Chapter 14 : Beautiful Gift Pt.2

4.5K 347 39
                                    

Author's POV

Ting!

Pintu lift terbuka, menunjukkan sosok Taehyung yang sebelumnya berada di dalamnya pada beberapa karyawan yang berdiri di depan lift tersebut. Serentak karyawan-karyawan tersebut membungkukkan badan mereka dan menyapa Taehyung.

"Selamat pagi," sapa Taehyung balik.

Ia pun berjalan meninggalkan kerumunan karyawannya yang kini mulai mengisi lift yang baru saja ia gunakan. Pagi itu suasana kantor tidak sesibuk hari-hari sebelumnya. Tidak banyak karyawan yang berlalu-lalang, membuat Taehyung sedikit bernapas lega karena itu tandanya tidak banyak orang yang harus ia sapa dan senyumi. Meskipun ia suka tersenyum, terkadang terlalu banyak tersenyum membuat pipinya sakit.

Drrt drrtt

Getaran ponsel di saku celananya membuat Taehyung berhenti sejenak untuk mengambil ponsel tersebut. Sambil melanjutkan perjalanannya menuju pintu utama kantor, Taehyung membaca pesan yang baru saja masuk ke ponselnya.

From: Seokjin hyung
Aku harus ke Amerika jam 2 nanti. Gantikan aku rapat jam 4 di Shin Corp. Materinya bisa kau minta di sekretarisku. Thx.

Setelah mengirim balasan berupa "Ya", Taehyung memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Namun langkahnya terhenti begitu ia mengangkat wajahnya. Park Jimin baru saja masuk dan berhenti juga di depan pintu masuk. Taehyung tidak tahu harus bersikap bagaimana terhadap Jimin setelah pertemuan mereka di supermarket saat itu.

Cukup lama ia tidak bertemu dengan teman barunya tersebut. Entah Jimin memang sibuk atau sengaja menghindarinya di kantor, ia tidak tahu. Sekarang bertemu seperti ini, ia bingung harus menyapa dan bertingkah seolah-olah kejadian di supermarket tidak pernah terjadi atau berlalu melewatinya begitu saja tanpa tegur sapa.

"Hei..." sapanya kemudian setelah beberapa detik berpikir. Agak kaku memang, tetapi ia pikir lebih baik seperti itu daripada bersikap seperti orang asing.

Jimin terlihat agak kaget mendengar sapaan Taehyung. Ia pun balas menyapa. Tidak kalah kaku tentunya. "H-hyung,"

Taehyung memutar otaknya, berpikir apa yang harus ia katakan selanjutnya. "Um..." berpikir, berpikir, berpikir, "Kau ada waktu? Aku ingin bicara," ucapnya kemudian.

Ia tidak tahu apakah kalimat tersebut adalah kalimat yang tepat untuk ia lontarkan atau tidak. Yang ia pikirkan hanyalah ia harus bicara dengan Jimin. Dan kebetulan sekali memang ada banyak hal yang sebenarnya ingin ia bicarakan dengan Jimin pasca pertemuan mereka yang melibatkan Hyein di supermarket beberapa waktu lalu. Tentu, yang ingin ia bicarakan berkaitan dengan Hyein dan Jimin sendiri.

"Masalah personal?" tanya Jimin to the point dengan sebelah alis terangkat.

Taehyung menganggukkan kepalanya, "Ya."

***

Taehyung menyeruput kopinya, "Kau tahu, aku kaget sekali saat tahu kau adalah mantan kekasih Hyein..." ujar Taehyung, mulai membawa pembicaraan mereka ketopik yang sebenarnya memang ingin ia bicarakan setelah sedikit berbasa-basi.

Jimin meletakkan cangkir kopinya di meja. Dengan tatapan mata terarah pada kopinya sendiri, ia menjawab, "Aku juga... Sangat terkejut... mengetahui kau adalah..." terasa sangat sulit untuk Jimin meneruskan kalimatnya tersebut. Ia bahkan menelan ludahnya sebelum mengucapkan kata-kata yang ia tidak sukai, "...suami Hyein."

Taehyung bisa merasakan betapa kesulitannya Jimin menyebut ia sebagai suami Hyein dari suaranya. Ia pun tersenyum getir, iba pada Jimin dan kesal pada takdir yang seperti mempermainkan mereka.

BTS ~ Amor Fate[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang