16. Yes Or No?

418 33 3
                                    

Hermione terdiam sejenak sesaat setelah pernyataan sekaligus pertanyaan Harry terlontar dari mulutnya sendiri, jujur, Hermione sangat terkejut, tidak menyangka bahwa Harry akan mengeluarkan kata yang sejak dulu di idamkannya

Hermione menggeleng, membuat perasaan Harry tidak enak "aku tidak tau" tatapan Hermione sendu

"Kenapa?" tanya Harry dengan nada kecewa. Harry kira Hermione akan langsung menerimanya, nyatanya.. Big no! Harry cukup sadar diri karna dulu ia begitu sering menyakiti Hermione

"Aku rasa.. Aku akan begitu jahat jika aku menerimamu," pernyataan Hermione membuat Harry mengernyitkan dahi bingung

"Kenapa jahat? Ini bukan sesuatu hal yang salah kan?"

Hermione saat ini sedang di landa dilema dalam menentukan pilihan, ya atau tidak? Padahal hanya dua kata tersebut yang harus Hermione ucapkan, tapi kenapa rasanya begitu sulit dan kaku?

"Ini memang bukan suatu hal yang salah, tapi.. Kau tau sendiri kan, aku berteman baik dengan Ginny, dan kau juga baru putus dengannya. Jadi.. Mana mungkin aku tega memacari orang yang di cintai temanku sendiri? Sedangkan kau baru memutuskannya? Dia pasti masih sedih dan aku tidak mau menambah lagi bebannya dengan berpacaran denganmu, cukup beri jeda dulu agar Ginny bisa move on darimu" jelas Hermione, semoga Harry bisa mengerti maksudnya dan tidak marah

"Jadi? Kau menolakku?" tanya Harry kecewa, Harry tak pernah sekecewa ini sebelumnya

"Dengan berat hati.. Ya." Hermione menghela nafas

"Harry," panggil Hermione, Harry menoleh

"Maaf, jika aku seakan-akan mempermainkanmu karna kau sudah tau tentang aku yang mencintaimu, aku bukannya sok jual mahal karna sekarang kau menyatakan perasaanmu padaku, sebenarnya aku juga ingin menjalin sebuah hubungan lebih dari sekedar sahabat denganmu. Tapi.. Kau tau kan alasanku?" Hermione berbicara dengan hati-hati, takut ia salah berbicara dan malah menyakiti hati Harry

"Aku mengerti. Mungkin aku yang terlalu percaya diri disini, mungkin aku yang terlalu yakin dan optimis bahwa kau tidak akan bisa menolakku, tapi aku salah, maaf."

"Kenapa jadi kau yang minta maaf? Dan—hei! Itu tidak benar! Aku memang benar tak akan bisa menolakmu jika sedang dalam keadaan normal, tapi saat ini, keadaan yang memaksa, dan mungkin.. Waktu yang salah"

"Heh, kenapa kau jadi menyalahkan waktu?" canda Harry, setelah itu Harry mengacak-acak rambut Hermione dengan tangan kanannya sambil menampilkan senyum yang di paksakan

"Kamu gak perlu minta maaf, itu hakmu" Harry memegang bahu Hermione dengan kedua tangannya, mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja

"Baiklah, ayo kita pergi dari sini." ajak Harry, Harry mulai membuka portal yang menghubungkan tempat itu dengan aula latihan Hogwarts dengan tongkat sihirnya, mereka memasuki portal itu dan langsung berada di tempat di mana pertama kali mereka masuk ke dalam portal

"Aku pulang dulu ya," senyum Harry begitu teduh, Hermione jadi tidak tega melihatnya dan tentunya... Sangat merasa bersalah

Hermione terus menatap nanar punggung Harry yang semakin lama semakin menghilang, Hermione harap, keputusannya tidak salah atau mungkin ia sudah menyia-nyiakan kesempatan emas? Entahlah..

Hermione pergi ke asrama menuju kamar Luna, entah sejak kapan Hermione dan Luna mulai dekat, Hermione mengetuk pintu dan beberapa saat kemudian Luna membukakan pintu dan mempersilahkan Hermione untuk masuk, niat awal Hermione yang tadinya akan bercerita tentang kejadian tadi, mendadak bungkam saat melihat kehadiran Ginny di dalam asrama Luna, entah sedang apa, Hermione tidak tau

"Hai," sapa Ginny

"Hai." Hermione tersenyum

Setelah saling bertegur sapa, tidak ada obrolan lagi di antara mereka, di tambah lagi Luna yang sedang pergi ke dapur membuat suasana makin canggung, Hermione jadi ingin pulang saja rasanya

Tak lama kemudian, Luna datang dengan membawakan nampan berisi teh hangat dengan sebungkus camilan keripik kentang, Luna duduk dan menyimpan nampan tersebut di meja

"Maaf ya, hanya ada ini saja" ucap Luna

"Eh—padahal gak usah repot-repot" Hermione merasa tidak enak

"Aku mau ya, Luna" ucap Ginny sambil mengambil segelas teh hangat yang sudah di sediakan

"Ayo Hermione, di minum," Luna mempersilahkan

Hermione pun meminum seteguk teh tersebut dan memutuskan untuk pulang ke kamarnya "Luna, Ginny, aku duluan ya." pamit Hermione

"Kok sebentar?" tanya Luna, sedangkan Ginny hanya diam tak menanggapi dan sibuk dengan buku-bukunya

"Hehe, iya, aku masih ada urusan" elak Hermione

"Ya sudah, hati-hati ya" Luna melambaikan tangan, sedangkan Hermione memikirkan apa yang terjadi pada Ginny, kenapa Ginny begitu cuek padanya? Apa Ginny sudah tau perihal Harry yang menyatakan perasaanya pada Hermione? Tapi tidak mungkin! Karena tidak ada orang yang tau selain Harry dan Hermione

***

Malam hari, Hermione sedang tiduran di kasurnya dengan posisi menyamping, dan baru beberapa detik saja Hermione terlelap, tiba-tiba ada sesuatu yang menyentuh pipinya. Dan saat Hermione membalikkan badan, ternyata itu adalah kerjaan Harry yang sudah berada di samping Hermione

"Harry! Kenapa disini?" Hermione kaget, pasalnya Harry langsung tidur di sebelah Hermione dengan santai membuat wajah Hermione memerah seperti kepiting rebus

"Memangnya kenapa? Tidak boleh? Iya?" tanya Harry santai sambil memejamkan matanya

"Ihhh, sana-sana! Hush hush" Hermione mengusir Harry layaknya seekor kucing

"Jangan di usir dong calonnya!" rajuk Harry

"Calon apaan?"

"Calon suami." jawab Harry enteng

"Lebay deh sekarang," canda Hermione

"Tidur disini boleh?" tanya Harry dengan tatapan memohon

"Apaan sih? Janganlah! Gak baik!" cegah Hermione

"Haha.. Becanda,, santai." Harry mengacungkan tangannya yang membentuk lambang peace sambil nyengir

"Yaudah, sana! Aku mau tidur, ngantuk." Hermione menguap, Hermione tidak bohong, Hermione benar-benar mengantuk sekarang

Bagaimana mungkin Harry terlihat baik-baik saja setelah insiden penolakan tadi, atau mungkin Harry tidak sungguh-sungguh mencintai Hermione? Hush, jangan berfikiran buruk!

Harry lalu keluar dari jendela dan pergi menuju kamarnya

Tanpa sepengetahuan Harry dan Hermione, seseorang mengintip di balik semak-semak "sepertinya, aku harus bermain cantik." seringainya





Dikit gak papa ya, yang penting up, hehe.. Jangan lupa tinggalkan jejak 🐾🐾


It's You [tahap revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang