Chapter 7 : Butterflies pt.2

4.6K 390 9
                                    

Hyein's POV

Setelah menghabiskan waktu dengan Eunbi sekitar satu setengah jam lamanya, aku pulang dan tiba di rumah tepat pukul 09.50. Biasanya aku akan menghabiskan waktu dengan sahabatku lebih dari dua atau tiga jam, tetapi mengingat pesan Tae tadi membuatku mau tidak mau harus pulang lebih cepat.

Sebelum tidur, seperti biasa, Tae membuatkanku segelas susu hangat. Sampai sekarang apa yang ia lakukan ini tak pernah berhenti membuatku ikut merasa hangat di dalam hatiku. Ia akan duduk di sebelahku lalu memberikan susu hangat tersebut padaku dan melihatku meminum habis susu tersebut. Setelah itu ia akan membawa gelasnya kembali ke dapur.

Yang ia lakukan bukanlah hal besar. Meskipun kecil, tetapi yang ia lakukan berarti besar bagiku. Mungkin ini efek dari kehamilanku sehingga aku menganggap semua hal yang ia lakukan untukku, untuk anak ini lebih tepatnya, sebagai sesuatu yang memiliki dampak besar untuk kelangsungan hidupku dan anak ini.

"Tidurlah," ucapnya padaku setelah ia menyelimuti tubuh kami dengan selimut tebal.

Meskipun musim semi telah dimulai, udara masih tetap dingin, hanya saja tak sedingin musim dingin kemarin. Aku menganggukkan kepalaku lalu memejamkan mataku. Belum sepuluh menit aku memejamkan mataku, tiba-tiba aku menginginkan sesuatu. Aku membuka mataku lalu menggoyang-goyangku tubuh Tae, mencoba membangunkannya yang baru saja terlelap.

Aku tahu ia pasti kesal karena aku menganggu tidurnya. Tetapi dari beberapa pengalaman yang telah aku alami sebelumnya, pada akhirnya ia akan mengalah dan mencoba memenuhi keinginanku, meskipun semakin kesini yang aku inginkan semakin aneh.

"Kali ini kau ngidam apa hm?" tanyanya masih dengan mata tertutup.

Saliva telah menggenangi mulutku saat aku mengingat apa yang kuinginkan, "Aku ingin jeruk sunkist," jawabku.

"Aigoo... Mengapa kau tidak pernah menginginkan sesuatu yang sudah ada di rumah?" protesnya dan aku hanya bisa mengedikkan bahuku.

"Memang itu salahku kalau aku menginginkan sesuatu yang tidak ada di rumah?" balasku dengan bibir yang mengerucut.

"Aish... Baiklah! Baiklah!" ucapnya pada akhirnya.

Lihat kan? Ia mengalah.

"Jangan tertidur, oke?"

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku sebelum ia menghilang di balik pintu kamar kami. Aku jadi merasa tak enak mengingat diriku yang tertidur lelap saat ia mencari es krim yang aku inginkan di pagi buta. Pasti sangat melelahkan mencari toko yang buka sepagi itu. Dia yang saat itu pergi dalam keadaan mengantuk ditambah lagi dengan suhu udara yang sangat dingin. Benar-benar hal yang sangat menyebalkan untuk dilakukan di musim dingin dan di pagi buta.

Enam menit telah berlalu. Tiba-tiba saja yang aku inginkan berubah. Aku sudah tidak menginginkan jeruk lagi. Sekarang aku menginginkan buah markisa. Kuambil ponselku yang terletak di atas nakas lalu kuhubungi nomornya. Semoga saja Tae belum membeli jeruknya.

"Ada apa Hye?" tanyanya begitu mengangkat telepon.

Dari sini aku bisa mendengar suara mesin mobilnya yang menandakan bahwa ia masih di jalan. "Jangan beli jeruk," ucapku.

"Hah? Kenapa?" tanyanya kaget bercampur heran.

"Aku... errr ingin markisa sekarang," jawabku tak enak. Aku benar-benar merepotkannya. Huft....

BTS ~ Amor Fate[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang