-6-

4.9K 369 15
                                    

"Sudah kubilang untuk menjaganya bukan?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah kubilang untuk menjaganya bukan?!"

Lucas bertanya dengan nada serentak yang tajam, menatap pria yang fisiknya seumuran dengan dirinya dengan aura gelap khas penyihir di taman belakang Istana Ruby.

Iris semerah darah, dan iris emas berkilaukan bertubrukan di bawah gemerlap langit malam diatas rerumputan taman Istana yang lenggang, kecuali dengan dua remaja lelaki yang sedang bertengkar.

Izekiel menghela nafas kasar dan menatap sang penyihir dengan tatapan kesal. Duke muda itu berusaha untuk membuat senyuman palsu untuk Lucas yang sangat menyebalkan di depannya.

"Aku tidak bisa menjaganya seharian-" ucap Izekiel menatap Lucas tajam, nada perkataannya dingin dengan penuh kebencian.

Lucas menatap Izekiel dengan tak mengerti. Iris semerah darah itu berkilauan di tengah malam, menunjukkan rasa frustasi yang mengkhawatirkan.

"Tidakkah kau bisa kembali?!" teriak Izekiel dengan frustasi.

"Kau meminta maaf pada Athanasia dia memaafkanmu, masalah selesai." ucap Izekiel datar dan dingin, remaja itu menatap Lucas kesal dan penuh kemarahan.

"Masalah internal pengalihan kekuasaan duke padaku belum selesai." lanjutnya dengan nada tak suka.

Penyihir itu tidak mengerti betapa banyak orang meragukan dirinya sebagai penerus Duke baru hanya karena Ayahnya dan sepupu angkatnya adalah seorang pelaku kejahatan yang dikenal di seluruh pelosok kerajaan Obelia.

Penyihir murahan itu tak akan pernah mengerti, pikir Izekiel.

Lucas menghela nafas kasar, pikirannya menerawang saat Athnastasia menatapnya dengan kebencian yang di tahan dan penuh air mata.

Lucas, mengapa kamu memihak Jennette?

Lucas memejamkan mata sejenak. Ucapan Athanasia penuh pengharapan, kecewa dan tangis di iris biru keristalnya yang indah kembali memasuki memorinya.

"Tidak bisa." ucap Lucas sembari memalingkan wajah, penyihir itu memasang raut wajah rumit.

"Athanasia yang sekarang---"

Lucas berbalik menatap Izekiel dengan pasrah.

"Bukan malaikat lagi." lanjut penyihir itu, dengan nada rendah dan kepalan tangan.

Izekiel merasakan tenggorokannya sendiri kering, dia tahu hal itu. Bahwa gadis yang dengan tulus tersenyum padanya kini tidak menjadi malaikat lagi, tapi hatinya telah jatuh cinta padanya setelah sekian lama.

"Itu berarti kau menyerah." ucap Izekiel dengan penekanan, iris emasnya berkilau penuh kemenangan dan kesombongan.

Lucas masih memalingkan wajah, Izekiel tidak bisa melihat raut wajah apa yang di pasang oleh sang penyihir rendahan. Sedetik berlalu, Lucas menghilang di atas rerumputan menyisakan Izekiel yang berdiri sendirian, menatap kepergian Lucas di tempat terakhir dia berada.

Athanasia : Story Of Princess [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang