Chapter 10 : Warning

4.5K 355 13
                                    

Author’s POV

“Selamat tuan Kim! Ide anda untuk produk kita selanjutnya benar-benar cerdas!”

Taehyung tersenyum mendengar pujian salah satu rekan kerjanya dalam proyek pengeluaran produk baru mereka. Tak lupa ia membalas jabatan tangan dari rekan prianya tersebut, tuan Choi, atau yang lebih dikenal sebagai Choi Junghwan, tangan kanan Seokjin.

“Ah, ya, terimakasih tuan Choi. Ini belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang sudah kakakku keluarkan,” ujar Taehyung, merendah.

“Eeyyy, Seokjin-ssi itu beda cerita lagi. Anda dengannya memang tidak bisa dibandingkan karena kalian sama-sama hebat dan memiliki kelebihan tersendiri. Kurasa Anda sudah siap untuk memimpin hotel ayah Anda sekarang,” ujar Junghwan.

Taehyung kembali tersenyum, kali ini agak terpaksa karena ada sesuatu yang sangat penting yang harus ia urus tetapi Junghwan malah menahannya dengan obrolan mereka.

“Saya masih perlu banyak belajar sebelum mengambil tanggung jawab besar tersebut,” balas Taehyung.

Junghwan mengangguk-anggukkan kepalanya. Matanya melirik sekilas arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. “Ah, sepertinya saya harus pergi sekarang. Ada pertemuan yang harus saya hadiri untuk mewakili Seokjin-ssi,” ujar Junghwan. “Saya tinggal dulu. Sampai jumpa Taehyung-ssi,” pamitnya kemudian sembari membungkukkan badannya sedikit.

“Oh, ya, ya, sampai jumpa,” sahut Taehyung sembari membalas bungkukkan badan Junghwan.

Sepeninggalan Junghwan, Taehyung bernafas lega. Namun setelah itu ia kembali teringat akan urusan daruratnya. Buru-buru ia meninggalkan ruang rapat menuju ruang kerjanya. Sesampainya di ruang kerja, ia langsung mencari ponselnya yang tertinggal. Sedari tadi, dalam perjalanan menuju ruang kerjanya, ia terus merutuki dirinya atas kebodohannya.

Hari ini, pukul 3, seharusnya ia pergi mengantar Hyein check up. Tetapi ternyata rapat yang seharusnya diadakan besok, oleh Seokjin dipindah menjadi hari ini karena besok Seokjin harus menghadiri rapat penting lainnya. Dan yang membuat Taehyung kesal terhadap dirinya sendiri adalah kecerobohannya yang lupa menghubungi Hyein untuk memberitahunya jika ia ada rapat dadakan. Taehyung mendesah lemas begitu mendapatkan ponselnya di atas meja kerjanya. Ia melihat ada puluhan missed call dan beberapa pesan dari Hyein.

“Aish… Dia pasti menunggu sangat lama…” gumam Taehyung merasa bersalah.

Karena ingin segera memberitahu Hyein, Taehyung pun langsung menghubungi Hyein. Namun sayang, Hyein tidak mengangkat teleponnya. Satu kali, dua kali, tiga kali, Taehyung masih terus mencoba menghubungi Hyein meskipun Hyein tidak juga mengangkat teleponnya. Taehyung pun mulai khawatir, ia takut Hyein marah padanya.

“Mengapa ia tak mengangkat-angkat teleponku?”

Setelah yang kesembilan kalinya ia menelepon, akhirnya ia menyerah dan memutuskan untuk segera pulang. Taehyung sudah pasrah jika Hyein akan marah padanya. Ia hanya bisa berharap Hyein mau mendengar penjelasannya dan memaafkan dirinya secepatnya.

***

Sepulang dari rumah sakit, begitu sampai di rumah Hyein baru mau mengecek ponselnya. Ia tahu sedari tadi ponselnya terus bergetar, menandakan ada orang yang meneleponnya. Tetapi karena ia terlalu kesal, ia pun mengabaikan telepon-telepon tersebut. Setelah dilihat ternyata telepon-telepon tersebut berasal dari Taehyung. Ada sembilan missed call dari Taehyung untuknya.

Mengingat Taehyung membuat Hyein tersenyum miris. Ia pun mengabaikan missed call tersebut. Tak ada niatan untuk menghubungi Taehyung balik. Ia terlalu kesal untuk menghubungi Taehyung lebih dulu dan mendengar suara Taehyung. Setelah mengecek missed call, Hyein pun mengecek pesan yang masuk. Matanya membulat begitu melihat kotak masuknya. Ada sebuah pesan dari Jimin. Jantungnya berdebar, gugup, saat akan membuka pesan tersebut.

BTS ~ Amor Fate[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang