Chapter 3 : I do

5.2K 458 30
                                    

Hyein's POV

"Hyein... Maafkan aku. Aku benar-benar tidak bisa menikahimu. Aku mencintai Jisoo. Sangat mencintainya. Aku tidak bisa meninggalkannya. Mintalah apapun padaku akan aku berikan! Asal kau tidak minta aku untuk menikahimu. Karena aku... karena aku... tidak bisa menjadi ayah dari anak itu. Ta-tapi kalau kau tidak mau apapun dariku dan bersikeras ingin aku menikahimu, maaf... aku tidak bisa. Mu-mung-kin lebih baik ka-kau... kau... gu-gugurkan bayi i-itu."

Sambungan telepon tanpa sadar aku putus begitu Tae menyelesaikan kata-kata menyakitkannya, bersamaan dengan jatuhnya air mataku.

Aku jadi teringat diriku sendiri. Sejak lahir aku tak pernah punya sosok ayah. Aku tak tahu wajahnya, namanya, apapun tentangnya. Aku tak pernah tahu apakah dia telah tiada atau masih hidup.

Aku selalu bertanya-tanya 'Kemana ayah?' 'Apa aku masih memiliki ayah?' 'Apa dia menyayangiku?' 'Kenapa saat ibu masih hidup dulu ibu tak pernah bicara tentang ayah?' 'Apa ayah telah meninggal?' 'Apa ayah meninggalkan kami?' Namun tak satu pun dari pertanyaan tersebut terjawab.

Sekarang aku sudah dewasa dan aku mulai berpikir, mungkin ayah sudah meninggal dan ibu tak mau membuatku dan dirinya sedih dengan mengingat-ingat ayah kembali. Atau mungkin... ayah masih hidup namun ia tak menginginkan kami... tak menginginkan aku.

Jika ayah memang masih hidup dan benar-benar meninggalkan kami, meninggalkan ibu yang sedang mengandungku saat itu, apakah dia mengatakan hal yang sama seperti Taehyung? Mengatakan pada ibu bahwa dia tak bisa menjadi ayahku? Tak bisa bersama ibu? Atau mungkin ia mengatakan pada ibu bahwa dia tak menginginkan keberadaanku? Ia ingin ibu menggugurkanku? Membunuhku?

Memikirkannya saja sudah cukup mengkoyak-koyak hatiku. Bagaimana dengan anak ini, anakku, yang sudah jelas-jelas ayahnya tak menginginkannya? Bahkan lebih kejamnya lagi ayah kandungnya sendiri ingin dia digugurkan, dibunuh. Sebagai seorang (calon) ibu hatiku sakit sekali. Seolah-olah ini adalah sakit hati yang anakku rasakan.

"Gwenchana aegi-ya! Jangan dengar kata-kata ayahmu, dia hanya bercanda," bisikku sambil mengusap-usap perutku.

Air mata masih mengalir dari pelupuk mataku dan aku bahkan tak sadar bahwa dadaku sesak sekali karena menahan isakanku sendiri. Aku kembali memikirkan diriku yang tak pernah punya sosok ayah yang menyayangiku dan ibu yang hanya hidup beberapa tahun bersamaku. Memiliki hanya seorang ibu saja sudah cukup menyakitkan apalagi tak punya orang tua sama sekali.

Aku cukup tahu bagaimana rasanya hidup sendiri tanpa kasih sayang orang tua dan aku tak ingin anak ini merasakan hal yang sama seperti aku. Dia harus punya orang tua yang lengkap setidaknya sampai aku melahirkannya nanti. Karena jika aku meninggal saat atau setelah melahirkan nanti, dia masih memiliki seorang ayah yang akan menjaganya.

Hal tersebut membuatku memutuskan bahwa aku tidak akan melepas Taehyung begitu saja. Tidak akan. Tidak saat anak ini benar-benar membutuhkannya. Aku tidak peduli dia mencintaiku atau tidak karena aku tidak meminta dia untuk mencintaiku.

Aku hanya ingin dia menjadi ayah untuk anak ini. Ayah yang baik untuk anak kandungnya sendiri.

Dan untuk mewujudkan itu, Taehyung harus menikahiku. Apapun caranya, aku akan buat dia menikahiku. Tak peduli mungkin beberapa hati akan sakit akibat pernikahan ini karena prioritas utamaku adalah kebahagiaan anak ini, anakku, bukan aku dan bukan mereka.

BTS ~ Amor Fate[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang