"Mediasi? Tidak butuh"
Sudah seminggu dari saat Namjoon menyerahkan berkas perceraiannya ke pengadilan. Berkas yang dengan sangat terpaksa sudah berisi tanda tangan dari kedua belah pihak. Dan kini sang pengacara kembali menghubunginya.
"Saya juga tidak akan datang ke satupun sidangnya, karena ada hal yang lebih penting. Saya percayakan semuanya pada Anda. Terima kasih"
Dan panggilan itupun berakhir. Namjoon tersenyum kecut karena merasa proses yang ia kira akan cepat selesai, nyatanya tak kunjung berakhir.
"Namjoon"
Sepertinya ada yang tengah mendengarkan panggilannya.
"Ya, Eomma"
Ibunya.
"Eomma tidak setuju kalau kau bercerai"
"Sudah tidak ada yang bisa dilanjutkan lagi, Eomma"
Ia menikah karena terpaksa dan kini ia memutuskan untuk mengakhirinya secara sepihak.
"Eomma sudah bertanya langsung pada Minyeon dan dia mengakuinya juga jika memang anak itu bukan anakmu"
Namjoon sedikit menaikkan sebelah alisnya mendengar pengakuan ini. Ia tidak salah dengar kan? Wanita itu mengakuinya tanpa menyangkal atau mengatakan jika Namjoon berbohong?
"Dia dijebak, Namjoon-ah"
Ah, jadi ada alasannya rupanya. Pantas saja.
"Dan Eomma percaya?"
Sang Ibu menunjukkan raut sedihnya.
"Dia bilang kalau dia menyesal tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Dan bahkan tidak tahu siapa yang menghamilinya. Jika saja kau lebih perhatian padanya, mungkin semua ini tidak akan terjadi"
Namjoon menghembuskan nafas panjangnya. Kenapa jadi dirinya yang disalahkan?
"Sekali lagi aku tanya, Eomma. Eomma percaya pada ucapannya itu?"
"Minyeon menangis saat bercerita. Eomma tak tega melihatnya"
Astaga. Namjoon tak mau mendengarnya lagi.
"Terserah Eomma jika ingin mempertahankannya. Tapi tidak dengan menjadi istriku. Aku sudah tidak bisa lagi, Eomma. Kalau memang Eomma lebih nyaman bersamanya, aku yang akan pergi darisini"
Meski ucapan itu tanpa nada yang tinggi, tapi tetap saja cukup menusuk dan membuat sang Ibu semakin menunjukkan raut sedihnya.
"Kau lebih memilih pria itu daripada Ibumu sendiri?"
Dan sang Ibu membalikkan ucapannya.
"Sepertinya memang harus begitu, Eomma. Eomma sudah memiliki wanita itu dan Appa disini. Jinseok, Jimin dan calon anakku lebih membutuhkanku daripada kalian"
Namjoon sudah menyerah. Ia sudah kehabisan kesabaran rasanya hingga mampu berucap demikian pada Ibunya sendiri.
"Jangan berkata begitu pada Eomma, Namjoon"
Sang Ibu mencengkram lengan anaknya dan menunjukkan wajah berkaca-kacanya.
"Eomma sudah memperjuangkanmu sejak kau belum ada di dunia ini. Eomma sudah kehilangan banyak hal demi mendapatkanmu, merawat dan membesarkanmu hingga menjadi seperti sekarang. Dan seperti ini balasanmu? Kau lebih memilih pria itu dibanding Ibumu sendiri"
Dengan lembut, Namjoonpun melepas cengkraman itu.
"Maaf, Eomma"
Iapun berdiri dan berbalik.