24. Musuh dalam Selimut

383 34 14
                                    

-Di mata orang lain terkadang aku terlihat kuat, namun percayalah, aku bahkan bisa menangis hanya karna hal sepele-

***

"Hari ini kalian akan di beri misi!" perintah Severus Snape kepada kami

"Misi apa guru?" tanya Ron, walaupun Severus menyebalkan, tapi tidak bisa di pungkiri bahwa ia memang gurunya

"Kalian bertiga harus memusnahkan sekelompok penjahat yang cukup merepotkan yang sudah membunuh banyak orang," jelasnya

"Mereka sekelompok pembunuh?" tanya Hermione

"Yap, bahkan mereka selalu membunuh dengan cara sadis, berdasarkan data saat ini, mereka sudah membunuh sebanyak 305 orang, saya memberikan misi ini kepada kalian atas perintah kepolisian, karna jujur, mereka agak kewalahan dan sepertinya hanya murid berkemampuan sihir yang bisa mengatasinya."

"Dimana tempat mereka berada?" tanya Harry yang sejak tadi hanya diam mencerna ucapan Severus

"Saat ini mereka berada di pedalaman hutan belantara, mereka tidak tau bahwa keberadaan mereka sudah diketahui, jadi kalian harus hati-hati, jangan sampai mereka tau kalau kalian menargetkan mereka, oke?"

"Siap!" serentak mereka bertiga, lalu masing-masing keluar dari ruangan tersebut

***

"Harry, Ron, kapan kita akan berangkat? Aku sudah tak sabar ingin membabat habis penjahat itu beserta tetek bengeknya!" koar Hermione bersemangat, ia memang sangat menyukai kebenaran dan keadilan, dan benci kepada pembunuh-pembunuh biadab

"Sadisnya..." ujar Ron

"Sadis apanya? Aku hanya ingin memunculkan kedamaian dan ketentraman, dan satu lagi! Aku benci pembunuh. Mereka itu sudah merampas hak hidup seseorang tanpa tau bahwa korbannya mempunyai banyak tanggungan." ucap Hermione berapi-api

"Bukannya kau juga suka membunuh orang?" tanya Harry

'Cring'

Tatapan Hermione menajam, ia tidak suka dikatai seperti itu

"1. Aku bukan suka membunuh, tapi itu semua hanya keterpaksaan belaka
2. Aku membunuh karna orang itu memang patut dibunuh, meresahkan warga
3. Jika kita tidak membunuh musuh kita yang berbahaya seperti Voldemort dan antek-anteknya, hidup tidak akan pernah tenang
4. Dalam setiap pertempuran pasti selalu ada yang gugur, dan itu sudah kodratnya, jelas?" ucap Hermione panjang lebar

Para lelaki itu mengangkat kedua tangan mereka tanda menyerah, memang, jika mereka berdebat dengan satu-satunya gadis di kelompok mereka, kedua laki-laki itu pasti selalu kalah. Sepertinya istilah perempuan selalu benar melekat pada kehidupan mereka

"Jadi, kapan kita akan berangkat? Harry, Ron?" tanya Hermione sekali lagi, karna ucapannya yang tadi terpotong oleh perdebatan kecil mereka

"Nanti sore kita akan berangkat, kita berkumpul di tempat biasa." perintah Harry, semua selalu bertanya pendapat kepada Harry, mereka menjadikan Harry sebagai pemimpin karna sifatnya yang berjiwa kepemimpinan

Hermione dan Ron mengangguk setuju, mereka bertiga pulang ke asrama masing-masing

Di perjalanan, Ron merangkul pundak Harry

"Ck, lepaskan tanganmu itu dari pundak dan bahuku," ucap Harry seraya melepaskan tangan Ron dari pundaknya

"Huh iya-iya, aku tau pundak dan bahumu ini hanya untuk Mione-mu kan? Hahaha," Ron tertawa meledek

It's You [tahap revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang