Ganyangka cerita ini sampe ada sequelnya😶
-*123*-
"Mimi!"
Kaki-kaki kecil itu melangkah perlahan sambil menggerak-gerakkan tangannya, mencari keseimbangan.
"Wah, jalannya sudah semakin lama ya. Berapa langkah tadi"
Seokjin menangkap bayinya yang langsung tertawa saat berada di pelukannya. Tangan bayi itu langsung menuju ke rambut belakang Seokjin dan menggenggamnya erat sebagai pegangan.
"Cucu!"
Seulas senyum terukir di wajah manis Seokjin. Dan iapun membawa bayinya ke tempat yang lebih nyaman. Memposisikan si bayi senyaman mungkin dan mulai memberikan apa yang bayinya inginkan.
"Nanti kita pindah lagi ya kalau sudah waktunya. Sekarang Mamih dan Jiminnie disini dulu" ujar Seokjin lirih, mengusap lembut dahi terbuka si bayi yang sedang menyedot sumber makanannya.
Seokjin melanjutkannya dengan nyanyian pelan nan menghanyutkan, mencoba membawa si bayi ke alam mimpinya sambil masih mengusap dahi si bayi.
"Tidur yang nyenyak ya"
Seokjinpun membaringkan tubuh kecil anaknya di tempat tidurnya. Memberikan bantal di sekitarnya sebagai pelindung.
Tak lupa ia meletakkan boneka anjing dengan baju olah raga kuning diantara kedua tangan kecil itu.
Setelah memastikan semuanya aman, barulah Seokjin keluar dan mulai membereskan hasil karya anaknya. Tempat yang berantakan.
"Kau tidak perlu membersihkannya, Seokjin. Nanti juga ada Bibi yang datang"
Seokjin terkekeh ringan sambil menggelengkan kepalanya.
"Mana bisa. Aku menumpang disini"
"Seokjin-ah"
"Byul Yi. Aku tidak mungkin selamanya berada disini dan menjadi beban untuk kalian. Kau dan Hoseok sudah menikah. Sangat aneh sebenarnya dengan keberadaanku dan Jimin di rumah kalian"
Kini giliran Byul Yi yang menggelengkan kepalanya.
"Aku dan Hobi tidak keberatan jika kalian tinggal disini. Kalian bisa menemaniku selama Hobi tidak di rumah" ujarnya meyakinkan.
Seokjin tersenyum kecut, "Justru itu yang semakin aneh. Kau berada di rumah dengan pria lain sementara kau sendiri sudah menikah. Aku janji tidak akan berada lama disini. Hingga aku menemukan tempat tinggal lain atau waktu yang tepat untuk kembali ke tempatku sebelumnya" balasnya.
"Sudah. Aku tak mau berbicara mengenai hal ini lagi. Pokoknya kalian tidak boleh pergi darisini. Titik!"
Byul Yi pun menghentakkan kakinya kesal seraya beranjak ke dapur.
"Seokjin! Kenapa tidak ada makanan?"
Ya, setidaknya ia bisa berguna sebagai satu-satunya orang yang bisa diandalkan dalam hal memasak di rumah itu.
"Ya, ya, ya. Aku datang!"
-*123*-
"Mau kemana lagi?!"
Langkah Namjoon terhenti saat pertanyaan itu terdengar oleh telinga tajamnya.
Iapun berbalik dan menoleh pada wanita tua yang menyilangkan kedua tangan di depan dada. Lengkap dengan pandangan nyalang sang wanita. Ibunya.
"Mau bertemu teman, Eomma" jawab Namjoon.
"Teman? Siapa?"
"Jackson"