Chapter 15

13.6K 1.8K 341
                                    

Sekali lagi, update malem2 karena emang sempet ngetiknya ya jam segini ya man teman😌

-*123*-

Namjoon sudah pada posisinya. Berdiri gugup di sebelah kasur single yang disana telah berbaring sang tercinta. Jinseoknya.

"Tegang sekali, Pak" cuit si Dokter menggoda.

Namjoon hanya tersenyum kaku. Bingung mau melihat ke arah mana untuk sekarang. Bahkan jantungnya berdegup sangat cepat hingga ia seperti bukan si pintar Namjoon lagi.

"Namjoon" panggil Seokjin berbisik.

Meski sangat pelan, nyatanya telinga Namjoon bisa mendengarnya. Dan reflek ia menoleh ke bawah.

"Ya?" jawabnya bergumam.

"Jangan membuatku malu"

Namjoon semakin gugup saja. Meski niat Seokjin agar Namjoon tidak gugup lagi, sepertinya sia-sia saja. Pria jenius itu terlalu berdebar sekarang.

"Apa aku berlutut saja? Atau aku duduk di bawah saja?" tanya Namjoon pelan sambil menunduk, agar suaranya tidak terdengar oleh si Dokter.

Tubuhnya yang terlalu tinggi itu benar-benar tidak nyaman karena ia merasa begitu jauh dengan Jinseoknya saat tengah berdiri.

"Kau pulang saja kalau tidak bisa tenang" sungut Seokjin.

Meski dirinya sendiri juga gugup karena kehadiran Namjoon, tapi ia berusaha keras mengontrolnya. Setidaknya ia harus bersikap tenang di depan Dokter agar tidak mencurigakan.

"Aku ingin disini, Jinseok"

"Ya sudah, diam saja"

Namjoonpun akhirnya memilih untuk berlutut di depan ranjang Seokjin agar matanya bisa menatap langsung ke arah si manis.

"Jinseok" bisiknya lagi.

"Apa lagi?!"

"Boleh aku menggenggam tanganmu?"

Diam. Seokjin melirik ke arah Namjoon sekilas, sebelum akhirnya mengangguk kecil.

"Lakukan saja" bisiknya nampak malu-malu.

Dengan senyum yang sumringah, Namjoonpun menjalankan tangan besarnya ke tangan yang lebih kecil dan lebih putih darinya. Menggenggamnya dan semakin tersenyum lebar saat tangan mereka telah bersatu.

"Tanganmu semakin halus" pujinya.

"Gombal"

"Aku serius"

"Bo-"

"Ehem, apa bisik-bisiknya sudah selesai? Apa bisa dilakukan USGnya?"

Ucapan dokter yang nampak sangat sabar itu berhasil mengalihkan drama picisan via bisik-bisik itu.

"Ya, silahkan" jawab Seokjin yang langsung mengubah raut wajahnya.

Dokter itu akhirnya melakukan tugasnya. Mulai menyingkap baju Seokjin untuk mempermudah kegiatannya.

"Sebentar, ini mau apa?"

Otak pintar Namjoon dengan cepat berubah menjadi minus dan salah satu tangannya yang nganggur bergerak cepat menahan tangan si Dokter yang masih memegang ujung pakaian Seokjin.

"Katanya mau USG"

"Lalu?"

"Yang dilakukan USG perut atau matanya?"

Nampaknya si Dokter yang super sabar itu mulai kesal juga.

"Namjoon, jangan membuatku malu" desis Seokjin lagi yang segera menarik tangan Namjoob yang berada di atas tangan si Dokter.

I am a Dad [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang