Berasa lama bangt ga apdet ya😅 padahal belom seminggu😣
Gabole nanya kenapa baru apdet karena kita punya kehidupan masing2 ya gaesss😘😘😘
-*123*-
Seokjin hanya diam, melihat Jimin bermain mobil-mobilannya di dalam rumah. Menarik dan mendorong mobil mini itu mengelilingi Seokjin yang hanya duduk diam di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun.
"Mimi!"
Mobil kecil itu tersangkut di kaki Seokjin, membuat si kecil protes karena mobil itu tidak bergerak lagi.
Sementara itu Seokjin hanya diam saja, tanpa berpikir sejenak untuk memindahkan kakinya agar mobil itu bisa difungsikan lagi.
"Mimi!!!"
"Sejak kapan ada mobil itu?"
Byul Yi datang dengan snack yang tadi dibelinya saat belanja dengan Jimin.
Byul Yi mendekat. Melihat dengan jelas mainan mobil baru yang baru dilihatnya. Pasalnya Byul Yi hafal mainan apa saja yang Jimin miliki, dan mobil itu termasuk dalam mainan baru. Setidaknya baru ia lihat.
"Seokjin?"
Byul Yipun mencubit pipi agak berisi itu agar mengembalikan si empu ke dunia nyata.
"Akh! Apa yang kau lakukan, Byul Yi?!"
Reflek, Seokjin langsung memegang pipinya yang mulai memanas dan memerah. Sangat kontras dengan warna kulit putihnya.
"Kau menindih mobilnya Jimin" tunjuk Byul Yi pada si kecil yang sedang mengamuk di kaki Seokjin. Bahkan sempat-sempatnya Jimin memukuli kaki Seokjin namun tidak terasa karena kekuatan yang tak seberapa.
Buru-buru Seokjin menyingkirkan kakinya agar mobil itu bisa kembali berfungsi. Dan si kecil kembali ceria.
"Darimana mobil-mobilan itu?" ulang Byul Yi setelah Jimin sudah kembali berputar-putar.
"Maksudnya?"
"Siapa yang membelikannya?" tanya Byul Yi lebih detail.
Seokjinpun langsung gugup saat itu juga.
"Seokjin"
"Eum... Itu... Anu..."
"Siapa?"
"Itu Byul Yi... Anu..."
"Pipi!"
Seokjin buru-buru menarik anaknya yang berucap seenaknya sendiri itu.
"Huh? Jimin bicara apa?"
Byul Yi mengerutkan keningnya. Sementara Seokjin menghadapkan si kecil dan memain-mainkan pipi gembil itu agar tidak bicara macam-macam. Apalagi kata seperti tadi.
"Uh! Mimi!"
Tentu saja pipi gembulnya terlalu berharga untuk sekedar dicubit oleh sang Ibu.
"Seokjin"
Byul Yi seakan tak mau melepaskannya begitu saja. Kembali memanggil Seokjin untuk mendapatkan jawaban.
"Baiklah, mobil-mobilan ini dari ayahnya Jimin"
Byul Yi mengerutkan keningnya saat berpikir maksud dari jawaban itu.
"Ayahnya Jimin? Jimin kan..."
Ucapannya terhenti dan iapun membelalakkan kedua bola mata lentiknya.
"Ya, siapa lagi ayahnya Jimin kalau bukan dia" lanjut Seokjin seraya melepaskan Jimin.
"Si brengsek itu?! Bagaimana bisa?!"