-13-

3.1K 260 18
                                    

"Tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tidak. "

Athanasius bangkit dari ranjangnya, dia kini duduk dengan tegak. Tangan anak lelaki itu menghapus air mata di wajahnya, iris biru keristalnya tiba-tiba bersinar.

Athanasius tidak akan hancur hanya dengan satu pukulan, di dunia sebelumnya. Dia adalah Park Yoon Si, keturunan elite Korea Selatan yang dibesarkan dengan keras, penuh rencana dan keuntungan.

Athanasius mengepalkan tangan, dia menatap sekeliling ruangan dan menyadari bahwa semua ruangan Istana Utama dan Pangeran pertama kedap suara menggunakan sihir. Kedua ujung bibir Athanasius naik sedikit deki sedikit.

Pangeran pertama Obelia itu tertawa, wajahnya menakutkan dan iris biru keristalnya menggelap. Dia sudah menjadi robot yang dikendalikan oleh keluarganya di masa lalu, dia tidak akan menjadi bidak catur yang menerima perintah dari Raja dan Ratu.

Dia adalah Raja.

Athanasius memang menyukai Athanasia, dia menyukai gadis yang memandangnya dengan tulus yang tidak pernah ada di masa lalunya. Gadis itu memang menjadi mentari baginya, sangat bersinar dan membahagiakan di kehidupan ini.

Tapi maaf, ambisi Athanasius untuk menjadi yang terkuat, menjadi Raja adalah semestanya.

Jangan salahkan Athanasius, dia telah berencana untuk meminta tolong Athanasia dengan adil, dia juga berencana tapi untuk bersekutu dengan Athanasia demi Claude De Alger Obelia agar tidak membunuhnya di masa depan.

Tapi Athanasius tidak menyukai kekalahan.

Dia lahir dari sebuah keluarga elit Korea Selatan, dibimbing untuk menjadi penerus keluarga sejak kecil. Athanasius membenci kekalahan, dia akan melakukan apa saja demi menjadi pemenang akhir.

Bahkan jika itu mengkhianati gadis yang ia sukai Athanasia, atau membunuh Claude De Alger Obelia dengan tangannya sendiri.

• • •

[Pagi hari, Istana Athanasius]

Para pelayan berpandangan, mereka menaruh kedua cangkir teh di atas meja ruangan kamar Athanasius, salah satu dari mereka menaruh teko dengan tampak luar yang luar biasa. Kedua pelayan itu pamit undur diri, mereka adalah pelayan utama Athanasius dan tidak sama sekali menerima apapun tentang orang yang akan di undang oleh Sang Pangeran.

Pintu tertutup tanpa suara, Athanasius menyenderkan tubuh di kursi empuk yang nyaman. Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, dia terkekeh pelan dan menggaruk rambut pirangnya.

"Nona Penyihir, anda tidak mau keluar? Aku sudah menyiapkan teh loh.. Jahat sekali, padahal aku adalah Panger--"

Angin berdesir pelan di dekat kursi di sebrang meja Athanasius, memunculkan seorang wanita dengan jubah hitam dan lambang mawar merah yang mempesona.

Athanasia : Story Of Princess [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang