"Yuuunn!"
"Imin!"
Dua anak beda usia itu saling bersapa, melepaa rindu melalui layar kecil yang masing-masing menunjukkan wajah mereka. Video call.
"Imin mana?"
"Yunnn!"
Dan bayi yang lebih kecil hanya bisa menanggapi dengan panggilan manis itu saja. Tanpa mengerti apa yang diucapkan lawan bicaranya.
"Jimin di rumah Paman Hoseok dan Bibi Byul Yi" sahut Hoseok yang ikut masuk ke perbincangan tak nyambung mereka.
"Paman Cini uga?"
"Iya, Paman Jinnie juga disini"
"Yuni uga mau cana!"
Kini giliran Byul Yi yang menunjukkan wajahnya di layar.
"Yoonnie menemani Nenek disana"
Nampak jelas wajah balita itu langsung murung. Sudah lima bulan dan mereka hanya saling berhubungan melalui media video call atau sekedar bertelpon dengan nenek Yoongi.
"Api Yuni cepiyan"
"Yoonnie harus menjaga Nenek disana. Kalau Yoonnie ikut kesini, Nenek bersama siapa?"
"Yuni... HUEEEE"
Meski sudah sok dewasa begitu, Yoongi tetaplah anak-anak yang mudah menangis ketika permintaannya tidak dikabulkan.
"Maaf, Byul Yi. Sepertinya Yoongi sangat kesepian disini setelah kalian pergi"
Byul Yi tersenyum, merasa bersalah akan keputusannya ini.
"Bibi baik-baik saja kan disana?"
"Ya, kami baik-baik saja. Nanti Bibi bujuk Yoongi agar tidak marah lagi"
Byul Yi mengangguk dan panggilanpun berakhir.
"Yunnn?"
Jimin yang daritadi diam itu syok saat layar ponsel mati. Tidak ada Yoongi lagi disana.
"Yoonginya tidur, nanti lagi ya video callnya"
Jimin cemberut hebat. Meski tak mengerti penjelasan yang Byul Yi katakan, tetap saja baginya hanya satu. Tidak ada Yoongi.
Byul Yi sendiri, mulai menumbuhkan rasa kewanitaannya, terutama keibuannya setelah menikah. Mungkin juga sebagai tanda-tanda kalau dirinya sudah siap menjadi Ibu. Dan tentu saja kecuali dalam hal dapur. Ada Seokjin pikirnya.
"Yunnn~"
Jimin menelungkupkan kepalanya di dada Byul Yi yang memangkunya. Nampak sedih karena teman sepermainannya tidak ada lagi.
"Lihat Paman bawa apa?"
Hoseok yang menghilang sebentar itu datang dan menunjukkan barang yang ia bawa ke hadapan si bayi.
"Waaa!"
"Nanti kalau kita jalan-jalan, akan Paman belikan yang banyak ya"
Boneka kesayangan Jimin. Boneka anjing putih yang selalu ia peluk ketika tidur. Boneka yang menjadi hadiah pertama dari ayahnya.
"Ahahahaha!"
Setelahnya, Hoseokpun mencoba menghibur si bayi dengan menggelitiki perut berlipatnya. Membuat si bayi tergelak hebat dan melonjak-lonjak di pangkuan Byul Yi.
"Seperti keluarga"
Sementara itu, Seokjin yang melihat adegan menghangatkan hati itu hanya bisa tersenyum dan bergumam saja dari kejauhan.