Sesuatu rasanya, ketika sudah lama bersama tapi tak berakhir di pelaminan tahun ini. Lalu, aku bisa apa? –Sepasang kekasih yang berpisah
Setelah mendapat motivasi dari Frans, Divya akhirnya memutuskan untuk bicara blak-blakan kepada Gilang. Lebih tepatnya menguji hubungannya dengan Gilang lagi dengan percakapan seputar pernikahan. Kali ini ia akan lebih serius mengatakannya, agar Gilang benar-benar sadar bahwa waktu yang mereka butuhkan untuk saling mengenal satu sama lain sudah cukup!
Empat tahun, apa belum cukup untuk paham tentang seseorang? Kalau pun belum semua itu bisa dipelajari ketika mereka bersama, bukan? Pikir Divya. Dan ada hal yang jauh lebih menekan dirinya untuk mengajak Gilang segera menikah, jelas ini karena kedua orang tua Divya pun sudah berumur dan mengharapkan anak gadis semata wayang mereka menuju pelaminan dengan laki-laki yang Divya pilih sendiri.
Sebenarnya, Divya tidak punya nyali terlalu besar, hanya saja ia sudah merasa mentok. Harus segera menemukan ujung dan jawaban. Dia benar-benar lelah dengan semua sandiwara cinta ini, lelah menunggu, apalagi terus mendesak. Sebagai seorang wanita ia bahkan mengesampingkan harga dirinya saat mengajak Gilang menikah, seolah hanya dia saja yang berjuang untuk hubungan ini.
Sudahlah, semua ini harus jelas. Batinnya lagi, yang kesekian kali. Ia pun lelah berbuat dosa.
Dia memang masih menjadi gadis yang munafik, pacaran dengan seseorang padahal itu tidak boleh. Ia sempat curhat juga pada Zahra—sahabatnya yang sangat baik—mendapat pencerahan dari Zahra bahwa sebaiknya hubungan mereka dilanjutkan ke jenjang lebih serius atau terpaksa berbisah saja. Memang berat, setiap keputusan pasti ada konsekuensinya. Dan Divya lelah dengan konsekuensi dosa yang harus ia tanggung, beban itu terus menerus bertambah banyak setiap hari, jam, bahkan menit! Divya sudah memikirkan semua keputusannya dengan sadar.
Kalau dia menikah, bukankah malah akan jadi pahala? Iya, dia tahu Gilang tidak saleh-saleh amat. Tapi setidaknya Gilang tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu, Gilang juga harusnya ngerti arti komitmen—seperti apa yang Divya harapkan.
"Kalau laki-laki serius sama perempuan, ya dinikahin dong!" gertakan Frans masih menggema di telinga Divya. Tuh kan... Frans yang bukan jenis laki-laki saleh aja ngerti maksudnya, Divya menggumam dalam hati.
Mumpung weekend maka sepagi mungkin Divya datang ke apartemen Gilang. Saat ia sampai, kekasihnya masih mengenakan kaos polos putih dan celana boxer di atas lutut. Divya menjerit dan melempar handuk ke tubuh Gilang lalu menyuruhnya mengganti baju yang lebih sopan. Gilang justru tertawa sambil geleng-geleng kepala, gadisnya terlalu paranoid.
Tidak, Divya tidak separno itu sebenarnya, ia hanya teringat kata-kata Zahra dalam sebuah diskusi di group-nya. Perempuan itu bilang, kalau laki-laki juga harus menjaga auratnya, karena itu Divya shock melihat Gilang tampil santai seperti barusan. Saking paniknya jantung Divya sudah mau lompat keluar karena melihat Gilang dengan boxer merah tanpa rasa bersalah.
"Buruan ganti!" jerit gadis itu sambil memalingkan muka.
Gilang sempat tertawa pelan, malah terlihat menikmati ocehan kekasihnya yang se-panik itu. "Iya, Sayang..." jawab Gilang enteng. Dia yang punya banyak kelebihan dengan postur tubuh tinggi tegap dan badannya yang six-pack membuat isi kepala Divya pusing memikirkannya. Gilang terlalu sempurna bagi Divya yang lahir dari keluarga biasa-biasa saja.
Ketika Gilang mengganti pakaiannya, Divya pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan. Ia putuskan untuk membuat nasi goreng, karena melihat ada sisa nasi semalam dalam magicom di meja pantry. Gilang datang dan membantunya, menyiapkan wajan dan spatula di atas kompor. Divya mengambil telur, sayur dan bumbu lainnya dari kulkas Gilang yang empat pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Divya (REPOST 2021)
ChickLit"Sudah lama bersama, kenapa enggak nikah aja?" Itulah yang mengganjal di hati Divya, ia sudah mencoba mengajak kekasihnya bicara se-serius itu, namun belum ada tanda-tanda kesiapan menikah. Kekasihnya belum mau berkomitmen, Divya putus asa. Bagaiman...