yang geram oleh tingkah laku Belle mendorong perempuan itu menjauh.

"Akhhh!!..." pekikan Belle seolah angin lalu.

Belle terjatuh tepat mengenai beling beling itu. tangan nya dipenuhi beling, darah berceceran memenuhi lantai.

"Jangan pernah coba coba buat nyakitin Gita! kalo gue tau, lo berurusan sama gue!"

Setelah itu mereka pergi tak memperdulikan Belle yang tengah menangis terisak isak penuh kepedihan.

Belle menangis dengan keras menumpahkan segalanya, kenapa ia ditinggalkan lagi? apa salahnya?

Kenapa bahagianya sesingkat ini?

"Hiksss.. Hikss.."

Matanya mengabur, kepalanya begitu berat. "Menyedihkan.." suara itu terdengar jelas hingga dimana semuanya menggelap.

***

"GIO!!!" teriakan Belle pecah memenuhi kamar nya, keringat mengalir deras membasahi tubuh Belle.

Belle mengatur nafasnya yang tersendat-sendat. melihat ke sekeliling nya, ini kamar nya. berarti itu tadi hanya mimpi, ada rasa lega mendalam di dadanya.

Tapi?

Mimpi apa tadi?

Gita?

Belle mendengus kasar, kenapa ia harus bermimpi seperti ini. bukan kah ini buruk?

Belle meraba kedua pipinya, basah. apakah ia menangis tadi? mungkin iya.

Belle beranjak turun dari tempat tidur nya, melihat jam yang ada di nakas meja.

21:05

Dia lapar kali ini, Belle memilih ke dapur untuk mengisi perut nya yang keroncongan. Naas, Dewi Fortuna sedang tak berpihak padanya. persediaan makanan Belle habis, dan ia lupa berbelanja.

"Bodoh!" umpat Belle kesal.

Dengan sangat sangat terpaksa, untuk kali ini dia harus keluar mencari makanan. atau dia akan mati kelaparan, oke ini konyol.

Dengan malas Belle meraih dompet nya, karena dia sedang malas membawa mobil, Belle lebih memilih berjalan kaki menelusuri jalanan malam yang mulai sepi.

Jarak Apartemen Belle ke tempat pedagang makanan berjarak sekitar 100 meter. tidak masalah, Belle juga ingin menikmati angin malam yang dingin ini.

Oh jangan lupakan ini, Belle kini hanya sedang memakai piyama hitam polos. sangat kontras dengan kulitnya yang pucat. rambut yang dicepol asal, dengan kaki yang hanya di balut sendal bulu milik nya.

Ia terus berjalan sambil bersenandung kecil menghibur diri, hingga tanpa sadar. Belle telah sampai ditempat para pedagang yang berjualan berbagai makanan.

Sate menjadi salah satu makanan favoritnya.

"Pak, satu ya. kayak biasanya" tegur Belle kepada pedagang sate yang tengah mengipasi sate sate nya.

"Eh siap neng, sabar ya" saut pedagang sate tersebut.

Belle duduk diam memandangi orang yang tengah berlalu lalang. hingga dimana mata lentik nya tertuju kepada, sepasang Suami Istri bersama kedua anaknya yang tengah bersenda gurau.

Ada rasa iri yang mendalam di hati Belle melihat itu, lihat mereka? bisa tertawa bahagia bersama Papa Mama nya. sedangkan dirinya?

Belle tersenyum kecut membayangkan betapa pahitnya hidupnya selama ini. benar benar tak ada kenangan bahagia bersama keluarganya.

Seburuk itukah dirinya untuk dicintai?

Ini semua ulah Gita.

Gita.

Gita.

Mata Belle berkibar marah mengingat Gita ikut andil dalam hancurnya hidupnya.

Perempuan itu har–

"Neng ini sate nya.." tegur pedagang sate tersebut, menyadarkan Belle dari lamunan nya.

Belle tersentak mencoba menstabilkan emosi nya, akhir akhir ini ia semakin sering emosi dan sulit mengendalikan nya dengan baik.

"M-makasih, ini uang nya.." Belle mencoba tersenyum dengan baik, namun tak bisa. jatohnya dia seperti sedang menyeringai.

"Tidak usah dipaksa neng.." saut Bapak itu dengan senyum teduh yang dimiliki nya.

Belle diam, dan segera pergi dari sana.

_______________________

Vote dan Coment kalian, penting untuk saya :)
Untuk para Siders, tolong hargai karya saya.
Tq.

Pathetic18+ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang