06. Fight

507 53 5
                                    

- Walaupun terkadang harus memalsukan senyuman, tapi itulah cara terbaik untuk berbohong pada keadaan -

***

'Huh, kenapa sih dia sangat keras kepala? Sudah tau disana bahaya, dia malah pergi sendirian kesana tanpa seorang pun, tak tahu apa kalau aku khawatir,' pikir Harry

Saat Harry hendak melangkahkan kaki, ada sebuah tangan mencekalnya dari belakang

"Harry, kau mau kemana?" tanya Ginny

"Aku akan menyusul Hermione, kau tunggu saja disini,"

"Lalu aku sendirian disini? Kalau tiba-tiba Voldemort kesini bagaimana? " tanya Ginny

"Ginny, tenanglah. Tak usah takut, aku hanya memastikan Hermione baik-baik saja,"

Ginny tiba-tiba menatap Harry tajam
"Kenapa sih kamu selalu mementingkan Hermione?"

"Bukannya gitu, aku khawatir, dia sendirian disana sedangkan jarak antara dirinya dan Voldemort sangat dekat. Tolong mengertilah Gin,"

"Tapi Harry, kamu selalu lebih memprioritaskan dia daripada aku, yang sebebarnya pacar kamu disini itu aku atau dia?" ucap Ginny sambil menunjuk ke arah Hermione berada

"Ginny, dia sahabatku. Wajar dong kalau aku khawatir, lagian. Sejak Hermione datang kembali ke Hogwarts, aku sudah jarang sekali punya waktu dengan nya, karna aku menjaga perasaan mu,"

"Ohh jadi kamu pikir gara-gara aku waktu kamu dan Hermione berkurang? Iya?"

"Gin, aku mohon mengertilah, jangan egois, sekarang keadaan nya genting dan kita malah asyik beradu argumen disini? Sedangkan yang lain berharap kita dapat pulang dengan membawa kemenangan, ayolah Gin." jelas Harry agak menaiki nada bicaranya

Ginny tetap diam

"Lebih baik kamu sekarang ikut dengan Ron dan sementara tunggu disana. Aku hanya sebentar,"

Ginny tidak mengucapkan apapun dan langsung pergi meninggalkan Harry yang sedang menghela nafas

Saat Harry hendak melangkah, ia mendengar suara teriakan Hermione yang sepertinya sedang bertarung dengan Voldemort

"Oh, tidak! Gara-gara perdebatan ku dengan Ginny, aku jadi tidak sadar dengan keadaan sekitar,"

'Tunggu aku Hermione,'

***

Saat sampai di tempat Hermione dan Voldemort berada, Harry melihat Voldemort sedang mencekik leher Hermione yang membuatnya terlihat kesusahan untuk bernafas

Harry langsung saja bergegas mengambil tongkatnya sambil membaca mantra lalu mengarahkan ke tangan Voldemort yang sedang mencekik leher Hermione sehingga membuat tangan Voldemort dari leher Hermione terlepas, Harry lantas menghampiri Hermione dan membantunya berdiri

"Hermione, aku bilang juga apa? Kamu jangan nekat pergi sendiri, tunggu aku! Keras kepala sih," ucap  terlihat cemas, dan Hermione menyukai hal itu, karna ia merasa di perhatikan

"Ya m-maaf, habisnya kamu lama," ucap Hermione sedikit tersenyum

Harry tersenyum hingga menampilkan sedikit giginya yang membuatnya terlihat sangat manis

"Dasar, lagi sakit gitu masih aja sempet senyum-senyum. Kenapa sih? Seneng ya abis di cekik Voldemort? Hhaha,"

Hermione memukul bahu Harry dengan tangan kanannya

"Apaan sih? Ya kan walaupun kita lagi kesulitan, kita harus senyum, karna walaupun terkadang harus memalsukan senyuman, tapi itulah cara terbaik untuk berbohong pada keadaan," ucap Hermione menatap lekat mata Harry yang berwarna Emerald itu

"Sejak kapan kamu jadi puitis gini?" tanya Harry

Hermione mengangkat bahunya seolah berkata tidak

"Jadi tadi cuma senyum palsu nih?"

Karena terlalu asyik mengobrol mereka berdua jadi tidak sadar kalau Voldemort sudah berada di belakang mereka. ( Aduhh gak sadar tempat banget sih mereka ini 😂.)

"Khmm," Voldemort mendehem

Sontak mereka berdua menengok ke arah belakang dan perlahan mundur

"Sejak kapan kau disana?" tanya Harry

"Kalian lengah sekali. Dan, tidak salah? Hanya kalian berdua yang akan melawan ku? Apa cukup untuk mengalahkan ku? Owhh sepertinya menyentuh ku pun kalian tidak akan bisa," ucap Voldemort sombong

"Heh, sombong sekali kau Voldemort, tak ingat kah kau? Dulu kamu pernah sekarat karena Harry," ucap Hermione sambil menyunggikan senyumnya

"Hei bocah! Jangan ikut campur!"

"Memang nya siapa yang ikut campur? Aku hanya menjawab pertanyaan mu, selain kau sombong ternyata kau juga pikun ya hahaha," tawa Hermione lepas, padahal rasanya tidak ada yang lucu sama sekali kecuali kepala botaknya Voldemort

Harry menyenggol siku Hermione
"Ssstt, Hermione, apa yg lucu sih? Sebaiknya kita langsung mulai strategi saja," usul Harry

Hermione menganggukan kepala, Harry lalu berlari kearah lain dan bersembunyi di balik tembok, sedangkan Hermione berusaha memancing Voldemort agar ia mengikuti kemanapun Hermione melangkah, saat Voldemort mengangkat tongkatnya dan akan mengarahkannya ke arah Hermione, tiba-tiba muncul Harry dari arah belakang yang langsung saja menusukkan sebuah pedang ke arah punggung dekat jantung Voldemort

"S-sial, aku dibodohi," ucap Voldemort yang perlahan terjatuh ke tanah

"Makannya jangan hanya pakai otot, tapi otak juga harus di pakai, Harry!" ucap Hermione menyuruh Harry untuk segera menyegel Voldemort

Harry mulai membuka sebuah kotak berukuran agak besar lalu membacakan sebuah mantra dan seiring Harry membaca mantra tersebut, perlahan Voldemort mulai masuk ke dalam kotak tersebut dengan keadaan setengah sadar

"A-awas kalian. Tung-gu pembalasan k-ku," Voldemort menutup matanya dan tubuhnya sudah masuk semua kedalam kotak. Harry lalu menutup kotak itu kembali

"Harry!" tiba-tiba Hermione memeluk Harry dengan sangat erat

"Terima kasih Harry, lagi-lagi kamu menyelamatkan kita semua,"

"Sebenarnya bukan hanya aku, tapi kau dan teman-teman yang lain juga, tanpa bantuan kamu, mungkin aku tidak akan berhasil," ucap Harry tersenyum kepada Hermione

"Terima kasih,"

"Sama-sama,"

Lalu datanglah berbondong-bondong orang dan mulai mengangkat tubuh Harry dan melemparnya ke atas dan terus berulang, hingga membuat Harry tertawa

"Harry, kau memang terbaik!!" ucap salah satu orang, sedangkan gerombolan perempuan berdiri mengerubungi Hermione dan meminta maaf

"Hermione, maaf ya atas semua sikap ku yang kemarin. Aku salah menilai mu," ucap salah satu siswi dan beberapa siswi juga meminta maaf dan dengan senang hati memaafkan mereka



Nahhh udh deh, adgan fight gak bnget ya? Gk bisa sih rangkum nya, jangan lupa share dan baca juga ceritaku yg lain ya please...

It's You [tahap revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang