Chapter 13

12.3K 1.6K 340
                                    

Seokjin mendorong trolleynya ke arah deretan sayur mayur yang tertata rapi dengan berbagai warna segarnya. Mengambil beberapa yang ia butuhkan dan meletakkannya di dalam trolley.

Hari ini ia memutuskan untuk berbelanja. Tidak sendirian tentu saja. Ada Bibi yang membantu di rumah Hoseok yang kini tengah mengikuti Jimin yang tidak bisa diam. Ya, sejak bayi itu mulai bisa berjalan, kakinya seolah tak mau berhenti bergerak.

"Apa aku membeli susu juga ya?" gumamnya pelan saat melewati deretan susu bubuk berkemas kotak kertas.

Uang yang ia gunakan untuk berbelanja, tentu saja merupakan uang yang ia dapatkan dari Hoseok. Berbelanja bahan makanan untuk stok di kediaman Jung. Dan tentu saja susunya tidak masuk ke dalam daftar belanjaan. Hingga ia ragu untuk mengambilnya atau tidak.

"Senang ya bisa hidup nyaman di rumah Jung Hoseok?"

Seokjin yang memang namanya tidak disebut, tapi merasa hanya dirinya saja yang berada di tempat itupun berbalik. Mengernyit saat tak mengenal orang yang barusan bercuit.

'Dia bicara denganku?' tanyanya dalam hati.

Ia yakin jika nama Hoseok barusan disebut, tapi siapa pula wanita anggun nan cantik ini?

"Apa ini pertemuan yang pertama kali?"

Seokjin semakin tak paham. Tapi dari sorot matanya, ia yakin jika wanita itu tengah menatap langsung ke arahnya.

"Maaf, tapi saya tidak mengenal Anda" ujarnya berusaha sopan.

Wanita itu tersenyum, elegan, dan menjulurkan sebelah tangannya seolah mengajak berkenalan.

"Istri dari orang yang akan kau rebut. Kim Minyeon"

Seokjinpun terbengong sejenak. Ia memang benar-benar tidak mau tahu apapun mengenai wanita yang menjadi suami dari mantan kekasihnya. Bahkan Seokjin tidak mampu sekedar untuk datang ke acara pernikahan mereka.

"Ternyata selain perebut suami orang, kau juga orang yang sombong ya. Padahal aku sudah bersikap baik untuk berkenalan"

Seokjinpun segera meraih tangan yang masih terjulur itu dengan gugup. Tersenyum miring saat kedua tangan mereka saling bertautan.

"Kim Seokjin"

Sungguh, bukan suasana yang bagus untuk dikatakan sebagai perkenalan.

Minyeon masih menjabat tangan Seokjin sambil melihat ke atas, ujung rambut Seokjin, hingga bawah, ujung kaki yang berlapis sandal rumahan.

"Murahan" gumamnya lirih setelah observasi singkatnya usai.

Meski mendengarnya samar, Seokjin yakin jika wanita dengan penampilan berkelas ini sedang mengatainya. Dalam artian buruk tentunya.

"Bagaimana kalau minum kopi sebentar?"

Tautan tangan mereka terlepas saat wanita itu menawari Seokjin.

"Maaf, -"

"Kau hamil sehingga tidak minum kopi? Ahahaha"

Seokjin menggeram pelan sambil mencengkram pegangan trolleynya. Berusaha menahan emosinya saat mendengar tawa merendahkan itu.

"Baiklah, bagaimana kalau teh di kafe depan?"

"Maaf-"

"Aku yang traktir, tenang saja. Uang yang kau dapatkan dari Jung Hoseok tidak akan berkurang sedikitpun"

Seokjin yang muak karena ucapannya selalu dipotong itupun berbalik tanpa menjawab apapun.

"Kim Seok-"

I am a Dad [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang