-12-

3.2K 286 9
                                    

Athanasia tersenyum tipis, dia tahu perasaan Athanasius saat diberi kesempatan kedua. Dia tahu betapa dia bahagia dengan kehidupannya sekarang, walaupun masih ada sedikit masalah menghadang.

"Ya--sama-sama. " balas Athanasia, angin semilir datang dari arah utara membuat rambutnya dan Athanasius sedikit berkibar pelan.

Athanasius menatap Athanasia sebelum mengusap kedua matanya dan duduk dengan tegak seraya melihat Athanasia dengan senyuman lebar dan mata menyipit.

"Dilarang melihat lebih jauh ketika seorang lelaki menangis." tegurnya.

Athanasia yang awalnya menatap penuh haru, kini menjitak dahi Athanasius dengan keras. Membuat Pangeran pertama Obelia itu mendengus dan menatapnya kesal.

"Apa?! "

"Maaf, aku berusia empat belas tahun sekarang dan aku tidak pernah mendengar aturan semacam itu. "

Athanasius cemberut, "Hey! Disini aku lebih tua darimu beberapa bulan. Turuti perkataanku! "

Athanasia menaikkan kedua bahunya, menatap wajah marah Athanasius sebelum tertawa kencang sambil memegangi perutnya yang terlapisi gaun sederhana namun indah. Athi menatap pohon rindang di atasnya, Athanasius memandang pohon itu juga.

Athanasius berujar dengan pelan, wajahnya murung menatap hamparan rumput dan mengerakkan kakinya.

"Kau tahu ini sepertinya tidak berhasil."

Athi bertanya dengan tidak mengerti. "Kenapa?"

Athanasius melanjutkan dengan wajah muram."Claude membenciku. Padahal aku hanya ingin memperbaiki hubunganku dengannya, sepertinya aku hanya harus menerima nasibku."

Athi menatapnya sendu, tentu saja jika Claude masih membencinya Athanasius akan mati dibunuh di masa depan.

"Aku akan mem--"

Athanasius menggeleng, menatap buah apel di pohon rindang yang tergantung indah di pohon. Matanya sayu, ada sedikit ketakutan dan harapan disana.

"Ini salahku. Aku seharusnya lebih awal untuk memperbaiki hubungannya. Kau tahu mengapa?"

Athi menggeleng, mereka belum pernah membahas ini sebelumnya.

"Aku menyayangi adikku, kita sama-sama terperangkap dalam jeratan istana. Kau tahu mengapa aku tidak pernah mengunjunginya, mengajaknya pergi ke pesta atau mengundangnya ke pesta ulang tahunku? "

Athi menggeleng. Namun alis gadis itu terangkat, dia tidak tahu arah pembicaraan ini dan Athanasius bernar-benar mengatakan seperti halnya dia telah menjadi Athanasius yang asli. Itu membuat Athanasia benar-benar tidak mengerti apa yang di katakan oleh Athanasius.

Athanasius menghela nafas lelah,"Itu untuk melindunginya, jika ada rumor Putra Mahkota menyayangi adiknya maka musuh-musuhku akan menyerang Claude--"

"Dan dia sama sekali tidak memiliki pelindung yang layak.Aku menyayanginya sangat.Tapi dia sepertinya tidak menyayangiku." lanjut Athanasius menatap wajah bingung Athi dengan raut sedih dan serius.

Detik berikutnya, Athanasius mengedipkan mata kanan miliknya dua kali. Melihatnya Athi memandangnya datar, ternyata Athanasius berkata seperti itu demi rencana, untung saja dia tidak terhanyut dengan akting Athanasius. Tapi kalau dia saja tidak terhanyut bagaimana dengan Claude?

Athi mengernyit, dia baru saja menyadari Claude telah pergi lama dan belum kembali.

kalau begitu dimana Claude?

Athanasiys mengambil nafas lagi seperti orang yang telah kehilangan harapan sebelum bangkit berdiri.

"Terimakasih Athi atas bantuanmu."

Athanasia : Story Of Princess [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang