MEREKA LAGI MERABA-RABA HATI ;')
SIAPA YANG PAS BACA JADI SENYUM SENDIRI?
Hei, untuk apa pacaran kalau ternyata nggak jadi naik pelaminan? –Mantan pacar
Julia menghampiri Divya di pantry. Seperti biasa, setiap pagi Divya mengisi perutnya dengan bekal sehat. Katanya biar tubuh tidak gampang drop karena terlalu diforsir habis-habisan akhir-akhir ini. Fakta memang membuktikan bahwa makanan yang banyak mengandung lemak, rendah gizi, minim vitamin, dan kebanyakan pengawet mudah membuat tubuh lelah, lemas, letih, juga loyo.
"Kabarnya lo satu hotel sama si Bos ya, Di?" tanya Julia to the point.
"Kenapa lo, cemburu?" pasti Wiwit sudah baikan mood-nya dan cerita tentang ini ke Julia.
"Ngeselin!" Julia menepuk pundak Divya tetapi tertawa.
"Nggak enak tahu. Jauh-jauh ke Lampung bukannya diajak makan enak dan jalan-jalan, malah lebur juga. Lebih ngeselin, kan? Nggak di sini nggak di Lampung, sama aja bawa kerjaan." Gerutu Divya, sudah lama ia tidak menggerutui atasannya yang baru.
Julia tertawa lebih keras lagi. Divya sudah menghabiskan buahnya, ia berjalan ke wastafel untuk mencuci kotak makannya. Julia masih mengikuti.
"Tapi seneng kan berduaan sama bos ganteng!" ledeknya.
"Ganteng-ganteng kalau dingin begitu mana enak sih, yang ada ngeri tau!"
"Yang dingin itu nggak akan selingkuh, Didi!" jawab Julia ngotot. Ia sambil melipat tangan di depan dada dengan tampang meyakinkan. "Gue iseng cari Bos di ig tahu, nggak ada hasil. Gue penasaran sama kehidupan pribadinya si Bos. Lo juga, kan?"
Divya sudah ingin memercikkan air ke wajah Julia yang belum ber-make up ria. Tapi pintu pantry mendadak terbuka, sesosok laki-laki tinggi tegap berdiri dan menyapa mereka.
"Lagi pada sarapan?" tanya Arya.
Julia dan Divya saling melempar pelototan tajam, mereka sempat shock. "Iya, Pak. Mari, Pak..." Julia langsung pamit keluar buru-buru. Dalam hati ia berkata, semoga atasan gue nggak dengar gue ngomongin dia.
Curang! Desis Divya yang sedikit gelagapan.
"Sudah selesai, Di?" Arya terlihat mengambil sendok dari salah satu kabinet.
Ternyata bosnya hari ini tidak sedingin yang mereka pikirkan. Apa jangan-jangan Arya dengar sesuatu? Pantry ini memang berdinding dan berpintu, tapi bukan berarti kedap suara.
Divya memotong lamunannya dan segera menjawab. "Sudah, Pak." Karena tidak enak, Divya akhirnya bertanya basa-basi. "Bapak juga mau sarapan ya?" ucapnya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Divya (REPOST 2021)
Literatura Kobieca"Sudah lama bersama, kenapa enggak nikah aja?" Itulah yang mengganjal di hati Divya, ia sudah mencoba mengajak kekasihnya bicara se-serius itu, namun belum ada tanda-tanda kesiapan menikah. Kekasihnya belum mau berkomitmen, Divya putus asa. Bagaiman...